nusabali

Srikandi PDIP Jembrana Meninggal di Hari Kartini

Putu Lilyana Derita Penyakit Komplikasi Paru dan Jantung

  • www.nusabali.com-srikandi-pdip-jembrana-meninggal-di-hari-kartini

NEGARA, NusaBali
DPRD Jembrana kembali berduka. Anggota DPRD Jembrana, Ni Putu Lilyana,37, meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Negara bertepatan Hari Kartini, Kamis (21/4) dinihari.

Salah satu srikandi PDIP asal Banjar Pangkung Tanah Kangin, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana ini, meninggal dunia karena mengalami penyakit komplikasi kronis paru-paru dan jantung.  Sebelum menghembuskan napas terakhir di RSUD Negara pada Kamis sekitar pukul 02.30 Wita, Lilyana yang mengeluhkan demam tinggi dan batuk sempat menjalani rawat inap di RSU BaliMed Negara sejak, Kamis (14/4) lalu. Namun setelah 6 hari menjalani rawat inap di RSU BaliMed, Lilyana yang baru diketahui mengalami sakit kronis itu, kondisinya sempat semakin memburuk sehingga dirujuk ke RSU Negara pada, Rabu (20/4) sore pukul 16.00 Wita.

Sayangnya, Lilyana yang sudah dalam kondisi kritis itu akhirnya meninggal dunia dalam perawatan di RSU Negara pada, Kamis dinihari pukul 02.30 Wita. Kepergian almarhum Lilyana yang juga berstatus janda setelah ditinggal suaminya meninggal dunia pada tahun 2014 lalu ini, meninggalkan 3 orang anak. Ketiga anaknya itu, yakni Ni Luh Putri Surya Dewi,18, (masih kuliah di FE Unud), Ni Kadek Rani Kumala Dewi,12, (kelas VII di SMPN 1 Melaya) dan I Komang Agus Amerta Jaya,11, (kelas V di SDN 7 Melaya).

Jenazah Lilyana sudah dibawa ke rumah duka yang merupakan rumah tua dari keluarga almarhum suaminya di Banjar Pangkung Tanah Kangin, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana, Kamis pagi. Rencananya, jenazah almarhum akan diaben di Setra Desa Adat Melaya, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana pada Soma Umanis Tolu, Senin (25/4). Sedangkan untuk prosesi nyiraman layon akan dilaksanakan sehari sebelumnya pada Redite Kliwon Tolu, Minggu (24/4).

Anak sulung almarhum Lilyana, Ni Luh Putri Surya Dewi saat ditemui di rumah duka, Kamis kemarin mengatakan sebelum dibawa ke RS BaliMed Negara pada Kamis (14/4) lalu, ibunya diketahui mengalami bentol-bentol di sekujur tubuhnya sebulan lalu. Kemudian menyusul sekitar tiga minggu lalu, ibunya mengalami demam tinggi dan batuk.

"Karena demam dan batuknya tidak sembuh-sembuh, mamak (ibu) mencoba check up ke BaliMed hari Kamis seminggu yang lalu. Awalnya cek darah, katanya Hb (hemoglobin) dan trombosit darahnya rendah. Terus dilakukan rontgen thorax, dan dinyatakan ada infeksi di paru-paru. Pas itu juga dibilang bahwa infeksinya itu sudah menyebar sampai ke jantung. Dibilang sudah sangat parah, makanya langsung rawat inap," ucap Surya Dewi.

Menurut Surya Dewi, dokter memperkirakan bahwa infeksi paru dan jantung yang dialami ibunya itu sudah lama terjadi. Namun baru diketahui karena sebelumnya tidak pernah dicek.

