nusabali

Jokowi Batal Buka PKB XLIV Besok

Pemprov Juga Gelar Bali World Culture Celebration (BWCC)

  • www.nusabali.com-jokowi-batal-buka-pkb-xliv-besok

Mendagri Tito Karnavian akan melakukan pemukulan Gong Beri khas Desa Adat Renon, Denpasar sebagai tanda pembukaan PKB XLIV tahun 2022.

DENPASAR, NusaBali
Pembukaan Pesta Kesenian Bali XLIV (44) tahun 2022 diagendakan akan dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada, Minggu (12/6) saat pawai kesenian (peed aya) di depan Museum Perjuangan Rakyat Bali (MPGR) Niti Mandala Denpasar. Namun Presiden Jokowi urung hadir dan diwakilkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang akan melakukan pemukulan Gong Beri sebagai tanda pembukaan PKB.  

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha, dalam konferensi pers persiapan PKB ke-44 di Kantor Disbud Bali Jalan Ir H Juanda Nomor 1 Niti Mandala Denpasar, Jumat (10/6).

"Saya langsung komunikasi dengan Kepala Sekretariat Presiden (Setpres), jadi beliau masih ada agenda yang dari segi nasional sifatnya lebih diutamakan, sehingga Pesta Kesenian Bali didelegasikan kepada Pak Mendagri," ujar Kadis Arya Sugiartha. Selain Mendagri Tito Karnavian yang akan membuka PKB, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno juga dijadwalkan hadir.

Arya Sugiartha mengungkapkan pada pembukaan PKB ke-44 oleh Mendagri akan ditandai dengan pemukulan gamelan gong khas Desa Adat Renon, Denpasar, yakni Gong Beri. "Pak Mendagri akan membuka dengan memukul gamelan Gong Beri, gong tanpa pencon itu saat dipukul suaranya byarr. Itu juga menggambarkan air, kalau air jatuh suaranya seperti itu," sebut birokrat asal Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan ini.

Dia menjelaskan PKB XLIV tahun 2022 mengambil tema besar 'Danu Kerthi: Huluning Amreta' yang dimaknai sebagai pemuliaan air sebagai sumber kehidupan. Pemilihan tema ini juga bertujuan untuk mengimplementasikan visi pembangunan Bali 2018-2023, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang diprogramkan oleh Pemerintah Provinsi Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster dan Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace).

Khusus untuk kegiatan peed aya, setiap peserta wajib menampilkan garapan tematik yang yang dikembangkan dari tema 'Danu Kerthi: Huluning Amreta'. Pelepasan dengan pemukulan Gong Beri, disambut dengan tabuh Gong Gede, serta Baleganjur persembahan Pemerintah Provinsi Bali sekaligus mengiringi maskot PKB 'Siwa Nataraja'.

Adapun 24 peserta pawai PKB yang akan berpartisipasi antara lain setelah dibuka dengan garapan pembuka dengan Tari Siwa Nataraja persembahan Pemerintah Provinsi Bali, dilanjutkan dengan Gamyuh Agung persembahan ISI Denpasar. Setelah itu, secara berturut-turut akan tampil Peed Aya duta Kabupaten/Kota se-Bali serta partisipan Peed Aya lainnya.

Setelah resmi dibuka, pada malam harinya para undangan akan menonton sajian seni di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Bali. Pada acara tersebut akan ditampilkan sajian Tari Baris Anak-Anak Bandana Manggala Yudha dan rekasadana (pergelaran) sendratari berjudul Catur Kumba Mahosadhi garapan ISI Denpasar berkolaborasi dengan Sanggar Usadhi Langu.

Kadisbud melanjutkan, gelaran Pesta Kesenian Bali yang akan berlangsung selama sebulan penuh, melibatkan 16.150 seniman dan 200 sanggar, sekaa, dan komunitas seni. Tidak hanya diisi seniman dari berbagai daerah di Bali, PKB untuk tahun ini juga diikuti partisipasi luar daerah yakni Daerah Istimewa Jogjakarta, Papua, Batak, Lombok Sasak, dan Betawi.

