nusabali

17 TPS3R di Badung Direvitalisasi

  • www.nusabali.com-17-tps3r-di-badung-direvitalisasi

MANGUPURA, NusaBali
Untuk mengatasi permasalahan sampah, Tempat Pengelolaan Sampah dengan sistem Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) kini digalakkan di berbagai daerah di Bali, termasuk di Badung.

Bahkan beberapa TPS3R di Badung yang sempat mati suri kini direvitalisasi kembali. Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung, AA Gede Agung Dalem, saat ini ada 17 TPS3R yang direvitalisasi di Gumi Keris. Menurut pria yang akrab disapa Gung Dalem ini revitalisasi TPS3R tersebut bertujuan agar pengelolaan sampah bisa dimaksimalkan.

“Ada 17 TPS3R yang kita revitalisasi, antara lain ada di Mengwi, Mekar Buana, Bongkasa Pertiwi, Tanjung Benoa, Petang, dan lainnya. Kami bantu alat dan cara pengoperasiannya. Pemberian alat sudah dilakukan oleh Dinas PUPR Badung pada Desember 2021 lalu,” katanya, Kamis (26/5).

Namun, lanjut Gung Dalem, proses revitalisasi tersebut ada beberapa TPS yang belum jalan lantaran terkendala penyetingan alat, listrik, dan anggaran. “Pengeoperasioan TPS3R ini perlu tenaga dan pembayaran tenaga, itu yang masih menjadi kendala. Dari TPS3R yang sudah direvitalisasi ada 10 yang sudah jalan dan ada yang masih berproses,” katanya. Hingga saat ini, Badung telah memiliki 21 TPS3R yang sudah beroperasi dan ada 2 TPST yang sudah jalan.

Sebelumnya Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, dalam deklarasi Pilkel serentak beberapa waktu lalu, meminta siapapun yang terpilih dalam perhelatan pemilihan perbekel (pilkel) serentak pada 22 Mei 2022, wajib untuk menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa mengikuti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung, guna menyelaraskan program pemerintah. Salah satu yang ditekankan, yakni pembangunan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) dengan sistem reduce, reuse, recycle atau TPS3R untuk menyelesaikan permasalahan sampah.

“Semuanya harus bermuara demi kepentingan masyarakat, karena ketika berbicara masalah Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB), semesta itu menyeluruh dan berencana itu terpola, maka konsep pikiran kita adalah hulu tengah dan hilir. Apapun yang ada di hulu, apapun yang ada di tengah, hilirnya adalah untuk kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Badung yang kita cintai,” ujar Bupati Giri Prasta.

Masih menurut Bupati Giri Prasta, siapapun yang terpilih menjabat sebagai perbekel harus dipertimbangkan dengan baik, yaitu priority dan urgensi. Semua hal yang berkaitan dengan pemerintah desa adalah prioritas tetapi ada yang lebih urgensi. “Yang saya maksud dengan priority dan urgensi di desa adalah semua desa wajib memiliki TPS3R untuk menyelesaikan permasalahan sampah pada sumber. Kedua, semua desa wajib menjadi desa digital,” katanya. *ind

Komentar