nusabali

Seniman Wayan Salin Paparkan Teknik Pembuatan Topeng

  • www.nusabali.com-seniman-wayan-salin-paparkan-teknik-pembuatan-topeng

GIANYAR, NusaBali - Seniman topeng senior asal Banjar Seseh, Desa Adat Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar, I Wayan Salin, 67, membagikan pengalaman panjangnya dalam membuat karya topeng Bali.

Murid maestro seniman topeng Singapadu I Wayan Tangguh tersebut memaparkan teknik pembuatan topeng pada Workshop Topeng serangkaian Pameran Topeng Singapadu bertajuk ‘Semita Wadana’, yang digelar Asosiasi Seniman Singapadu di Puri Anyar Art Space, Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Sabtu (23/4). 

Selain memaparkan soal topeng Bali kepada sekitar 20 orang peserta anggota Asosiasi Seniman Singapadu, Salin juga menunjukkan langsung bagaimana dia membuat topeng sesuai dengan teknik dan gaya yang dimilikinya. 

Menurut Salin menjadi seniman pembuat topeng yang baik memang tidak mudah. Dia yang mulai belajar membuat topeng sejak kelas 6 SD, mengawali niatan menjadi seniman topeng dengan berguru pada seniman topeng I Nyoman Repot. 

Darinya Salin belajar selama dua tahun bagaimana caranya memegang pahat dengan benar agar pahatan topeng yang dihasilkan sesuai dengan keinginan. Selesai belajar dari Nyoman Repot barulah Wayan Salin belajar membuat topeng secara utuh dari seniman I Wayan Tangguh.

“Kalau bisa anak muda sekarang tidak putus asa belajar membuat topeng, agar topeng Singapadu tetap ajeg. Jangan terlalu mengejar uang, belajar dulu, supaya nanti uang yang mengejar barang,” pesan Salin kepada para seniman topeng muda di Singapadu. 

Salin menuturkan, membuat topeng Bali memang membutuhkan proses yang harus dijalani dengan sabar. Mulai dari memilih bahan kayu yang digunakan hingga memilih hari baik (dewasa ayu) untuk memulai mengerjakan topeng.

Menurut Salin kayu terbaik yang digunakan untuk membuat topeng sejak dahulu adalah kayu pule. Teksturnya cocok untuk dipahat mengikuti lekukan wajah topeng. Meski belakangan mulai banyak juga yang melirik kayu jepun (pohon kamboja), namun kayu pule masih menjadi primadona bahan membuat topeng Bali.

Untuk menyelesaikan satu buah topeng Bali, ungkap Salin, membutuhkan waktu bervariasi mulai dari 3 minggu hingga 1,5 bulan. Topeng yang hendak digunakan untuk menari misalnya rata-rata membutuhkan waktu 3 minggu. Berbeda dengan topeng sakral seperti topeng Rangda yang setidaknya membutuhkan waktu pembuatan 1,5 bulan. 

Bagi yang tertarik belajar membuat topeng Bali, ujarnya, bisa diawali dengan tahu dengan benar di mana letak bagian-bagian wajah pada topeng. Di mana letak hidung, mulut, mata, dan jarak yang proporsional di antara bagian-bagian tersebut.

Untuk itu para seniman topeng butuh alat berupa penggaris agar topeng juga terlihat simetris. "Umumnya topeng lebarnya 13,5 centimeter, namun zaman sekarang karena orangnya besar-besar sampai 15 centimeter lebarnya,” tutur Salin. 

Sementara itu Ketua Asosiasi Seniman Singapadu Cokorda Alit Artawan, menuturkan pihaknya bukan tanpa alasan mengundang I Wayan Salin sebagai narasumber pada Workshop Topeng.

Menurutnya Wayan Salin sebagai salah satu murid maestro topeng I Wayan Tangguh bisa membagikan pengalamannya sejak awal belajar membuat topeng hingga membangun teknik dan gayanya sendiri seperti saat ini. “Kami akan menggali potensi-potensi yang ada berkaitan topeng di Singapadu,” ujar Cok Artawan.

Bagi Cok Artawan para seniman muda yang hadir dalam workshop bisa mengambil inspirasi dari perjalanan seni Wayan Salin. 

Untuk diketahui, sebanyak 54 karya topeng 18 seniman topeng asal Desa Singapadu, Gianyar, dipamerkan pada Pameran Topeng Singapadu bertajuk ‘Semita Wadana’ pada 18 April hingga 2 Mei 2022, bertempat di Puri Anyar Art Space, Singapadu, Sukawati, Gianyar. 

Selain pameran karya topeng, ‘Semita Wadana’ juga menggelar sejumlah workshop selama pameran berlangsung. Seperti workshop topeng, gelungan, dan lukis. 7 cr78

Komentar