nusabali

Susah Dapat Pertalite saat Melaut

Dewan Bali Minta Pemprov Bali Fasilitasi Nelayan

  • www.nusabali.com-susah-dapat-pertalite-saat-melaut

MANGUPURA,NusaBali
Masalah BBM (Bahan Bakar Minyak) masih jadi masalah yang melilit nelayan di Bali.

Anggota Komisi IV DPRD Bali dari Fraksi Golkar I Wayan Rawan Atmaja mendesak Pemprov Bali turun tangan, mengatasi kesulitan nelayan mendapatkan BBM jenis pertalite di Kawasan Kuta Selatan, Badung.

“Nelayan di Kawasan Kuta Selatan mengadukan masalah bahan bakar minyak. Mereka (nelayan,red) mau beli BBM jenis pertalite dengan menggunakan jerigen ke salah satu SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) tidak dibolehkan. Sebelumnya tidak ada persoalan, sekarang dilarang tanpa alasan. Sehingga nelayan mengadu ke kami,” ujar Rawan Atmaja di Denpasar, Selasa (19/4) siang.

Yang mengejutkan, kata Rawan Atmaja, ketika nelayan membeli BBM jenis pertamax menggunakan jerigen, pihak SPBU malah membolehkan. “Saya tidak mau menyebutkan SPBU-nya. Yang jelas, pemerintah Pemprov Bali, pihak berwenang harus turun tangan menyelesaikan persoalan para nelayan ini. Pertalite tidak dibolehkan, kok pertamax dibolehkan?,” ujar politisi asal Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung ini.

Bukan nelayan saja, pengusaha water sport di Kawasan Nusa Dua, Kuta Selatan juga mengeluhkan hal serupa, kesulitan mendapatkan BBM jenis pertalite, terutama ketika membeli dengan menggunakan jerigen di SPBU.

Hal ini sangat disayangkan Rawan Atmaja. Sebab usaha water sport sebagai pendukung pariwisata baru bangkit dari keterpurukan pada masa pandemi Covid-19.  “Ketika mereka bangkit, disuruh pakai pertamax jelas akan meningkatkan beban operasional pengusaha water sport. Selama ini mereka pakai pertalite lebih murah, kita harapkan pihak Pemprov Bali berkoordinasi dengan pihak PT Pertamina bisa memberikan solusi,” ujar politisi yang punya hobi memancing ini.

Rawan mencurigai, adanya penolakan terhadap nelayan membeli pertalite dengan jerigen ini, hanya akal-akalan pihak SPBU saja alias hanya modus agar nelayan membeli pertamax. “Jangan salahkan masyarakat selalu teriak masalah BBM. Karena persoalan semacam ini terlalu terjadi dan rakyat jadi korban,” tegas fungsionaris DPP Golkar Bali ini.*nat

Komentar