nusabali

Ratusan Seniman Iringi Palebon Seniman I Gusti Made Bagus Supartama

  • www.nusabali.com-ratusan-seniman-iringi-palebon-seniman-i-gusti-made-bagus-supartama

DENPASAR, NusaBali
Ratusan seniman baik tari maupun tabuh dari paguyuban seni Denpasar dan Badung mengiringi palebon seniman serba bisa I Gusti Made Bagus Supartama di Banjar Lumintang, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara pada Soma Paing Warigadean, Senin (16/5).

Selain seniman, para kerabat, krama Banjar Lumintang juga turut mengiringi pelaksanaan palebon. Arak-arakan jenazah bergerak dari depan Jro Gede Lanang Tegeh Lemintang Pemecutan, Jalan Ahmad Yani Selatan, Banjar Lumintang, sekitar pukul 12.00 Wita menuju Setra Agung Lumintang, Denpasar.

Saat jenazah akan dinaikkan ke dalam wadah, ratusan penari mulai menari. Berbagai tarian ditampilkan mulai dari Rejang, Baris Wayang, dan tarian lainnya. Sepanjang perjalanan sejauh sekitar 1 kilometer menuju setra, penari terus menari.

Selain itu, juga diiringi dengan gambelan angklung, baleganjur, hingga selonding. Sesampainya di setra, jenazah kembali disambut dengan tari Rejang Titi Mahmah maupun Tari Tedung Jagat.

Kakak almarhum, I Gusti Ketut Sucipta, mengatakan sebelum jenazah dibawa ke setra, di Jero juga sudah digelar berbagai macam tarian mulai dari Wayang, Tari Rejang Titi Mamah, dan Topeng.

“Tarian ini ditarikan oleh seniman Denpasar maupun Badung, karena beliau lugu dan totalitas dalam bidang seni pedalangan, seni tari maupun seni karawitan,” ujar Sucipta.

Sucipta mengatakan, rangkaian palebon ini dimulai sejak 13 Mei 2022 dengan prosesi memandikan jenazah dan ngalelet. Selanjutnya pada 14 Mei dilanjutkan dengan prosesi nunas tirta.

Diketahui, I Gusti Made Bagus Supartama berpulang pada Senin, 9 Mei 2022 pukul 21.30 Wita saat menjalani perawatan di RSUD Wangaya. Seniman yang tinggal di Jero Lumintang, Jalan Ahmad Yani 89, Denpasar ini berpulang dikarenakan menderita penyakit jantung dan komplikasi paru-paru.

Dia lahir di Denpasar pada 15 Mei 1978 dan berpulang pada usia 44 tahun. Sucipta mengatakan almarhum memiliki gejala jantung sejak 4 tahun lalu. “Yang kerasnya tiga minggu kemarin dan sempat opname di rumah sakit dua kali. Sebelum meninggal, beliau mengalami sesak napas,” ungkapnya.

Saat akan dibawa ke RSUP Sanglah, kondisinya sudah membaik. Dan Bagus Supartama dikatakan hanya menjalani kontrol saja di RSUP Sanglah karena memang jadwal kontrol. Pada petang harinya kurang lebih pukul 18.30 Wita kembali mengalami sesak napas dan langsung diajak ke RSUD Wangaya. “Di sana ditangani pihak RSUD Wangaya. Kondisi jantungnya drop dan pukul 21.30 beliau berpulang,” kata Sucipta.

Sucipta mengatakan almarhum berkiprah dalam dunia kesenian di Denpasar dan Badung. Saat ini bahkan menjadi Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kota Denpasar. “Terkait dengan kreativitas seni, banyak garapan seni berupa tarian untuk maskot dan lainnya,” imbuhnya.

Almarhum juga merestorasi warisan leluhur Tari Baris Wayang di Lumintang. Dan akhirnya tarian ini pun mendapat pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kemendikbud.

“Untuk di kegiatan seni di Denpasar, setiap PKB beliau terlibat menggarap tari. Di samping di banjar membangkitkan seni Arja anak-anak, Arja remaja, juga pelatihan gender,” ucap Sucipta.

Almarhum juga memiliki Sanggar Seni Pasraman Prabha Budaya yang ada di Desa Dauh Puri Kaja. Lewat pasraman ini almarhum melatih anak-anak di kawasan tersebut. Apalagi di Jero Lumintang terdapat 4 barung gender, selonding, hingga angklung.

Almarhum juga tercatat sebagai dosen Prodi Seni Tari, Fakultas Pendidikan Universitas Hindu Indonesia (UNHI). Almarhum menyelesaikan pendidikan S1 di Institut Seni Indonesia Denpasar tahun 2002 dan S2 di Universitas Hindu Indonesia tahun 2013. *mis

Komentar