nusabali

Viral Ngaben Diiringi Tarian Joged di Seririt

Ternyata Ngaben Penari Joged Transgender Anggota Wargas

  • www.nusabali.com-viral-ngaben-diiringi-tarian-joged-di-seririt

SINGARAJA, NusaBali
Iring-iringan pemakaman jenazah di Banjar Dinas/Desa Banjar Asem, Kecamatan Seririt, Buleleng pada Soma Wage Kulantir, Senin (18/4) tampak berbeda.

Upacara pengabenan seorang transpuan (transgender) bernama Tika Inces Widuri,27, ini mendadak viral di media sosial (medsos), karena diiringi sejumlah penari joged. Tarian joged tersebut merupakan permintaan mendiang saat dilakukan upacara matuun (menghadirkan roh orang mati saat jenazah masih di rumah duka).

Video berdurasi 19 detik ini viral saat direpost oleh akun instagram PunapiBali. Dalam video yang awalnya diupload akun tiktok Agus Tri Gunawan ini memperlihatkan prosesi pengarakan jemazah menuju setra yang tak biasa. Sepanjang jalan jenazah menuju setra diiringi sejumlah penari joged. Video pendek itu pun hingga semalam mampu mengundang 10.000 lebih like.

Transpuan dengan nama asli Putu Arya Santika ini disebut meninggal dunia karena mengalami infeksi lambung pada, Kamis (14/4) lalu, pasca lima hari dirawat di rumah sakit. Dia merupakan salah satu anggota komunitas Waria dan Gay Singaraja (Wargas). Penari joged yang mengantarkannya ke peristirahatan terakhir juga merupakan teman-teman almarhum di Komunitas Wargas.

Dewan Pembina Wargas, Sisca Dharma Sena ditemui di rumahnya Lingkungan Tegal Mawar, Kelurahan Banjar Bali, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Selasa (19/4) mengatakan seluruh prosesi upacara pengabenan salah satu anggotanya sesuai dengan permintaan keluarga. “Iringan penari joged memang dari permintaan Tika saat metuunang. Dia ingin dihantarkan dengan tarian joged. Kami juga sempat ragu, karena ngaben upacara berduka, sedangkan joged adalah tarian hiburan. Kami bahkan sempat memastikan kepada balian dan keluarga. Kami tidak ingin ada salah paham dari masyarakat umum. Tetapi karena memang begitu permintaannya anak-anak di Sekaa Joged Celedu Nginyah turun mengantarkan Tika,” ucap Sisca. Selama hidupnya Tika yang menjadi tulang punggung keluarga memang sosok yang pekerja keras. Dia mencari nafkah sebagai penari joged. Salah satu dari sekaa joged Wargas yang bernama Celedu Nginyah. Sedikitnya ada 10 orang transpuan di bawah naungan Wargas yang mencari nafkah sebagai penari joged.

“Tika memang pekerja keras, dia tulang punggung keluarganya. Sebagai penari mungkin dia menjalani diet keras untuk menjaga body dan penampilan, sehingga kena infeksi lambung. Memang sakitnya setahun terakhir, pandemi Covid-19 sedikit job, kebanyakan off mungkin itu yang memicu dia sakit juga,” imbuh pendiri Wargas ini.

Anggota Wargas yang bertugas menari joged mengiringi prosesi pengabenan Tika dari rumah duka dan sepanjang jalan menuju setra yang berjarak kurang lebih 700 meter. Penari joged pun masih terus menari saat api disulut di jenazah Tika.

“Kami juga sampai kemarin malam masih berpikir, masih bingung antara rasa berduka dan juga gembira. Tetapi kami senang prosesi pengabenan Tika berjalan lancar. Saat nyiramang (dimandikan) sempat dirias seperti perempuan, meski akhirnya saat prosesi ngaben secara laki-laki,” tuturnya. *k23

Komentar