nusabali

Gantikan Tugas Anak, Redun Berpulang Jelang Pensiun

Peristiwa Maut di Pintu Air Jembatan Tukad Yeh Aya, Renon, Denpasar Selatan

  • www.nusabali.com-gantikan-tugas-anak-redun-berpulang-jelang-pensiun

Almarhum Wayan Redun merupakan staf Bidang Bina Marga di Dinas PUPR Kota Denpasar berstatus PNS yang sehari-hari bertugas sebagai sopir.

DENPASAR, NusaBali

Duka mendalam dirasakan oleh Ni Ketut Sumarni,60, dan keluarga setelah suaminya I Wayan Redun,60, tewas terseret arus di pintu air Jembatan Tukad Yeh Aya, Kelurahan Renon, Kecamatan Denpasar Selatan, Kamis (26/5) pukul 16.30 Wita. Redun yang jelang pensiun sebagai PNS di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Denpasar ini saat kejadian sebenarnya menggantikan tugas anaknya yang kebetulan sedang sakit.

Dikisahkan oleh Sumarni saat ditemui NusaBali di rumah duka di Jalan Tukad Balian Gang 90, Banjar Kelod, Kelurahan Renon, Kecamatan Denpasar Selatan, Jumat (27/5) sebenarnya pegawai yang menjaga pintu air itu adalah Gede Mertayasa yang tak lain adalah anak kandung dari Wayan Redun sendiri. Kebetulan pada hari itu, Gede Mertayasa sakit demam, sehingga tidak bisa bekerja.

Pada sore harinya terjadi hujan lebat mengguyur wilayah Kota Denpasar. Akibatnya debit air tinggi hingga meluap ke jalan raya. Air yang meluap itu dikeluhkan masyarakat sekitar hingga ada yang menelepon Gede Mertayasa yang sedang sakit untuk membuka pintu air.

Mertayasa lalu meminta bantuan kepada ayahnya (korban Wayan Redun) untuk menuju ke pintu air tersebut guna mengatur debit air. Demi melayani keluhan masyarakat dan membantu pekerjaan anaknya yang sedang sakit, Wayan Redun datang ke pintu air itu. Niatnya membuka pintu dam agar air tidak meluap dan merendam pemukiman warga.

"Bapak (Wayan Redun) sebenarnya sudah tahu cara buka tutup pintu air itu. Sudah sering diajak sama anak. Anak saya yang kerja, bapak yang foto untuk laporan. Kejadian kemarin (Kamis sore) tidak ada yang tahu persis. Kemungkinan bapak terpeleset dan jatuh hingga diseret banjir," ungkap Ketut Sumarni.

Dia mengisahkan sebelum kejadian, suami tercintanya itu sempat bercanda dengan cucu-cucunya. Pada saat hendak berangkat ke pintu air, Wayan Redun sempat berpesan kalau dirinya telah tiada (meninggal) anaknya Gede Mertayasa yang akan menggantikannya. Setelah ditemukan tak bernyawa di dekat TPS Mertasari, Desa Sidakarya, Denpasar Selatan jenazah Wayan Redun sempat dititip di kamar jenazah RSUP Sanglah, Denpasar. Kemarin pagi, jenazah dipulangkan untuk disemayamkan di rumah duka di Jalan Tukad Balian Gang 90, Banjar Kelod, Kelurahan Renon, Kecamatan Denpasar Selatan.

Setelah beberapa jam di rumah duka melaksanakan berbagai prosesi, jenazah lalu dikubur di Setra Desa Adat Renon, Jumat sore pukul 17.00 Wita. Jenazah tidak langsung diaben. "Belum bisa diaben. Kita menunggu ngaben massal," ungkap Ketut Sumarni. Berpulangnya Redun tak hanya meninggalkan kesedihan bagi keluarganya, tetapi juga kerabat dan kenalannya di tempat kerja. Bahkan Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa datang langsung ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa.

Pada gang menuju rumah duka berjejer karangan bunga yang isinya ucapan belasungkawa atas meninggalnya Wayan Redun. Terpisah Kepala Dinas PUPR Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Bagus Airawata saat dihubungi, Jumat kemarin mengungkapkan almarhum Wayan Redun merupakan staf Bidang Bina Marga di Dinas PUPR Kota Denpasar. Bahkan, Wayan Redun dikatakan akan pensiun pada bulan Desember 2022 mendatang setelah mengabdikan diri puluhan tahun.

Agung Airawata mengatakan saat kejadian Wayan Redun menggantikan anaknya yang merupakan penjaga pintu air yang saat itu dalam kondisi tidak enak badan. "Iya memang itu staf kami, beliau sebagai sopir di Bina Marga. Beliau sudah mengabdi puluhan tahun dan diangkat sebagai PNS. Beliau akan pensiun Desember 2022 mendatang," jelasnya.

Agung Airawata mengatakan, pihak keluarga mengatakan kejadian itu memang sudah jalannya. Sebab, saat Wayan Redun menggantikan anaknya diduga dia terpeleset lalu terseret arus air. Setiap hujan deras, pintu-pintu air di Kota Denpasar memang harus dibuka mengantisipasi terjadinya luapan air.

Menurut dia, kendati bukan merupakan bagian dari penjaga pintu air, Wayan Redun memang sudah terbiasa mengambil pekerjaan apapun di kantor. Sehingga inisiatifnya untuk membantu anaknya sudah biasa almarhum lakukan. Anak Wayan Redun juga merupakan staf Dinas PUPR yang bertugas sebagai penjaga pintu air di kawasan Dam Tukad Yeh Aya, Kelurahan Renon, Kecamatan Denpasar Selatan. Apalagi menurut dia, Wayan Redun merupakan warga asli Renon, sehingga dianggap tahu wilayah.

Dengan kejadian tersebut, Dinas PUPR akan memperhatikan keluarga Wayan Redun. Apalagi almarhum merupakan pensiunan dari Dinas PUPR. "Pasti kami akan beri perhatian keluarganya. Tadi saya, Bapak Wakil Walikota, Bapak Sekda melayat juga sama-sama di sana dan menyampaikan bela sungkawa," imbuhnya.

Jumlah pintu air yang ada di Kota Denpasar sebanyak 21 dengan tenaga penjaga sebanyak 48 orang. Dari 48 pegawai itu, 16 orang berstatus PNS dan 32 orang tenaga kontrak. Seperti diberitakan sebelumnya, penjaga pintu air di Dam Tukad Yeh Aya, Kelurahan Renon, Kecamatan Denpasar Selatan, I Wayan Redun,60, hilang terseret banjir. Redun terseret banjir saat berusaha membuka pintu dam, karena air meluap ke pemukiman warga sekitar.

Setelah dilakukan pencarian selama 4 jam lebih sejak pukul 15.30 Wita korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa pukul 19.20 Wita.

Korban ditemukan mengambang dalam posisi tertelungkup di dekat TPS Mertasari, Desa Sidakarya, Denpasar Selatan atau sekitar 2 kilometer dan lokasi awal ke arah selatan. Setelah ditemukan, jenazah korban dievakuasi ke RSUP Sanglah, Denpasar menggunakan mobil ambulance BPBD Kota Denpasar. Pencarian terhadap pekak (kakek) 60 tahun ini dilakukan tim gabungan, terdiri atas tim SAR bersama aparat Polsek Denpasar Selatan dengan dibantu masyarakat sekitar. *pol, mis

Komentar