nusabali

Dipicu Rokok, Pecalang Dikeroyok Saat Tugas

  • www.nusabali.com-dipicu-rokok-pecalang-dikeroyok-saat-tugas

Seorang pecalang di Banjar Mertayasa, Desa Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, Agus Susila, 43, menjadi korban aksi pengeroyokan menggunakan senjata tajam saat bertugas amankan perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1939, Selasa (28/3) dinihari. 

DENPASAR, NusaBali
Akibat insiden berdarah yang dipicu masalah rokok ini, sang pecalang harus dilarikan ke RS Sanglah dalam kondisi terluka parah.

Aksi pengeroyokan terhadap pecalang Agus Susila bermula ketika salah satu dari empat pelaku mendatangi posko pengamanan Nyepi di Banjar Mertayasa, Desa Pemecutan Kaja, yang dijaga korban bersama tiga rekannya. Kala itu, Selasa dinihari sekitar pukul 03.00 Wita, pelaku yang tak diketahui identitasnya ini datang sendirian ke posko. Begitu datang, pelaku langsung masuk dan mengambil sebatang rokok milik korban yang disimpan rekannya, Komang Unyil. 

Karena dianggap tidak sopan atas ulahnya, pelaku kemudian diadukan Komang Unyil ke korban Agus Susila. Saat itu pula, pelaku langsung ditegur oleh korban. Tapi, pelaku justru balik menantang korban yang notabene seorang pecalang. Keributan pun tidak terhindarkan. 

Karena kalah jumlah, pelaku kemudian kabur dari posko. Namun, berselang beberapa menit kemudan, pelaku kembali datang bersama tiga rekannya. Tanpa ba bi bu, keempat pelaku langsung menganiaya korban Agus Susila seraya menusuknya dengan senjata piasu. Akibatnya, korban bersimbah darah dengan tiga luka tusukan, hingga harus dilarikan ke RS Sanglah untuk mendapatkan penanganan medis. Pecanang korban pengeroyokan ini terluka tusuk di lengan kanan, lengan kiri, dan punggung.

Kapolresta Denpasar, Kombes Hadi Purnomo, menyatakan kasus penusukan terhadap pecalang yang bertugas mengamankan perayaan Nyepi ini sudah ditangani Polsek Denpasar Barat. “Kasus ini masih dalam penyelidikan. Karena masih suasana Nyepi, anggota akan mendalami lagi dengan mengumpulkan keterangam saksi-saksi. Anggota juga memburu para pelaku,” jelas Kombes Hadi saat dikonfirmasi, Rabu (29/3).

Sedangkan Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat, Iptu Aan Saputra RA, menyatakan kasus penusukan pecalang ini dilatarbelakangi masalah sebatang rokok. “Kalau untuk dugaan dendam atau motif lainnya, belum kita pastikan. Kita masih memburu pelaku yang diduga berjumlah empat orang,” kata Iptu Aan.

Namun, informasi yang berhasil dihimpun NusaBali di lapangan menyebutkan, pelaku penusukan pecalang sudah ditangkap polisi di wilayah Denpasar Batat. “Sudah ditangkap petugas pelakunya. Ada satu orang yang diringkus,” ujar sumber di Polresta Denpasar.

Sementara itu, korban Agus Susila hingga Rabu kemarin masih menjalani perawatan intensif di Ruang ICU RS Sanglah. Pecalang dari Banjar Mertayasa, Desa Pemecutan Kaja ini ditunggui sejumlah kerabatnya.
Menurut istri korban, Wartini, suaminya menderita luka tusuk di bagian pinggang kiri, serta luka sabetan cukup parah di lengan kanan, lengan kiri, dan bahu kanan. Namun, luka sabetan di bahu kanan adalah yang paling parah, karena tembus hingga urat. Bukan hanya itu, korban juga luka-luka lecet di kaki.

Wartini menyebutkan, suaminya sudah menjalani tindakan operasi di RS Sanglah, Rabu kemarin. Proses operasi berlangsung selama 7 jam sejak pagi sekitar pukul 07.00 Wita hingga siang pukul 14.00 Wita. "Saat ini, suami saya masih diobservasi usai menjalani operasi. Kondisinya sudah membaik, suami saya juga sudah bisa diajak bicara," ujar Wartini saat ditemui NusaBali di depan Ruang ICU RS Sanglah, Rabu sore.

Menurut Wartini, luka-luka pada tubuh suaminya telah mendapatkan penanganan medis. Untuk luka sabetan di bahu kiri, mendapatkan beberapa jaritan. Sedangkan untuk luka parah di bahu kanan harus mendapatkan tindakan intensif, demiukian pula luka tusuk di bagian pinggang.

Terkait peristiwa berdarah yang menimpa suaminya, Wartini mengaku tidak mengetahui secara pasti. Dia baru dapat informasi suaminya menjadi korban penusukan setalah dibawa ke rumah sakit. “Kejadian pastinya saya tidak tahu. Saya saja baru hari ini (kemarin) ke rumah sakit, karena masih shock," jelas Wartini.

Wartini mengaku tidak memiliki firasat apa pun sebelum kejadian penusukan. Hanya saja sang anak, Yanti Nanda, sempat terjaga dari tidurnya, Selasa dinihari sekitar pukul 04.00 Wita. "Tiba-tiba saja anak kami terbangun, mungkin sudah merasa ada hal yang aneh," katanya.

Wartini berharap pelaku penganiayaan terhadap suaminya segera tertangkap. Pihak keluarga sudah menyerahkan penanganan kasus ini kepada pihak yang berwajib. "Saat ini kami hanya berharap suami saya lekas sembuh dan kembali berkumpul bersama keluarganya di rumah. Kami berharap pelakunya segera ditangkap polisi," harap Wartini. 

Komentar