nusabali

Umat Hindu Melasti di Tanjung Pas

  • www.nusabali.com-umat-hindu-melasti-di-tanjung-pas

Menjelang hari raya Nyepi tahun baru saka 1939 yang jatuh pada Selasa (28/3), umat Hindu melaksanakan upacara Melasti.

TANGERANG, Banten

Untuk provinsi Banten, berlangsung di pantai Tanjung Pasir, Tangerang pada Minggu (26/3). Ribuan umat Hindu Banten pun menghadiri upacara tersebut.
 
"Ribuan umat Hindu se Banten melaksanakan upacara Melasti di pantai Tanjung Pasir dipimpin oleh Ida Pedanda Nabe Putra Sideman dari Ciledug," ujar Koordinator Bidang Publikasi dan Dokumentasi Perayaan Hari Raya Nyepi Provinsi Banten Ida Bagus Alit Wiratmaja kepada NusaBali, Minggu (26/3). Ribuan umat Hindu, kata Alit, berasal dari enam banjar yang berada di provinsi Banten.

Yakni banjar Tangerang, banjar Ciledug, banjar Tangsel, banjar Mertasari-Rempoa, banjar Tiga Raksa dan banjar Serang. Agenda utama upacara Melasti adalah persembahyangan untuk memohon pembersihan diri individu manusia dan alam lingkungan dari segala kekotoran serta persembahan sejenis sedekah laut.
 
Berdasarkan lontar Sundarigama, kata Alit, upacara Melasti adalah menghanyutkan kekotoran alam menggunakan air kehidupan yang diambil dari tengah laut. Laut sebagai simbol tirta amertha. Melasti juga dapat diartikan melaksanakan ritual untuk melenyapkan kekotoran diri individu atau manusia masing-masing dan alam beserta isinya.
 
Upacara Melasti berjalan hikmat. Dalam upacara tersebut, mereka melarung (pekelem sesaji) antara lain bebek hitam dengan menggunakan dua perahu. Upacara Melasti di provinsi Banten setiap tahun dilakukan secara bergantian baik di pantai Tanjung Pasir atau pantai Salira demi mengembangkan pariwisata di pantai tersebut.
 
"Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah provinsi Banten. Selain itu, lokasi dua pantai mudah dijangkau oleh umat. Plus nyaman sehingga kami memilih tempat tersebut untuk upacara Melasti," kata Alit Wiratmaja.
 
Setelah melakukan upacara Melasti, umat Hindu provinsi Banten tinggal melaksanakan upacara Tawur Agung pada Senin (27/3) di areal pura Eka Wira Ananta, Serang.
 
Pada hari itu, ada pawai ogoh-ogoh. Ke enam banjar turut berpartisipasi dalam pawai. Bahkan banjar Tangsel tidak hanya membawa ogoh-ogoh. Mereka menggotong Gunungan pula yang berisikan hasil bumi.  *k22

Komentar