nusabali

Tekan Kasus Rabies, Pemkab Jembrana Gandeng AIHSP

  • www.nusabali.com-tekan-kasus-rabies-pemkab-jembrana-gandeng-aihsp

NEGARA, NusaBali
Pemkab Jembrana menjalin kerjasama dengan Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) untuk penanggulangan kasus rabies yang belakangan mengganas di Gumi Makepung.

Kerjasama itu tercetus dalam pertemuan Bupati Jembrana I Nengah Tamba dengan jajaran AIHSP di Hotel Novotel Bali Ngurah Rai Airport, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Rabu (22/6).  Deputi Team Leader AIHSP Isradi Alireja menyampaikan, AIHSP merupakan kemitraan Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia untuk menguatkan sistem ketahanan kesehatan. “Jadi kami menggunakan pendekatan integrasi antara kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan, khususnya satwa liar. Ini menyangkut banyaknya penyakit zoonosis, penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia yang bisa menyebabkan pandemi. Contohnya seperti Covid-19 yang kita alami saat ini,” ujarnya.

Terkait dipilihnya Jembrana menjadi mitra program AIHSP, Isradi mengungkapkan, ada beberapa peninjauan yang dilakukan, termasuk mempertimbangkan tingginya kasus rabies di Jembrana. “Jadi ada beberapa pertimbangan. Beberapa indikatornya, menggunakan indikator pembangunan manusia dan analisis epidemiologis atas penyakit-penyakit yang mungkin muncul. Seperti sekarang di Jembrana sedang menghadapi rabies,” ucapnya.

Bupati Tamba menyambut baik kerjasama dengan AIHSP. Menurutnya, dengan kerjasama ini akan mempercepat penanganan rabies di Jembrana. “Saya berterima kasih kepada tim AIHSP yang nantinya bisa membantu kami Kabupaten Jembrana. Yang efektif ingin saya lakukan adalah gerakan sosialisasi. Ada kecenderungan masyarakat ketika digigit anjing mereka menganggap aman-aman saja. Menganggap anjing tersebut tidak mengidap rabies atau penyakit lainnya,” ujarnya.

Bupati Tamba menambahkan, sosialisasi terhadap bahaya rabies harus dilaksanakan dari tingkat terbawah. Begitu juga perlu adanya sosialisasi melalui media sosial. “Untuk gerakan sosialisasi ini saya akan mengundang juru arah dari tingkat yang paling terbawah, kelian adat dan kelian dinas serta kepala desa dan bendesa adat termasuk para camat. Ada konten video ciri-ciri dan bahaya dari hewan yang terjangkit rabies yang akan kita launching di media sosial agar bisa dikenali oleh masyarakat,” ujar Bupati asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara ini.

Penyakit rabies, kata Bupati Tamba, merupakan jenis penyakit yang tidak secara langsung menampakkan gejalanya. Untuk itu penting untuk menggencarkan sosialisasi di masyarakat. “Ini klasifikasi penyakit yang sifatnya saat langsung digigit tidak seketika itu meninggal. Ada masa inkubasi, bisa satu sampai tiga bulan. Ini hal-hal yang perlu kita cermati. Khusus untuk penyakit-penyakit yang seperti ini (rabies) harus terus dimonitor. Menjadi catatan, khususnya untuk terus dikunjungi dan dipantau. Ini terobosan-terobosan yang kita lakukan di Kabupaten Jembrana,” ujar Bupati Tamba. *ode

Komentar