Surya Dewi mengaku tidak ada firasat kalau ibunya akan meninggal dunia. Terlebih saat dirawat di RS BaliMed Negara, kondisi ibunya sempat membaik. "Sebelumya sulit bangun, sudah bisa bangun sendiri. Saat itu saya pikir pasti sembuh," ujar Surya Dewi. Namun kondisi ibunya kembali lemas. Bahkan sepeti kehilangan kesadaran sehingga akhirnya dirujuk dan langsung ditangani di UGD RSUD Negara pada, Rabu (20/4) sore. Setelah ditangani pada sore hari Lilyana sempat membaik sehingga diajak ke kamar perawatan.

"Tapi malamnya sekitar pukul 20.00 Wita, mamak mengalami sesak dan batuknya semakin keras. Pas itu sudah dipasangi ventilator. Sudah berusaha ditangani dan terus dikontrol. Nah pas dinihari sekitar pukul 01.30 Wita, mamak makin kritis dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 02.30 Wita," ucap Surya Dewi yang mengaku sangat berat kehilangan ibunya yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga pasca ditinggalkan ayahnya. Namun, dia mengaku berusaha tetap tegar untuk melepas kepergian ibunya. "Waktu akan meninggal, tidak ada pesan terakhir dari mamak. Saya sendiri optimis mamak akan sembuh. Saat kondisinya agak membaik di RS BaliMed saya sempat bilang ke mamak, pokoknya mamak harus sembuh. Pas itu mamak sempat jawab iya, dan bilang kalau nanti sembuh mau ngajak jalan-jalan," kenang Surya Dewi.

Dalam dunia politik, almarhum Putu Lilyana yang juga menjadi Bendahara PAC PDIP Melaya ini pertamakali maju sebagai calon anggota DPRD Jembrana pada Pileg 2014 lalu. Saat itu, Lilyana langsung terpilih. Termasuk saat mencalonkan diri kembali pada Pileg 2019, Lilyana terbukti kembali berhasil mempertahankan kepercayaan masyarakat di daerah pemilihan (Dapil) Kecamatan Melaya, sehingga terpilih lagi sebagai anggota DPRD Jembrana untuk kedua kalinya.

Sekretaris DPC PDIP Jembrana yang juga Ketua DPRD Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi, Kamis kemarin mengatakan merasa sangat kehilangan. Selama ini Lilyana termasuk salah satu kader militan yang sangat aktif di partai. Secara kelembagaan di Dewan, Lilyana dikenal sebagai sosok yang ceria. "Orangnya selalu ceria. Begitu pun dalam mengemban amanat sangat luar biasa. Selalu beliau dalam rapat-rapat mementingkan kepentingan rakyat, khususnya di Dapil-nya dan di Komisi yang dibidanginya (anggota Komisi II yang meliputi bidang sosial dan ekonomi )," ujar Sri Sutharmi.

Menurut Sri Sutharmi, dirinya mengaku sudah mengetahui bahwa Lilyana sakit sejak sebulan lalu. Hal itu pun setelah Lilyana meminta permakluman tidak dapat ngantor karena sakit. Namun saat ditanya sakitnya, Lilyana mengaku hanya sempat bilang flu dan batuk. "Bilangnya flu dan batuk-batuk. Termasuk dibilang ada peradangan di tenggorokannya. Tetapi beberapa waktu lalu, katanya Hb-nya drop dan diperkirakan ada infeksi di paru-paru," ucapnya.

Sri Sutharmi menyatakan sempat terakhir berkomunikasi secara pribadi dengan Lilyana sekitar 3 hari lalu. Kemudian saat ada agenda Rapat Paripurna Internal DPRD Jembrana pada, Rabu (20/4) pagi, Lilyana pun sempat menelepon untuk mengabarkan bahwa dirinya akan dirujuk dari RSU BaliMed Negara ke RSUD Negara dan meminta doa dari rekan-rekan Dewan agar bisa segera sembuh. "Waktu nelpon kemarin pas Rapat Paripurna Internal, saya sengaja angkat di depan teman-teman Dewan. Pas kemarin itu beliau minta izin akan dirujuk ke RSU Negara dan minta doa. Itu saja yang terakhir," ucapnya. *ode

Komentar