nusabali

Umat ke Vihara Berpakaian Adat Bali dan Bawa Canang

Nuansa Budaya Bali Saat Perayaan Waisak di Desa Alasangker, Buleleng

  • www.nusabali.com-umat-ke-vihara-berpakaian-adat-bali-dan-bawa-canang

SINGARAJA, NusaBali
Satu per satu umat Budha di Desa Alasangker, Kecamatan/Kabupaten Buleleng memasuki Vihara Giri Manggala untuk merayakan Hari Suci Waisak pada Soma Paing Warigadean, Senin (16/5) pagi.

Uniknya, perayaan Waisak 2566 BE di vihara itu sangat kental dengan budaya Bali. Umat yang datang menggunakan pakaian adat Bali serta membawa persembahan mulai dari pajegan, canang raka hingga canang sari.

Ketua Dayaka Sabha Vihara Giri Manggala Desa Alasangker, Gede Riyasa menjelaskan perayaan Hari Suci Waisak bagi umat Budha di Desa Alasangker memang tidak bisa dilepaskan dari budaya Bali. Menurutnya penganut Budha di Alasangker adalah warga asli Bali. Vihara Giri Manggala disebut Riyasa sudah ada sejak tahun 1991. Hingga saat ini memiliki ratusan umat yang terdiri dari 106 KK warga Desa Alasangker yang tersebar di sejumlah banjar.

Sejak berdiri 31 tahun yang lalu, pengurus vihara memberikan kebebasan umat berkunjung ke tempat suci itu. Termasuk umat Budha dari luar desa pun diizinkan merayakan Waisak bersama di Vihara Giri Manggala Desa Alasangker. “Persembahyangan di sini memang identik dengan upacara umat Hindu di Bali. Mengingat kami adalah pribumi asli di sini, kami mengikuti adat istiadat seperti orang Bali. Toleransi di sini juga sangat bagus, kami juga tidak membatasi, siapa saja boleh datang asal berniat baik,” ucap Riyasa.

Perayaan Hari Raya Waisak di Vihara Giri Manggala, disebutnya sudah dimulai sebulan lalu. Umat Buddha sebelum puncak peringatan Waisak melakukan sebulan pendalaman Dhamma yang baru berakhir pada, Sabtu (14/5) lalu. Selain itu, pengurus vihara juga menggelar berbagai kegiatan, mulai dari lomba dan juga donor darah.

Lalu pada puncak Hari Raya Waisak yang jatuh pada, Senin kemarin pukul 12.13 Wita, seluruh umat datang untuk melangsungkan persembahyangan bersama dan meditasi. Umat Budha lalu melanjutkan rangkaian upacara dengan melaksanakan pradaksina (mengelilingi vihara) sebanyak 3 (tiga) kali pada pukul 16.00 Wita.

“Pradaksina ini merupakan penghormatan kami kepada Buddha,” imbuh Riyasa. Dia dan umat mengaku bersyukur tahun ini bisa melangsungkan perayaan Waisak seperti saat situasi normal sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk di Bali. Kasus Covid-19 yang kini sudah mulai melandai dengan sejumlah kelonggaran yang diberikan pemerintah menurut Riyasa menjadi kebahagiaan tersendiri bagi umat untuk melangsungkan tradisi mereka.

Dikutip dari website Desa Alasangker http://alasangker-buleleng.desa.id/ jumlah penganut Agama Budha di Desa Alasangker, Kecamatan/Kabupaten Buleleng memang cukup banyak, yakni 282 jiwa atau 4,51 persen dari total 6.248 jiwa penduduk Desa Alasangker. Dari 282 jiwa penduduk beragama Budha tersebut terdiri atas penduduk laki-laki sebanyak 153 jiwa (2,45 persen) dan penduduk perempuan 129 jiwa (2,06 persen). *k23

Komentar