nusabali

Sekolah Luar Biasa Juga Mulai Gelar PTM Terbatas

  • www.nusabali.com-sekolah-luar-biasa-juga-mulai-gelar-ptm-terbatas

DENPASAR, NusaBali
Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 dan SLB Negeri 2 Denpasar juga mulai menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) mulai Senin (4/7).

Namun PTM di SLB masih terbatas dan variatif, bergantung pada situasi masing-masing sekolah. Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Denpasar Drs I Ketut Sumartawan MPhil SNE, mengatakan meski siswanya masuk dalam kelompok rentan, pelaksanaan PTM di sekolahnya berjalan relatif lancar tanpa kendala. Siswa senang datang ke sekolah bertemu dengan teman-temannya.

Sumartawan yang juga Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SLB se-Bali, menjelaskan anak berkebutuhan khusus tentunya harus mendapat perhatian berbeda dibanding anak-anak pada umumnya. Karena itu pelaksanaan PTM di sekolahnya sangat memperhatikan protokol kesehatan.

“Kita tetap waspada, prokes kami harapkan dilaksanakan disiplin oleh anak-anak dan guru,” ujar Sumartawan yang sempat menempuh studi pendidikan anak berkebutuhan khusus di Norwegia, Rabu (6/4).

Sumartawan mengungkapkan, sekolah yang berlokasi di Jalan Sersan Mayor Gede Nomor 11, Desa Dauh Puri Kelod, Denpasar Barat tersebut saat ini memiliki sebanyak 211 siswa, kebanyakan difabel netra. Terbagi ke dalam tiga jenjang, SDLB, SMPLB, dan SMALB.

Dia menjelaskan, untuk saat ini PTM di SLB Negeri 1 Denpasar masih dilaksanakan secara terbatas, waktu belajar dibatasi hanya 3 jam.

Kelas dengan jumlah siswa lebih dari 5 orang terpaksa dibagi, melaksanakan PTM pada hari yang berbeda, agar jarak fisik siswa tidak terlalu berdekatan. Sementara pada kelas yang memiliki jumlah siswa relatif sedikit, di bawah 5 orang, maka otomatis melaksanakan PTM secara penuh atau 100 persen.

Sumartawan mengatakan, guru di sekolahnya memiliki status guru kelas bukan guru mata pelajaran seperti di sekolah umum. Karena itu untuk mengantisipasi guru terlalu lelah mengajar dalam satu hari, proses belajar mengajar dibagi menjadi dua sesi namun pada hari yang berbeda.

“Kalau berturut-turut misalnya dari pagi sampai sore dua sesi, takut juga, jaga-jaga interaksi jangan sampai terlalu intens, kemungkinan guru juga mengalami kelelahan,” kata Sumartawan.

Sementara itu, di SLB Negeri 2 Denpasar yang beralamat di Jl Pendidikan No 26 Sidakarya, Denpasar Selatan, PTM juga dilaksanakan secara terbatas. Hanya 50 persen siswa dari total sekitar 180 orang yang bisa hadir ke sekolah. Mereka harus datang ke sekolah secara bergantian pada hari yang berbeda.

Hal tersebut untuk mengantisipasi ruang kelas yang terlalu padat. Sekolah yang didominasi siswa difabel rungu tersebut akan melaksanakan kebijakan ini selama satu bulan sebelum dievaluasi lebih lanjut.

Kepala Sekolah SLB Negeri 2 Denpasar Ni Wayan Rapiyanti SPd, mengatakan senang PTM di sekolah akhirnya bisa dilaksanakan kembali. Pasalnya mendidik anak berkebutuhan khusus memiliki tantangan tersendiri, terutama saat pembelajaran online selama pandemi Covid-19.

Apalagi misalnya jika siswa baru yang belum secara intens pernah bertemu dengan gurunya, harus memulai pendidikannya dengan cara daring. Antara siswa dengan guru belum saling mengenal satu sama lain, padahal hal itu sangat penting terutama dalam mengajar anak berkebutuhan khusus.

Masalahnya akan bertambah ketika jaringan internet mengalami kendala, sehingga tidak jarang solusi terakhir yang diambil adalah mendatangi langsung siswa ke rumahnya. Tentu ini dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. “Saya langsung beri solusi supaya guru kelasnya mendatangi rumah mereka untuk mengajar,” kata Rapiyanti.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali I Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, menuturkan kebijakan PTM berlaku untuk semua jenis sekolah di Bali, tidak terkecuali SLB.

Boy Jayawibawa mengakui jika siswa SLB memiliki kesehatan yang lebih rentan dibanding anak-anak pada umumnya. Namun hal itu sudah diantisipasi dengan pelaksanaan PTM terbatas dengan menjaga jarak fisik antarsiswa.

Di samping itu anak difabel selama ini juga mendapat prioritas dalam mendapatkan vaksin Covid-19. “Mereka kan sudah divaksinasi lengkap jadi relatif aman,” tandas birokrat asal Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng. *cr78

Komentar