nusabali

Ketersediaan Pangan dan Harga Stabil

  • www.nusabali.com-ketersediaan-pangan-dan-harga-stabil

Ekonom menilai Pemerintah berhasil redam lonjakan harga bahan pangan

JAKARTA, NusaBali
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi memastikan sampai dengan hari ini pasca perayaan Idul Fitri 1443 Hijriah atau Lebaran 2022 ketersediaan pangan masih aman dan harga stabil.

"Secara umum semua bahan pangan pokok tersedia dan harga stabil berdasarkan pemantauan secara langsung ke pasar tradisional," kata Arief dalam keterangannya di Jakarta, seperti dilansir Antara, Sabtu (7/5).

Badan Pangan Nasional melakukan pemantauan langsung ke beberapa titik pasar tradisional mulai dari wilayah Sumatera, Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Bogor dan sekitarnya.

Kegiatan pemantauan itu untuk memastikan ketersediaan dan harga pangan stabil di momentum liburan Lebaran 2022 karena tahun ini pemerintah telah mengizinkan masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman.

Berdasarkan pemantauan, harga daging sapi segar terbilang stabil dengan rata-rata nasional Rp137.050 per kilogram atau sama seperti harga sebelum Lebaran.

Selain itu, harga daging ayam ras berada di kisaran Rp38 ribu sampai Rp40 ribu per kilogram tergantung ukuran.

"Beras medium harga relatif stabil di harga Rp10.830 per kilogram, bawang merah Rp35.740 per kilogram, bawang putih Rp30.850 per kilogram, cabe merah keriting dan cabe rawit merah masih stabil di kisaran mulai Rp30 ribu sampai Rp45 ribuan per kilogram," ujar Arief.

Sementara itu mengenai komoditas gula pasir di beberapa pasar tradisional tersedia dengan kisaran harga Rp14 ribu sampai Rp15 ribu per kilogram, telur Ayam pada kisaran Rp26 ribu per kilogram.

Meski beberapa pasar tradisional terpantau sepi, lanjutnya, pengunjung selama hampir sepekan pasca Lebaran, namun harga komoditas pangan relatif stabil.

Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai Pemerintah mampu mengendalikan harga pangan pada periode Lebaran tahun ini. Capaian positif tersebut bisa terlihat dari indikator harga pangan strategis seperti telur ayam ras, bawang, hingga gula pasir yang mengalami tren penurunan harga.

"Saya kira, ini bisa menunjukkan bahwa ketersediaan suplai bisa mengimbangi meningkatnya permintaan atau demand yang terjadi di bulan Ramadan dan juga periode lebaran," sebutnya kepada wartawan di Jakarta, seperti dikutip dari liputan6.com, Sabtu (7/5).

Namun demikian, Rendy menyebut, sebenarnya manajemen stok bapok tersebut memang tidak bisa disamaratakan bagus pada momen ini. Pasalnya, komoditas pangan spesifik seperti minyak goreng yang masih berada pada tren harga relatif tinggi.

"Terutama untuk minyak goreng dalam bentuk kemasan atau bermerek. Minyak goreng harganya relatif masih tinggi sepanjang Ramadan," ujarnya.

Secara keseluruhan, dirinya memprediksi, ke depan harga komoditas pangan di dalam negeri akan melandai secara bertahap. Seiring normalisasi permintaan bahan pokok karena berakhirnya momentum Ramadan. *

Komentar