nusabali

Waspada Hepatitis Akut, Terapkan PHBS

  • www.nusabali.com-waspada-hepatitis-akut-terapkan-phbs

SINGARAJA, NusaBali
Hingga saat ini kasus hepatitis akut pada anak di Kabupaten Buleleng belum ditemukan.

Namun semua daerah termasuk Buleleng memiliki potensi dan risiko yang sama tertular penyakit yang ditemukan di beberapa tempat tersebut. Untuk kewaspadaan, Pemerintah Kabupaten Buleleng telah melakukan sejumlah langkah untuk antisipasi jika ditemukan kasus tersebut.

Wakil Bupati (Wabup) Buleleng I Nyoman Sutjidra mengajak masyarakat Buleleng menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Apalagi, kata Sutjidra, hepatitis akut ini belum diketahui penyebabnya. Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyebutkan hepatitis ini menyerang anak umur satu bulan hingga 16 tahun.

Lanjut Sutjidra, gejala yang penyakit ini di antaranya warna kencing tiba-tiba berubah dan warna tubuh menjadi kuning. Lantaran penyebab pastinya belum diketahui, harus diantisipasi dengan penerapan PHBS. "Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menghindari kontak dengan benda yang kita tidak diketahui. Itu paling penting. Untuk anak-anak memang agak susah," jelas Sutjidra, Jumat (13/4).

Antisipasi penyebaran hepatitis ini menjadi salah satu tugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes). Jika ditemukan kasus dengan gejala demikian, rumah sakit akan melaporkan ke Dinkes. Dinkes juga bertugas melakukan sosialisasi dan melakukan tindakan pencegahan. "Serta jika menemukan kasus diberikan pengobatan kuratif," ucap Sutjidra.

Sementara itu, Direktur RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha menyebutkan, pihaknya beserta jajaran siap menerima pasien dengan gejala yang mengarah ke hepatitis akut ini. Apalagi WHO telah menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebagai rumah sakit rujukan, RSUD Buleleng selalu siap dalam menjalankan SOP untuk kasus-kasus KLB.

"Kami sudah mempunyai rute, trek, dan pelayanan yang diharapkan dari SOP tersebut. RSUD sebagai hilir selalu akan menerima pasien apapun. Kami akan tata laksana sesuai dengan standar," sebut dr Arya.

Menurut dr Arya, penanganan hepatitis akut ini sama dengan penanganan Covid-19. Pada umumnya virus tidak memerlukan obat-obat khusus. Hanya memerlukan terapi suportif. Pasien diistirahatkan kemudian diisolasi juga di rumah sakit. Diberikan nutrisi dan obat-obat simptomatik sesuai dengan gejala. Setta dimonitor kondisi pasien. Jika memburuk, harus segera dibawa ke ruang intensif.

"Karena hepatitis akut ini juga disebabkan oleh virus. Pada dasarnya dia akan sembuh sendiri kalau tubuh mampu menghadapi infeksi dan diberikan dukungan secara medis. Jadi obat-obatan khusus, antivirus misalnya, tidak diperlukan pada kasus ini," papar dr Arya. *mz

Komentar