nusabali

Sepanjang 2022, 10 Orang Meninggal Akibat DBD di Bali

  • www.nusabali.com-sepanjang-2022-10-orang-meninggal-akibat-dbd-di-bali

DENPASAR, NusaBali
Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tinggi di Bali. Sampai Kamis (11/5) dilaporkan 10 orang meninggal dunia akibat DBD.

Teranyar, kasus meninggal dunia dilaporkan terjadi di Kabupaten Karangasem. Seorang anak berusia 10 tahun dilaporkan meninggal dunia pada, Rabu (11/5) pukul 05.30 Wita.  Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr dr I Nyoman Gede Anom MKes menuturkan untuk kasus di Karangasem, pasien anak masuk ke rumah sakit sudah dalam keadaan cukup kritis, sehingga upaya pertolongan tidak bisa berjalan maksimal. "Masuknya sudah dalam kondisi shock, istilahnya Dengue Shock Syndrome (DSS), jadi sudah cukup kritis," kata Kadiskes dr Gede Anom.

Dia mengungkapkan untuk wilayah Kabupaten Karangasem tercatat sebanyak 294 kasus DBD sepanjang bulan Januari hingga bulan April 2022. Sementara dari data keseluruhan yang dilaporkan kabupaten/kota di Bali sepanjang tahun 2022 hingga bulan April 2022 ada sebanyak 1.773 kasus DBD yang dilaporkan di seluruh kabupaten/kota di Bali.

Jumlah kematian yang dilaporkan pada periode yang sama sebanyak 9 orang atau menjadi 10 orang meninggal jika ditambah korban anak di Karangasem.  Dari 9 kabupaten/kota di Bali, Kota Denpasar merupakan penyumbang terbesar kasus di Bali. Ada sebanyak 463 kasus DBD yang terjadi di wilayah ibukota Provinsi Bali. Sementara jumlah kasus terendah dilaporkan Kabupaten Bangli sebanyak 25 kasus pada periode yang sama.

Korban meninggal terbanyak juga dilaporkan Kota Denpasar sebanyak 4 kematian pada empat bulan pertama tahun ini. Denpasar ditemani Kabupaten Gianyar yang juga melaporkan jumlah kematian yang sama.

Sementara Kabupaten Buleleng melaporkan 1 kasus kematian akibat DBD, menggenapi 9 kasus kematian selama tahun 2022 hingga bulan April. Sementara untuk bulan Mei, kematian akibat DBD baru dilaporkan terjadi di Karangasem.

Memasuki tahun 2022 jumlah kasus sebenarnya sempat menunjukkan tren penurunan pada Februari. Namun masuk bulan ketiga tren tersebut berbalik dengan jumlah kasus yang kembali meningkat. Adapun pada Januari 2022 jumlah kasus DBD di Bali tercatat 565 kasus, bulan Februari 321 kasus, bulan Maret 381 kasus, dan bulan April 506 kasus. Sementara data bulan Mei masih dalam tahap rekapitulasi.

Kadiskes dr Gede Anom menyampaikan pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar terus melakukan sosialisasi bahaya penyakit demam berdarah saat ini. "Sudah dari awal kita mantapkan sistemnya, seperti pemberantasan sarang nyamuk," kata dr Gede Anom.

Sementara itu, sebelumnya Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Wayan Widia, menyampaikan saat ini masih dalam periode masa perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti sebagai pembawa virus demam berdarah. “Bulan-bulan ini adalah masa-masa transisi, sebagai perkembangbiakan nyamuk, masa bertelur hingga menghasilkan nyamuk kecil, sudah biasa terjadi peningkatan kasus,” ungkap Widia.

Widia menuturkan, sepanjang November hingga Mei memang selalu terjadi peningkatan kasus DBD di Bali. Namun, sebagai sebuah penyakit endemik, hampir setiap bulan sepanjang tahun ditemukan adanya kasus DBD di Bali.

Sementara di Karangasem, kasus demam berdarah meningkat tajam selama Januari-Mei 2022 dibandingkan tahun 2021, akibat turunnya hujan lebih awal. Sehingga jentik lebih banyak menetas.

Meski demikian di setiap muncul kasus, langsung ditangani dengan melakukan fogging (pengasapan). "Tinggal 12 kasus tengah menjalani perawatan di Puskesmas dan di rumah sakit. Kami telah lakukan fogging agar kasus demam berdarah tidak meluas," jelas Kadis Kesehatan Karangasem dr I Gusti Bagus Putra Pertama MM dihubungi di ruang kerjanya, Jalan Ahmad Yani Amlapura, Kamis (12/5). Diakui, kasus demam berdarah di tahun 2022 meningkat tajam Januari-Mei 2022 mencapai 285 kasus, beda dengan Januari-Mei 2021 mencapai 185 kasus.

Begitu muncul kasus, ada laporan dari masyarakat petugas jumantik (juru pemantauan jentik) terjun ke lapangan melakukan pemantauan, disertai penyelidikan epidemologi, jika petugas mencatat di daerah positif demam berdarah angka jentiknya lebih dari 5 persen, maka dilakukan fogging.

Kadiskes I Gusti Bagus Putra Pertama juga mengingatkan masyarakat jika di musim hujan menderita demam ditandai panas badan sebaiknya langsung diperiksakan ke dokter dan cek lab. Tujuannya, agar sejak dini diketahui, apakah menderita demam berdarah atau tidak. Sehingga penanganannya lebih cepat.

Jangan sampai katanya kasus kematian seorang siswa kelas V SDN 3 Bungaya, Kecamatan Bebandem, I Kadek Sudiastika,10, dari Banjar Timbul, Desa Bungaya, Kecamatan Karangasem meninggal di RS BaliMed, Jalan Nenas Amlapura, Rabu (11/5) pukul 05.30 Wita, karena terlambat melakukan antisipasi. Setelah dicek juru pemantau jentik, di Desa Bungaya tercatat sebanyak 15 warga kena demam berdarah di empat banjar, yakni Banjar Timbul, Banjar Beji, Banjar Darma Karya dan Banjar Desa. "Maka langsung dilakukan pogging," katanya. *cr78, k16

Komentar