nusabali

Tiket Pesawat Mahal, Wisman Seret ke Bali

  • www.nusabali.com-tiket-pesawat-mahal-wisman-seret-ke-bali

Pelaku pariwisata khawatir, wisman beralin ke negara-negara pesaing Bali.

DENPASAR,NusaBali

Kenaikan harga tiket pesawat memicu rasa waswas pelaku pariwisata Bali. Mereka khawatir hal itu berdampak terhadap kunjungan wisatawan, baik wisatawan domestic (wisdom) maupun manca negara  ke Bali. Diperkirakan kunjungan wisatawan tidak maksimal, walaupun Juli-Agustus merupakan salah satu musim puncak liburan.

"Ya, kemungkinan  berdampak, " ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pramuwisata Indonesia (DPD HPI) I Nyoman Nuarta SH, Rabu(22/6).

Dia mencontohkan wisman asal Jepang dan Korea. Dikatakan Nuarta, wisman dari kedua negara itu masih seret datang ke Bali, walaupun Bali sudah buka untuk penerbangan dari kedua negara. Ditambah dengan kenaikan harga tiket pesawat dia perkirakan akan mengurangi antusias wisman Jepang yang datang.

Nuarta mengaku kemungkinan itu berdasarkan informasi dan komunikasi  dengan kolega dan partner bisnis di Jepang. Karenanya wisman dari negeri matahari terbit diprediksi belum akan bisa banyak berkunjung ke Bali, sekalipun Juli-Agustus merupakan puncak liburan. Apalagi memang pesawat juga terbatas.

"Mudah-mudahan sebaliknya, mereka tetap ke Bali. Karena bagaimanapun Bali merupakan destinasi terfavorit , " ucap tokoh pariwisata asal Singaraja, Buleleng.

Minimnya wisman Jepang dan Korea menjadikan pramuwisata dari divisi Bahasa Jepang dan Korea otomatis membuat sebagian besar belum terserap atau belum bekerja meng-guiding.

"Yang baru terserap  sekitar 5 persen, " kata Nuarta.

Jumlah guide berbahasa Jepang dan Korea cukup banyak, yakni 900  guide berbahasa Jepang dan 600 guide berbahasa Korea.

Nyoman Nuarta mengapresiasi usaha dan upaya pemerintah untuk membangkitkan pariwisata Bali pasca pandemi Covid-19.

"HPI Bali tentu sangat menghargai kerja keras Pemerintah. Namun rupanya perlu upaya lebih keras lagi, khususnya terkait harga tiket pesawat ini, " ucap Nuarta.

Dia khawatir wisman, lebih banyak beralih berwisata ke negara-negara atau kota lain di dunia yang menjadi pesaing Bali. Antara lain Thailand, Philipina, Malaysia dan yang lainnya.

Terpisah Ismoyo S Soemarlan, Penasehat PHRI Badung juga mengiyakan kenaikkan tiket pesawat  diprediksi  berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Bali. "Atau paling tidak akan menunda, " ucap pria pemilik Uma Sapna Villa di kawasan Seminyak, Kuta, Badung.

Hal itu karena budget menggunakan pesawat terbang yang meningkat. "Misalnya kalau ke Semarang Rp 600 ribu, sekarang jadi Rp 2 juta, " ujarnya mencontohkan.

Menurut Ismoyo S Soemarlan, hal ini adalah dampak ikutan dari konflik Rusia-Ukraina. Walau demikian, kata Ismoyo, untuk saat ini tingkat hunian hotel masih positif. "Kalau di kami masih di kisaran 80 persen, " jelasnya.

Sebagian besar wisman Australia. "Karena pasar kami memang dominan pasar Australia, " kata Ismoyo S Soemarlan.

Data dari  Dinas Pariwisata Bali, kunjungan wisatawan manca negara dari Januari-April 2022 tercatat 74.268. Sementara dalam 4 tahun terakhir jumlah kunjungan wisman terbanyak pada 2019 yakni 6.275.210. Tahun 2018 sebanyak 6.070.473. Tahun 2020 karena pandemi anjlok jadi 1.069.473. Dan tahun 2021 lalu hanya 51 wisman.

Kunjungan wisdom juga terbanyak pada tahun 2019 mencapai 10.545.039. Tahun 2018 sebanyak 9.757.991.Tahun 2020 sebanyak 4.596.157 dan tahun 2021 sebanyak 4.301.592. Sedangkan kunjungan wisdom pada 2022 sebanyak 2.926.295 sampai dengan Mei. *k17

Komentar