nusabali

Bupati Sedana Arta Kukuhkan Tim Percepatan Penurunan Stunting

  • www.nusabali.com-bupati-sedana-arta-kukuhkan-tim-percepatan-penurunan-stunting

BANGLI, NusaBali
Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta mengukuhkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bangli dan TPPS kecamatan se-Kabupaten Bangli di ruang rapat Krisna, Kamis (28/4).

Pembentukan TPPS sebagai langkah menurunkan angka stunting di Bangli. Sesuai studi status gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting di Bangli tahun 2021 sebesar 11,8 persen.  Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta mengukuhkan Wakil Bupati I Wayan Diar sebagai Ketua TPPS Kabupaten Bangli, Sekda Bangli Ida Bagus Gde Giri Putra sebagai Wakil Ketua I, Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Bangli Komang Udiana Mahardika sebagai Wakil Ketua II, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bangli Ny Sariasih Sedana Arta sebagai Wakil Ketua III, Kadis Pemerintahan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMD PPKB) Agung Purnama sebagai Sekretaris I, Kadis Kesehatan Kabupaten Bangli dr Arsana sebagai Sekretaris II, dan di masing-masing kecamatan dipimpin para camat.

Bupati Sedana Arta mengingatkan TPPS melaksanakan tugas sesuai arahan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Bangli. TPPS diingatkan pentingnya kerja sama dalam menurunkan angka stunting. “Semoga tim ini bisa bekerja sama dengan baik dalam pelayanan terhadap masyarakat, Kabupaten Bangli nihil kasus stunting,” harap Bupati Sedana Artha.

Kadis PMD PPKB Kabupaten Bangli Agung Purnama mengatakan, angka prevalensi stunting Bangli menurut SSGI 11,8 persen. Jumlah tersebut lebih besar dari angka stunting di Provinsi Bali. Sesuai amanat Perpres 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, angka stunting di Indonesia tahun 2024 diturunkan menjadi 14 persen. “Penurunan angka stunting kita tangani secara bersama-sama dengan TPPS, masyarakat, dan steakholder,” ujar Agung Purnama. Menurut Agung Purnama, stunting tidak hanya dialami anak di keluarga perekonomian kurang. Tak jarang keluarga dengan ekonomi cukup bagus ada kasus stunting. Penyebabnya, asupan gizi kurang seimbang. “Nanti ada pendampingan, bantu juga asupan bagi anak-anak yang mengalami stunting,” jelas Agung Purnama. *esa

Komentar