nusabali

Proyek JLB Belum Jelas

Diharapkan Gunakan Skema KPBU

  • www.nusabali.com-proyek-jlb-belum-jelas

MANGUPURA, NusaBali
Selain megaproyek Jalan Lingkar Selatan (JLS), wilayah pariwisata Kuta Selatan juga renana akan dibangun Jalan Lingkar Barat (JLB).

Hal itu untuk mencegah kemacetan yang biasanya terjadi di kawasan wisata tirta Tanjung Benoa. Sayangnya rencana tersebut belum jelas perkembangannya, sementara JLS sudah diajukan pembangunannya dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Agar proyek JLB juga bisa berjalan, sejumlah pihak mengusulkan agar juga menggunakan skema KPBU, sehingga persoalan anggaran yang jadi kendala dapat terselesaikan. Salah seorang tokoh masyarakat Kuta Selatan, Wayan Luwir Wiana mengatakan pembangunan JLB dinilai juga sangat penting bagi kawasan Wisata Bahari Tanjung Benoa. Sebab, sebelum pandemi kondisi jalan tersebut relatif padat dengan arus kendaraan wisatawan yang ingin bermain wisata air. Hal itu harus mendapatkan solusi, jangan sampai masalah itu kembali muncul ketika pariwisata pulih.

“Untuk mengurangi kemacetan di Jalan Pratama Tanjung Benoa maka harus ada JLB Tanjung Benoa. Dengan begitu, maka Jalan Pratama bisa dimanfaatkan untuk satu arah. Jadi proyek ini sangat dibutuhkan, karena Tanjung Benoa adalah sentralnya wisata tirta, yang saat kondisi normal ada banyak wisatawan yang datang dengan menggunakan bus-bus besar,” kata Luwir Wiana, Senin (11/4).

Pihaknya menyadari rencana pembangunan JLB masih terkendala kondisi keuangan daerah yang terpengaruh pandemi Covid-19. Untuk itu, dia mendorong agar rencana pembangunan JLB bisa diajukan kepada pemerintah pusat, melalui skema yang sama dengan proyek JLS, yaitu KPBU. Hal itu dinilai sangat tepat dilakukan saat ini, seiring dengan penyelenggaraan KTT G-20 di Nusa Dua.

Anggota Komisi II DPRD Badung ini juga mendorong pembangunan akses terusan dari gerbang tol Nusa Dua tembus ke arah selatan. Akses itu nantinya dapat menjadi alternatif memecah kekroditan lalu lintas di Jalan Siligita Selatan dan sekitarnya. “Dengan begitu para delegasi G-20 dapat menjadi lebih nyaman dalam menuju salah satu tempat perhelatan acara,” kata Luwir Wiana.

Sementara, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung, IB Surya Suamba, mengatakan proyek JLB memang juga diajukan untuk dibangun. Namun, karena terkendala anggaran, karena kondisi keuangan Badung saat ini terdampak pandemi. “Satu-satu dahulu dikerjakan, karena keuangan daerah juga perlu diperhitungkan,” katanya secara terpisah. *dar

Komentar