nusabali

Tumbuh Positif 1,46% Dibanding Triwulan I 2021

Ekonomi Bali Kontraksi 4,27%

  • www.nusabali.com-tumbuh-positif-146-dibanding-triwulan-i-2021

DENPASAR,NusaBali
Ekonomi Bali masih mengalami pertumbuhan negatif. Untuk triwulan I 2022, ekonomi Bali mengalami kontraksi atau minus 4,27 persen dibanding triwulan IV 2021.

Kontraksi terdalam tercatat pada lapangan usaha  lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib. Sedangkan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi, usaha industri pengolahan.

Namun demikian jika dibandingkan dengan triwulan I 2021, ekonomi Bali pada triwulan I tahun 2022 tumbuh positif 1,46 persen.

Hal tersebut terungkap dari penjelasan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Hanif Yahya, yang disampaikan secara live streaming, Senin (9/5).

Dikatakan Hanif Yahya, total perekonomian Bali pada triwulan I 2022 berdasarkan Produk Domestik  Regional Bruto/PDRB atas dasar harga yang berlaku(ADHB) tercatat  Rp 55,24 triliun. Atau sebesar Rp 35,33 triliun atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2010.

“Dengan besaran tersebut, ekonomi Bali pada triwulan I  2022 tercatat tumbuh negatif atau kontraksi sedalam 4,27 persen, bandingkan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV 2021.”

Dari sisi produksi kata Hanif Yahya, kontraksi terdalam terjadi pada  lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertanahan dan  jaminan sosial wajib, dimana mengalami  kontraksi 27,44 persen. Sebaliknya masih dari sisi produksi, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usaha industri pengolahan, sebesar  16,21 persen.

Dari sisi pengeluaran kata Hanif Yahya, kontraksi terdalam pada komponen pengeluaran konsumsi akhir pemerintah  yang minus 58,90 persen.  Sebaliknya juga dari sisi pengeluaran, ekspor ke luar negeri   mengalami pertumbuhan tertinggi  sebesar 79,78 persen.

“Struktur ekonomi Bali dari sisi produksi pada triwulan I 2022 masih didominasi penyediaan akomodasi dan makan minum (akmamin) 17,18 persen,”  jelas Hanif Yahya. Sedangkan dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar  pada komponen konsumsi rumah tangga yakni 57,11 persen.

Dikatakan Hanif Yahya, kontraksi ekonomi Bali pada triwulan I 2022 dipengaruhi pola triwulanan yang terjadi setiap triwulan I.

“Siklus aktivitas pariwisata Bali mengalami penurunan pada setiap triwulan karena memasuki periode low season,” jelas dia.

Kondisi yang sama terpantau pada aktivitas pertanian, yang kembali memasuki masa tanam setelah berlalunya musim panen pada triwulan sebelumnya. Kemudian dari sisi belanja pemerintah cenderung belum optimal direalisasikan pada awal tahun.

Selain pengaruh pola triwulanan, Hanif Yahya juga mengingatkan pada  triwulan I-2022 sempat terjadi lonjakan penambahan kasus harian positif Covid-19. Tepatnya pada bulan Februari 2022 yang mencapai angka tertinggi sebanyak 2.556 kasus dalam sehari. Kondisi tersebut menyebabkan pembatasan aktivitas melalui pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) kembali ditingkatkan. “Kendati tidak berlangsung penuh selama satu triwulan, hal tersebut kiranya berpengaruh terhadap penurunan aktivitas pada sejumlah kategori lapangan usaha di Bali pada triwulan I-2022,” kata Hanif Yahya.  *K17

Komentar