nusabali

Sekaa Baleganjur Telung Barung Desa Adat Penatih Wakili Denpasar di PKB XLIV

  • www.nusabali.com-sekaa-baleganjur-telung-barung-desa-adat-penatih-wakili-denpasar-di-pkb-xliv

DENPASAR, NusaBali
Desa Adat Penatih, Kelurahan Penatih, Denpasar Timur mengutus Sekaa Baleganjur Telung Barung sebagai perwakilan Kota Denpasar dalam pementasan di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV.

Sebagai utusan, mereka juga sudah melakukan persiapan matang untuk tampil di PKB nanti.  Hal itu terungkap dalam pembinaan yang dihadiri Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana di Jaba Pura Dalem, Desa Adat Penatih, Sabtu (7/5) malam. Dalam pembinaan tersebut, mereka berlatih serius untuk menampilkan yang terbaik guna bersaing dengan kabupaten lainnya.

“Saya berharap seluruh duta kesenian Kota Denpasar yang akan berlaga di PKB, khususnya Sekaa Baleganjur Telung Barung ini dapat menjaga penjiwaan, emosi, serta konsistensi penampilan. Sehingga saat pentas nanti dapat memberikan hasil yang maksimal dan sesuai dengan pakem, uger-uger, serta pembawaan seni itu sendiri,” ujar Walikota Jaya Negara.

Walikota Jaya Negara meminta kepada sekaa baleganjur agar seluruh seniman tetap menjaga semangat untuk memberikan hasil yang maksimal, dan tetap jaga kesehatan mereka sebelum tampil.

Koordinator Sekaa Baleganjur Telung Barung I Gusti Putu Nuada, mengatakan sajian pementasan dikemas dengan mengangkat cerita ‘Karesian’. Karesian adalah sistem kelola air pada zaman Bali kuno yang mengelola lima pokok sumber air; air laut, air danau, pancoran, telaga, dan sumber mata air/empul.

Kelima sumber mata air ini identik dengan Panca Tirta. Panca tirta terformulasi dalam ‘Siwambha’, seorang pendeta melalui japa, mantra, puja yang teraplikasikan pada elemen melodi, ritme, dinamika. Mudra diaplikasikan dengan gerak, genta diaplikasikan sebagai penyelaras atau transisi. Semua itu merupakan gabungan dari Sapta Gangga menjadi Amerta (sumber kehidupan).

Maka dari itu seorang pendeta dalam memformulasi Sapta Gangga diistilahkan melaksanakan ‘Yoga Candi Aip’ yang identik dengan Panca Rsi, sama halnya dengan penggarap gending dan penggarap gerak dalam menciptakan karya baleganjur ini. Candi air sebagai sumber kehidupan berfungsi sama seperti sastra untuk memberikan pencerahan dan pembersihan pikiran yang kotor. “Jadi Karesian (tata kelola air/sastra), Karatuan (tata kelola pemerintahan), dan Karaman (tata kelola masyarakat),” kata Gusti Nuada.

“Ketiga tata kelola tersebut diejawantahkan dalam keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara teori, penggarap, dan pendukung sebagai sumber hidupnya keindahan dalam karya seni baleganjur. Dan dalam persiapan pentas di PKB yang akan datang, kami telah menyiapkan penari dan penabuh generasi muda yang telah dipersiapkan sekitar tiga bulan yang lalu,” imbuh Gusti Nuada. *mis

Komentar