nusabali

Ketua MDA Bali Laporkan GPS ke Polda

  • www.nusabali.com-ketua-mda-bali-laporkan-gps-ke-polda

Sekaligus sudah menjadi fakta status saya itu memang benar. Kalau yang lapor namanya Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet baru status saya salah. Semoga ke depan terus pakai nama aslinya," Gede Pasek Suardika.

DENPASAR, NusaBali
Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet melaporkan akun media sosial atas nama Gede Pasek Suardika (GPS) dan Gede Suardana ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Bali, Jalan WR Supratman Nomor 7 Denpasar, Jumat (24/6) sore pukul 16.00 Wita. Dalam laporan itu Ketua MDA Bali menggunakan nama aslinya, yakni I Dewa Gede Ngurah Swastha.

Adapun dua akun media sosial itu dilaporkan atas dugaan tindak pidana penghinaan melalui media sosial. IDGN Swasta mendatangi SPKT Polda Bali didampingi tim penasihat hukumnya yang dikomandoi Brigjen Pol Purn I Gede Alit Widana. Laporan dalam bentuk pengaduan masyarakat itu diterima petugas dengan nomor registrasi Dumas/508/VI/2022/SPKT/POLDA BALI.

Seusai membuat laporan, Alit Widana mengatakan laporan dugaan penghinaan itu buntut dari pidato sambutan dari Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet saat menghadiri paruman pembentukan formatur Sabha Pemangku di Pura Ulun Danu Batur, Kintamani, Bangli, pada 5 Juni 2022.

Inti sambutan dalam acara itu adalah menyampaikan informasi untuk kepentingan umum dalam rangka melindungi Hindu dresta Bali. Penyampaian itu juga merupakan kebijakan MDA Bali dalam rangka mencegah berkembangnya ideologi transnasional asing. Tidak ada menyebut nama orang selain menyebut sampradaya asing.

"Tidak ada menyebutkan nama pak Suardana dan Gede Pasek sebagai objek hukum. Justeru mereka memberikan tanggapan memelintir pernyataan dari Ida Penglingsir. Dibilang akan melakukan sweeping dan mengusir orang Bali. Tidak ada pernyataan itu," tegas pengacara yang pernah menjabat sebagai Wakapolda Bali ini kepada wartawan.

Alit Widana menjelaskan, pernyataan dari Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet mengajak umat untuk mengecek orang-orang yang terpengaruh oleh sampradaya asing apabila pergi sembahyang ke pura harus ditanya. Karena apa? Orang-orang penganut sampradaya asing itu teologinya beda, ketuhanannya beda, dan cara sembahyang juga beda dengan Hindu dresta Bali.

"Tujuan Ida dalam sambutan itu adalah untuk memberikan pencerahan kepada umat. Malah pernyataan itu dipelintir. Pada akun Medsos Gede Pasek Suardika dibilang, telah lahir seperti provokator yang gayanya seperti preman di Jakarta yang telah dibui yang telah mendapat penghasilan," bebernya.

Sementara akun Medsos Gede Suardana selalu koordinator Aliansi Bhineka Hindu Nusantara mengeluarkan surat pernyataan sikap. "Jangan sampai pura kita jadi tempat sembahyang yang bukan-bukan. Kan sudah pernah kecolongan. Ada orang selesai sembahyang di pura kita menari-nari," tuturnya.

Untuk memperkuat laporan dugaan penghinaan itu, Alit Widana bersama timnya membawa beberapa bukti, yakni screenshot postingan akun Gede Suardana dan Gede Pasek Suardika serta rekaman lengkap pidato dari Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet. Selain itu menghadirkan beberapa saksi yang hadir langsung dalam acara paruman di Pura Ulun Danu Batur, Kintamani, Bangli, pada 5 Juni 2022.

Diketahui, akun medsos atas nama Gede Pasek Suardika alias GPS ternyata merupakan milik Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara. Saat dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp, GPS tidak tegas mengatakan akun yang dilaporkan itu adalah akunnya. Namun, dari jawabannya mengisyaratkan akun tersebut adalah akunnya.

GPS menanggapi santai laporan tersebut. Bahkan dirinya merasa senang ketika Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menggunakan nama I Dewa Gede Ngurah Swastha dalam laporan polisi tersebut. Tak hanya itu, GPS juga berencana membuat laporan balik.

"Saya akan laporkan balik manusia dengan nama tidak jelas tersebut. Lebih banyak catatan pidana yang saya temukan dan merugikan masyarakat Bali telah dilakukannya. Berita dan analisa pernyataan yang bersangkutan telah jelas dimuat berbagai media. Bukan saya saja," tegas Gede Pasek.

Melalui laporan polisi menggunakan nama asli itu paling tidak bisa menyadarkan yang bersangkutan untuk berhenti pakai nama gelar pribadi dalam urusan publik. "Sekaligus sudah menjadi fakta status saya itu memang benar. Kalau yang lapor namanya Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet baru status saya salah. Semoga ke depan terus pakai nama aslinya," ungkap GPS.

Pidato sambutan dari Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet ternyata menimbulkan rekasi di masyarakat. Situasi makin tak kondusif akibat tanggapan beragam di Medsos. Bahkan I Ketut Widya dan I Made Bandem Dananjaya membuat laporan pengaduan masyarkat juga di SPKT Polda Bali, Rabu (22/6). Laporan dengan nomor registrasi Dumas/503/VI/2022/SPKT/POLDA BALI, melaporkan dugaan penghasutan dan kebencian. *pol

Komentar