nusabali

Tiga Seniman Pamerkan Lukisan 'Silang Sengkarut'

  • www.nusabali.com-tiga-seniman-pamerkan-lukisan-silang-sengkarut

DENPASAR, NusaBali
Outsider Art Project menggelar pameran lukisan bertajuk 'Silang Sengkarut', 8-29 Mei 2022.

Lukisan yang dipamerkan di Dalam Rumah Art Station, Jalan Gatot Subroto VI Nomor 5 Depasar tersebut merupakan karya tiga seniman, Jengki Sunarta, Meidiana Ayuning, dan Bonk Ava.

Adapun tema 'Silang Sengkarut' berusaha menggambarkan karya-karya tiga pelukis yang berpameran, di mana gaya dan tematik yang diangkat masing-masing pelukis berbeda-beda, namun saling bersentuhan satu sama lain.

Ada 15 karya yang dapat dinikmati dalam pameran ini, yang kesemuanya menampilkan karya-karya pelukis yang sedang gigih berproses memberikan jiwa dan 'menghidupkan' karya-karya mereka dengan menempuh langkah dan pakem yang mereka yakini dan miliki.  

Salah seorang pelukis Jengki Sunarta yang dikenal sebelumnya sebagai seorang penyair menuturkan obsesi melukis sudah tumbuh dalam dirinya sejak masa kanak-kanak, jauh sebelum dirinya mengenal dunia sastra.   "Media pertama yang saya untuk ekspresi batin memang seni lukis sejak kanak-kanak," ujar Jengki pada konferensi pers di Dalam Rumah Art Station, Jumat (6/5) malam.

Pada pameran ini, Jengki membawa lima lukisan yang kesemuanya bertema erotik. Ia terinspirasi konsep lingga yoni yang juga bisa diartikan sebagai simbol kesuburan. Namun, pada lukisan Jengki konsep tersebut hendak menggambarkan bagaimana misalnya patriarki masih mendominasi kehidupan sosial kita.

Selain itu, ujar Jengki, lukisan erotisnya juga berusaha menggambarkan bagaimana setiap orang saat ini sangat karib dengan hal-hal vulgar dalam kehidupan sehari-hari, hingga menjadi sesuatu kewajaran baru. "Saya lebih cenderung dengan konsep banalitas, satu kekotoran dalam tanda kutip, tapi ada satu hal yang bisa diambil benang merahnya," ungkap Jengki yang melajang hingga kini.

Lebih lanjut ia menceritakan, menulis dan melukis baginya merupakan dua seni yang berbeda dalam proses pembuatannya. Jika dalam menulis ia membutuhkan kesendirian untuk menghasilkan karya, berbeda halnya ketika melukis, ia dengan mudah melakukannya sambil menyeruput kopi bersama kawan.  "Jadi ketika saya bosan menulis saya melukis untuk membebaskan bathin, membebaskan ekspresi," sebut Jengki, alumnus Jurusan Antropologi Universitas Udayana.

Sementara itu Ari Antoni selaku promotor pameran menuturkan rencana menggelar pameran merupakan buah karya diskusi dan obrolan banyak pihak. Pameran, ujarnya, sudah terencana sebelum bencana Covid-19 melanda.

"Berangkat dari kesenangan melihat teman-teman melukis dengan sesuka hatinya. Melukis dengan objek yang seenaknya. Warna yang kadang tabrak lari. Melihat keasyikan ini terbersit pikiran untuk menampilkannya menjadi sebuah pameran. Melalui diskusi-diskusi kecil dan komunikasi via WA, kami sepakat mengadakan pameran," ungkapnya. *cr78

Komentar