nusabali

Partisipasi Masyarakat di Pilkel Rendah

Indeks Demokrasi di Karangasem Terancam

  • www.nusabali.com-partisipasi-masyarakat-di-pilkel-rendah

AMLAPURA, NusaBali
Partisipasi masyarakat menggunakan hak pilihnya di pemilihan perbekel di 51 desa se -Karangasem, Sabtu (21/5) lalu sangat rendah.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Karangasem I Made Sugiartha akan melakukan evaluasi terhadap kondisi demokrasi Karangasem dengan potret Pilkel ini. “Angka partisipasinya di bawah 70 persen, bahkan ada yang mencapai 53,53 persen. Padahal Pilkel serentak telah disosialisasikan jauh-jauh sebelumnya. Ada 13 desa itu partisipasi masyarakat rendah,” ujar Sugiartha kepada NusaBali, di ruang kerjanya, Jalan Ahmad Yani Amlapura, Selasa (24/5).

Sugiartha menyebutkan, dari evaluasi hasil pilkel serentak di 51 desa ada ancaman indeks demokrasi di Karangasem menurun. Saat ini masih dicari penyebabnya. “Saya juga tidak mengerti apakah faktor geografis yang menyebabkan, atau faktor sumber daya manusia. Maka kedepan betapa pentingnya partisipasi di pilkel, karena menentukan kepemimpinan di tingkat desa selama 6 tahun kedepan,” ujar Sugiartha.

Secara rinci, Sugiartha menyebutkan partisipasi di pilkel tercatat rendah di Desa Ababi, Kecamatan Abang yang hanya 53,53 persen. Dari 7.909 pemilih, yang hadir ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) memberikan hak suaranya hanya 4.423 pemilih.  Partisipasi rendah juga terjadi di Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, sebesar 57,39 persen. Dari jumlah pemilih 10.981, yang hadir ke TPS hanya 5.986 pemilih. Begitu juga di Desa Datah, Kecamatan Abang yang merupakan desa Bupati Karangasem Gede Dana, partisipasinya hanya 58,77 persen. Dari 9.638 pemilih, yang hadir ke TPS hanya 5.664 pemilih.

Mestinya kata Sugiartha, panitia pilkel dan kandidat itu yang lebih gencar melakukan sosialisasi agar partisipasinya lebih tinggi, datang ke TPS. “Sejak awal  Panitia Pilkel Kabupaten Karangasem telah bekerjasama dengan camat, perbekel, dan perangkat desa. Juga telah dipasang gambar-gambar calon perbekel,” tegas Sugiartha.

Sementara Perbekel Tianyar, Kecamatan Kubu I Ketut Wija, yang dimintai komentar mengakui setiap pilkel dilaksanakan, angka partisipasi di Desa Tianyar tetap rendah. “Kalau dibilang penyebabnya faktor geografis nggak juga. Sebab buktinya, di Banjar Paleg lokasinya paling sulit dijangkau, justru partisipasinya 80 persen. Saya kira penyebabnya karena faktor pendidikan masyarakat masih rendah,” kata Wija memberikan analisa. *k16

Komentar