nusabali

Tekan Jumlah Pengguna Narkoba, Kepala BNNP Bali Dapat Reward

  • www.nusabali.com-tekan-jumlah-pengguna-narkoba-kepala-bnnp-bali-dapat-reward

DENPASAR, NusaBali
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali berhasil menekan prevalensi penyalahguna narkoba.

Sebelumnya, hasil suvei dari Pusat Penelitian Data dan Informasi prevalensi pengguna narkoba di Bali 15.000. Kini berhasil ditekan, utamanya para pengguna baru. Keberhasilan BNNP Bali ini mendapat perhatian dari Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi).

Lemkapi mengganjar penghargaan kepada Kepala BNNP Bali Brigjen Pol Gde Sugianyar Dwi Putra. Penghargaan berupa piagam itu diserahkan langsung oleh Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Saputra Hasibuan di Kantor BNNP Bali, Jumat (10/6) pagi. Hasibuan mengatakan penghargaan itu tidak semata-mata diberikan begitu saja, tetapi melalui kajian dan pengamatan.

Penghargaan yang diberikan kepada Kepala BNNP Bali itu setelah dilakukan kajian dan pengamatan selam tiga bulan terakhir. Pengamatan itu baik melalui pemberitaan media massa juga sosialisasi yang dilakukan BNNP Bali melalui media sosial, serta pendekatan melalui tokoh masyarakat.

"Kami sangat mengapresiasi bapak kepala BNNP Bali dalam memberikan perlindungan terhadap masyarakat dari bahaya narkoba. Berbagai terobosan yang dilakukan sangat baik. Banyak apresiasi positif dari masyarakat terhadap langkah yang dilakukan BNNP Bali dalam menekan peredaran gelap narkoba di Bali," ungkap Hasibuan.

Melalui penghargaan yang diberikan kepada kepala BNNP Bali ini diharapkan dapat memacu kepala BNNP lain dalam memberikan perlindungan terhadap masyarakat. "Tekat dari Kepala BNN RI dalam memberantas peredaran gelap narkoba ini harus bisa diaktualisasikan oleh jajaran di bawahnya. Kami melihat kepala BNNP Bali bisa melakukannya," tandasnya.

Sementara Kepala BNNP Bali Brigjen Gde Sugianyar mengaku kaget dengan penghargaan yang diberikan oleh Lemkapi tersebut. Menurutnya, BNNP Bali di bawah kepemimpinannya melakukan tiga pendekatan sesuai dengan tagline Kepala BNN RI Komjen Pol Petrus Reinhard Golose. Tiga pendekatan itu yakni Soft Power Approach, Hard Power Approach dan Smart Power Approach.

Soft Power Approach menjadi perhatian dari Lemkapi, karena ini menyentuh kelompok komunitas anak muda, kearifan lokal yang ada, tokoh masyarakat, dan sebagainya.  Terobosan ini dilakukan bahwa menangani narkoba harus dilakukan dengan cara yang shoft baik dari sisi edukasi maupun kegiatan rehabilitasi.

Dikatakan, pada dasarnya orang yang kecanduan narkoba solusinya adalah rehabilitas, bukan dipenjara. Oleh karena itu BNNP Bali lebih awal melakukan pendekatan kepada generasi muda untuk meyakinkan mereka jangan ragu datang ke BNN kalau jadi pecandu atau korban penyalahguna narkoba untuk rehabilitasi. Rahasia dijamin tidak bocor, gratis, dan bebas menggunakan fasilitas layanan.

"Soft Power Approach diterapkan pada bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi dan pasca rehabilitasi. Hard power approach diterapkan pada bidang pemberantasan. Sementara smart power approach diterapkan pada penggunaan teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi P4GN," tandasnya.

Sementara Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP Bali, AKBP I Ketut Suandika mengungkapkan hasil suvei dari Pusat Penelitian Data dan Informasi bahwa pengguna narkotika di Bali terjadi penurunan banyak. "Menurunnya banyak, mudah mudahan tahun depan menurun lagi," harapnya.

Menurunnya prevelensi itu bukan dari hasil kerja BNN dan Polri saja tetapi hasil kerja masyarakat Bali yang mulai peduli menjaga diri sendiri dan membentuk ketahanan diri sehingga mampu menolak penyalahgunaan narkotika itu. Angka penurunan tersebut terjadi pada pengguna-pengguna baru yang tidak banyak bermunculan. "Jika yang dulu sampai 3 ribuan itu sudah mulai berkurang karena tidak ada pengguna baru. Angka angka yang lama itu mungkin sudah direhab, sudah pulih dia. Ada juga yang sudah dikuburan karena overdosis," pungkasnya. *pol

Komentar