Sementara satu rangkaian dengan PKB XLIV, Pemprov Bali melalui Dinas Kebudayaan juga menggelar Perayaan Kebudayaan Dunia atau Bali World Culture Celebration (BWCC). Perayaan Kebudayaan Dunia yang digelar untuk kali pertama ini akan berlangsung pada 14-25 Juni 2022 secara luring di Taman Budaya Denpasar dan daring.

Kadisbud Bali, I Gede Arya Sugiartha mengungkapkan perhelatan BWCC ini merupakan apresiasi pada kebudayaan dunia yang bertujuan mewujudkan Bali sebagai Pusat Kebudayaan Dunia (Bali Padma Bhuana). Memaknai tema utama Pesta Kesenian Bali XLIV Tahun 2022 'Danu Kerthi Huluning Amreta' (Memuliakan Air Sumber Kehidupan), BWCC mengetengahkan tajuk Danu Kerthi: Resilience and Harmony (Kebertahanan dan Harmoni). Bertujuan memperkuat posisi strategis kesenian dan kebudayaan Bali yang turut mewarnai dan membangun nilai-nilai kesatuan, harmoni, dan perdamaian (unity, harmony, and peace) antarbangsa di dunia melalui pemanggungan dan presentasi beragam genre pertunjukan. Diharapkan pula dapat mendorong terbangunnya konektivitas dan ruang kolaborasi sesama seniman dan pegiat kreatif lintas negara.

"Kehadiran BWCC sebagai bagian agenda PKB seperti program seni lainnya, diharapkan dapat membuka jejaring (network) bagi pemanggungan dan presentasi kesenian Bali pada masa mendatang di berbagai negara. Dengan demikian, turut mendukung berkembangnya orange economy Bali, yakni pariwisata budaya berkualitas seiring peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik," ujar Mantan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini.

Sementara sebagai kurator pada BWCC ini adalah Prof Dr I Made Bandem MA, Franki Raden PhD, dan I Nyoman Windha SSKar MA. Kurator Prof Dr Made Bandem menyampaikan terdapat 20 sekaa/komunitas/penampil dari Bali/Indonesia serta mancanegara yang berpartisipasi dalam BWCC ini. Antara lain berasal dari Amerika, Belanda, Belgia, China, Jepang, Prancis, Spanyol dan Taiwan.

Akan tampil di penghujung acara BWCC ini, pertunjukan 'Bee Dance, kolaborasi koreografer Andhika Annisa (Indonesia) dan Kareth Schaffer (Jerman), pada 25 Juni 2022 di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya, Denpasar. Selain pergelaran, diadakan pula tiga seri Dialog Budaya dengan pembicara terpilih bereputasi  internasional, mengetengahkan tema 'Water as Source of Innovation and Creation of Performing Arts', Contemporary Balinese Gamelan', dan 'Balinese Gamelan on Global Stage'.

Beberapa narasumber yang akan berbagi pandangan dan pengalamannya seturut tiga tematik tersebut, di antaranya Prof Dr Made Mantle Hood (Taiwan), Prof Dr Wayan Rai S (Indonesia), Prof Dr Jody Diamond (USA), Prof Dr Wayan Dibia (Indonesia), Prof Dr Made Bandem (Indonesia), dan Wayan Gde Yudane (New Zealand).

Prof Dr Made Bandem mengungkapkan, hingga belakangan ini tercatat setidaknya ada 500 perangkat gamelan Bali di Amerika Serikat, serta lebih dari 100 lainnya tersebar di Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Jepang, Australia, berikut kawasan Asia Tenggara. “Berdasarkan sejumlah peristiwa penting yang menjadi tonggak dan catatan kehadiran gamelan Bali di panggung dunia, dapatlah dinyatakan bahwa warisan budaya adiluhung kita itu terbukti berkontribusi menegaskan posisi strategis Indonesia dalam dinamika kemajuan peradaban dunia,“ tutur Prof Bandem.

Menimbang tonggak-tonggak pencapaian Gamelan Nusantara, berikut sumbangsihnya dalam mewarnai dinamika peradaban dunia, UNESCO menetapkan Gamelan Nusantara sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda pada 15 Desember 2021 di Paris, Prancis. Seturut reputasinya itu, maka ditetapkan gamelan, khususnya gamelan Bali, sebagai ajang acuan kreativitas pertunjukan pada BWCC kali pertama ini. *cr78

Komentar