nusabali

LENTERA: Bukit Sinunggal

  • www.nusabali.com-lentera-bukit-sinunggal

Di banyak permukaan bumi, tetua menyembunyikan rahasia spiritual di balik nama-nama desa.

Demikian juga di Bali. Kepala Pulau Bali dijaga rapi sekali, makanya ada desa Jagaraga (jaga diri). Desa Kubutambahan bercerita, pulau ini rumah (kubu) untuk jiwa-jiwa yang indah (tambah alias positif).

Jika mau ke selatan, ingat lewat Penelokan. Menolehlah ke arah danau. Di titik di mana Gunung Batur yang maskulin dipeluk oleh danau yang feminim, ada Pura Jati (rumah sejati). Di kaki pulau Bali ada Desa Sanur. Sa artinya satu. Nur adalah Cahaya. Melangkahlah ditemani Cahaya yang Satu.

Dan sebuah tempat di mana banyak manusia dari seluruh dunia tersembuhkan adalah Ubud (ubad). Ia terletak di tengah. Pesannya, jika mau tersembuhkan, bertumbuhlah di tengah. Hindari hal-hal yang ekstrim.

Tatujon
Mendengar cerita seperti itu, ada yang bertanya: “Kenapa nama desa tempat Guruji terlahir tidak disebutkan?”. Tajun artinya tatujon (tempat tujuan). Yang dituju adalah Bukit Sinunggal yang sangat disucikan. Tempat banyak jiwa mengalami kebersatuan. Jika menggunakan bahasa Bali Utara, lokasi Tajun ada di tenggara (kaja kangin). Di Pura, di lokasi itu biasanya ada Surya (sumber Cahaya). Di bagian timur, Desa Tajun dijaga oleh sungai Jungkaang. Itu nama Chinese. Yang di Indonesia identik dengan Agama Buddha.

Dan tidak kebetulan kalau di pinggir tukad Jungkaang ada Pura Shiva-Buddha yang lokasinya lagi-lagi di kawasan suci Bukit Sinunggal. Di atas Tajun ada 2 desa yang layak direnungkan: “Kembang Sari dan Mengening”. Makna yang mau disampaikan, keheningan dan keindahan tidak bisa dipisahkan.

Kembang (bunga) adalah lambang keindahan. Dan keindahan ini akan mencerahkan jika dituntun oleh keheningan (baca: semuanya baik, semua punya misi suci di bumi). Lebih terang lagi, di bawah Tajun nama desanya Bulian (baca: abulih). Dg kata lain, tinggallah di rumah indah bernama ke-u-Tuhan.

Sebagaimana teratai tidak terpisahkan dengan lumpur (catatan, desa di bawah Tajun namanya Tunjung alias teratai), demikian juga dengan buruk-baik, sedih-senang, duka-suka. Tetua Bali menyebutkan: “Suka tan pewali duka”. Suka dan duka ada di lingkaran Mandala (kesempurnaan) yang sama. Ia berputar bergantian.

Dalam tradisi India kuno, ke-u-Tuhan ini kadang disebut kebijaksanaan yang tidak terpisahkan dengan compassion. Kata Kembangsari membuka rahasia. Intisari bunga adalah madu. Intisari pengetahuan (Veda) adalah kebijaksanaan. Bukan sembarang kebijaksanaan, tapi kebijaksanaan yang berpasangan dengan compassion.

Itu sebabnya, di Ashram ada jalan setapak cukup panjang. Di ujung jalan setapak ke kanan ada prasasti bertuliskan “compassion”, ke kiri ada prasasti berisi tulisan “wisdom”. Dalam bahasa Hindu, Shiva itu kesadaran. Shakti itu energi. Tatkala di semua gerakan energi ada kesadaran, itulah yang disebut pencerahan (Parama Shanti). *

Guruji Gede Prama

Komentar