nusabali

Desa Jinengdalem Gencarkan Biopori

  • www.nusabali.com-desa-jinengdalem-gencarkan-biopori

SINGARAJA, NusaBali
Penggunaan lubang biopori di pekarangan rumah memiliki segudang manfaat.

Biopori mampu meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah sehingga mampu mengurasi risiko banjir akibat meluapnya air hujan. Tak hanya itu, biopori juga bisa mengubah sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang menjadi kompos. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam.

Sudah banyak desa di Kabupaten Buleleng yang membuktikan manfaat yang didapat dari penggunaan biopori. Hal ini menginspirasi banyak desa lainnya untuk menerapkan hal yang sama. Salah satunya adalah Desa Jinengdalem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Pemerintah Desa Jinengdalem tengah menggencarkan penggunaan biopori di pekarangan rumah warganya. Perbekel Desa Jinengdalem Ketut Mas Budarma mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan 350 kepala keluarga (KK) di desa memiliki setidaknya 3 lubang biopori pada masing-masing pekarangan mereka. Biopori itu bisa dibuat dengan spesifikasi diameter 30 cm dan kedalaman 70 cm. "Untuk itu, kami menyiapkan 1.000 unit buis beton beserta tutupnya," katanya, Kamis (26/5).

Selain itu, pihaknya juga menyiapkan 1 unit mesin pengebor yang telah dimodifikasi seharga Rp 3,5 juta rupiah yang dianggarkan dari dana desa. Alat itu digunakan untuk membantu warga yang akan membuat lubang biopori.

Kata Perbekel Budarma, upaya itu dilaksanakan bekerjasama dengan tim Kerthi Bali Sejahtera (KBS) dari Pemerintah Provinsi Bali, untuk mewujudkan pengelolaan sampah berbasis sumber dari masing-masing rumah tangga. Pasalnya, sampah organik rumah tangga bisa dimanfaatkan di lubang biopori untuk diubah menjadi kompos.

Warga diarahkan memasukkan sampah organik ke dalam biopori, lalu ditimbun dengan sedikit tanah. Setelah salah satu biopori penuh, warga diminta untuk lanjut memasukkan sampah pada 2 biopori lainnya bergantian. Biopori yang sudah penuh dengan sampah organik akan diberi cairan pengurai sampah dan dibiarkan selama 2 bulan.

Selanjutnya, sampah organik yang telah terurai dan menyatu dengan tanah, nantinya dapat diambil dan dimanfaatkan sebagai pupuk. "Pupuk tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk tanaman hias atau buah di kebun," ujar Budarma. *mz

Komentar