nusabali

Rambut 17 Anak Gadis Dipotong, Diawali Ritual Sakral

Ngodakin Sesuhunan di Desa Adat Kebon, Kedisan, Tegallalang, Gianyar

  • www.nusabali.com-rambut-17-anak-gadis-dipotong-diawali-ritual-sakral

Saat pemotongan rambut, anak-anak gadis tersebut merasa deg-degan mengingat rambut yang dihaturkan akan menjadi bagian dari Sesuhunan.

GIANYAR, NusaBali
Puluhan anak gadis Banjar Kebon, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar merelakan rambutnya untuk dipotong. Rambut dari gadis cilik ini nantinya akan digunakan untuk ngodakin atau memperbaiki Sesuhunan Barong Macan dan Barong Bangkal yang berstana di Pura Dalem Desa Adat Kebon.

Jro Penyarikan Desa Adat Kebon, I Wayan Lastrawan menjelaskan rambut yang dipotong hanya dari anak-anak gadis yang dianggap suci. Sebelum dipotong, rambut para gadis tersebut diupacarai pembersihan secara niskala dengan upakara panglukatan lengkap, sehingga menambah keyakinan warga. "Prosesi pemotongan rambut ini bersifat sakral, diawali upacara nunas ica dan panglukatan yang dipimpin Pamangku Pura Puseh setempat," jelas Lastrawan, Minggu (17/4).

Menurut Lastrawan, potong rambut ini digelar untuk persiapan perbaikan sesuhunan yang sudah 25 tahun belum pernah diperbaiki total. "Yang akan diperbaiki bagian keranjang, pengecatan ulang, hanya bagian kain saja yang tidak diganti karena susah mencari kain sejenis, sedangkan bagian Prarai atau topeng akan dicat saja," jelasnya.

Terakhir kali, pratima atau pelawatan Ida Batara ini pernah diperbaiki tahun 2005 silam, namun hanya perbaikan kecil. Dijelaskan pula, di Desa Adat Kebon berstana 5 sesuhunan berupa 1 Barong Ket dan 2 berwujud Rangda, putih dan merah, satu Barong Macan dan satu Barong Bangkal. Waktu pemotongan pun dipilih pada hari baik (dewasa ayu) bertepatan dengan Purnama Sasih Jiyesta pada Saniscara Paing Ukir, Sabtu (16/4). Prosesi pemotongan rambut ini dilaksanakan di Utama Mandala Pura Puseh Desa Adat Kebon, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang. Anak gadis yang dipotong rambutnya dibedakan menjadi dua kategori, yakni anak-anak yang belum menstruasi dan yang sudah.

Klasifikasi ini dilakukan guna memudahkan menempatkan saat pemasangan hasil potongan rambut nantinya. Sedangkan kriteria pemilihan gadis untuk dipotong rambutnya yakni sebanyak 17 gadis saja berdasarkan keikhlasan dari para anak gadis itu sendiri.

"Potongan rambut dari anak yang belum menstruasi akan digunakan di bagian utama karena dianggap lebih suci. Sedangkan potongan rambut para gadis lainnya akan dipergunakan di bagian badan barong," jelasnya. Kekurangan rambut nanti akan dilaksanakan upacara serupa, namun bisa diperoleh dari rambut perempuan yang sudah menikah.

Dijelaskan, gadis dianggap suci dimaksud adalah anak perempuan yang belum menstruasi. Saat pelaksanaan upacara pembersihan, ada 17 anak gadis yang rambutnya dipotong. Tujuh orang diantaranya merupakan gadis yang belum menstruasi. Masing-masing anak rambutnya dipangkas antara 5 cm hingga 10 cm.

Setelah diupacarai pembersihan secara niskala, secara bergilir rambut gadis tersebut dipotong oleh Kepala Dusun Banjar Kebon, I Wayan Suartawan menggunakan alat yang juga sudah suci. Saat pemotongan rambut, anak-anak gadis tersebut merasa deg-degan mengingat rambut yang dihaturkan akan menjadi bagian dari Sesuhunan. Tidak ada yang kerauhan. Setelah dipotong, rambut anak gadis diletakkan di area pura. Proses ngodakin rencananya akan segera dilakukan sesuai petunjuk dewasa ayu. *nvi

Komentar