nusabali

Istri Sundul Suami Jadi Kaling

Dikeroyok Tiga Calon Pria, Ayu Sinduwati Menang Telak

  • www.nusabali.com-istri-sundul-suami-jadi-kaling

NEGARA, NusaBali
Ada yang unik dalam Pemilihan Kepala Lingkungan (Pilkaling) di Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Minggu (8/5).

Dalam Pilkaling tersebut, yang terpilih adalah seorang srikandi (perempuan) Made Ayu Sinduwati, 39, yang merupakan istri dari mantan Kaling Satria I Ketut Parwata. Terpilihnya Ayu Sinduwati ini pun terbilang sukses menyundul suaminya yang tidak bisa kembali mencalonkan diri karena sudah dua periode menjabat sebagai Kaling Satria.

Dalam Pilkaling untuk perebutan jabatan Kaling Satria periode 2022-2028 itu, ada 4 calon yang bertanding. Dari keempat calon, Ayu Sinduwati adalah satu-satunya perempuan. Meski bertanding melawan 3 calon dari kaum laki-laki, Ayu Sinduwati yang juga bisa dikatakan sebagai calon perwakilan sang incumbent I Ketut Parwata (mantan Kaling Satria periode 2010-2016 dan 2016-2022) ini, berhasil menang telak.

Saat pemungutan suara yang dilaksanakan di Balai Lingkungan Satria, Minggu (8/5) sebanyak 663 orang pemilih yang hadir dari total 777 orang pemilih. Untuk pemilih dalam Pilkaling itu ditetapkan berdasarkan jumlah kepala keluarga (KK). Sesuai hasil perhitungan suara tersebut, dari 663 orang pemilih yang hadir terdapat 2 suara tidak sah dan 661 suara sah. Dari 661 suara sah itu, Ayu Sinduwati berhasil mendominasi dengan meraup sebanyak 404 suara.

Kemudian di posisi kedua hingga terbuncit, yakni I Made Robiasa (132 suara), I Kadek Wardiasa (100 suara), dan I Made Adnyana (25 suara). Jika perolehan suara ketiga calon lainnya itu digabungkan menjadi satu jumlah totalnya 257 suara, diketahui masih belum dapat mengungguli perolehan suara Ayu Sinduwati. Sesuai agenda Panitia, Ayu Sinduwati yang berhasil memenangkan Pilkaling tersebut akan dilantik pada, Minggu (15/5) mendatang.

Kaling demisioner I Ketut Parwata didampingi istrinya Ayu Sinduwati saat ditemui di rumahnya, Senin (9/5) menceritakan sebenarnya secara pribadi tidak ada niat maupun ambisi untuk mendorong istrinya sebagai calon Kaling. Awalnya, saat menjelang akhir masa pengabdiannya sebagai Kaling Satria periode kedua yang sudah berakhir per 12 Februari 2022 lalu, dirinya sempat melakukan pertemuan dengan para tokoh dari kalangan Juru Arah serta Ketua Rumah Tangga (RT) se-Lingkungan Satria untuk menyampaikan terkait masa jabatan yang akan segera berakhir. Termasuk dalam pertemuan yang dilaksanakan pada bulan Januari 2022 itu, bertujuan mencari tokoh-tokoh yang ingin mengabdi sebagai Kaling.

Namun, sambung Parwata, hingga dua kali pertemuan dengan para tokoh tersebut, tidak ada calon yang muncul. Justru sejumlah tokoh ataupun masyarakat meminta agar Parwata mencalonkan istrinya. “Waktu ada aspirasi seperti itu (mencalonkan istri), saya pribadi belum mau. Karena nanti dikira serakah, terlalu ambisi,” ujar Parwata yang setelah akhir masa jabatannya sebagai Kaling Satria per 12 Februari lalu ini juga dipercaya menjabat sebagai Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Pendem.

Sebagai alternatif agar tidak mencalonkan istrinya, Parwata mengaku juga sempat menawarkan opsi untuk mencalonkan anak dari Kelian Adat Satria. Namun dari upaya pendekatan yang dilakukan yang bersangkutan menolak sebagai calon Kaling. “Karena tetap tidak ada yang mau, akhirnya saya buka keran. Artinya saya juga tetap serahkan keputusan ke istri,” ucap Parwata.

Saat awal menawarkan istri agar maju sebagai calon Kaling, Parwata mengaku istrinya sempat menolak. Namun setelah mendengar langsung aspirasi masyarakat di bawah, istrinya pun bersedia mencalonkan diri. “Kebetulan sejak bulan Desember 2021, istri saya ini ditunjuk menjadi Kader Relawan STOP (stopping the tap on ocean plastic) di Kelurahan Pendem. Salah satu tugas keliling mengedukasi tentang pengelolaan sampah. Nah karena terus keliling dan mendengar warga minta agar istri saya maju sebagai calon Kaling, akhirnya dia bilang ke saya. Terus saya tanya balik ke istri saya apakah siap? Dan istri saya pun akhirnya bilang siap,” kata Parwata yang juga didampingi langsung istrinya Ayu Sinduwati.

Menurut Parwata, setelah istrinya telah menyatakan siap maju sebagai calon Kaling, barulah muncul sejumlah calon lainnya. Melihat situasi tersebut, Parwata mengaku sempat merasa tidak dihargai, dan akhirnya membulatkan tekad untuk memenangkan istrinya. Hasilnya, masyarakat pun tetap memberikan kepercayaan kepada istrinya.

“Waktu masa kampanye bulan April, saya ajak istri ngampik (simakrama atau silaturahmi) ke rumah-rumah warga. Kita jalan kaki ke rumah-rumah warga. Setiap turun, saya juga tidak langsung minta dukungan. Tetapi yang paling pertama saya sampaikan, permohonan maaf apabila saya ada salah selama menjadi Kaling. Setelah itu baru sampaikan kalau istri saya siap melanjutkan pengabdian saya,” ucap Parwata yang juga sementara masih menjadi Ketua Paguyuban Kaling se-Kabupaten Jembrana ini.

Parwata mengatakan, selama 12 tahun menjadi Kaling Satria, dirinya memiliki prinsip utama sebagai pelayan masyarakat. Dalam memberikan pelayan, dirinya tidak pernah membedakan golongan tertentu. Terlebih di wilayah Lingkungan Satria, penduduknya pun sangat heterogen. “Intinya kita melayani. Nanti masyarakat sendiri yang menilai,” kata Parwata yang sebelumnya terpilih secara aklamasi menjadi Kaling Satria dua periode pada tahun 2016 lalu ini.

Sementara Ayu Sinduwati mengatakan, tetap akan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Minimal bagaimana memberikan pelayanan seperti yang dilakukan suaminya selama ini. Termasuk berharap dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dari kepemimpinan suaminya. “Kalau tugas-tugas Kaling, ya sudah paham. Kalaupun ada yang belum paham, bisa tanya ke suami,” ucap ibu rumah tangga (IRT) dua anak yang tamatan SMK PGRI 2 Negara tahun 2000 ini. *ode

Komentar