nusabali

Nyepi di Desa Adat Ulakan, 5 Krama Kena Denda

Masing-masing Pelanggar Didenda 5 Kilogram Beras

  • www.nusabali.com-nyepi-di-desa-adat-ulakan-5-krama-kena-denda

AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 5 krama kena denda selama perayaan Nyepi adat di Desa Adat Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem.

Nyepi adat selama 16 jam berlangsung mulai Sukra Paing Sinta, Jumat (1/4) pukul 21.00 Wita hingga Saniscara Pon Sinta, Sabtu (2/4) pukul 13.00 Wita.

Bendesa Adat Ulakan I Ketut Arsana memaparkan, sebanyak 5 krama yang kena denda semuanya orang dewasa, dan merupakan krama tamiu atau pendatang. “Sudah dikasih tahu, di Desa Adat Ulakan tengah berlangsung Nyepi, tetap saja melanggar. Karenanya mereka dikenai sanksi denda,” kata Ketut Arsana dihubungi di kediamannya Banjar Adat Pangejeroan I, Desa Adat Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Sabtu (2/4) malam.

Ketut Arsana menjelaskan, seorang krama kena denda karena melintas di jalan desa dari arah utara jalur Banjar Juuk Legi, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat tembus ke Banjar Abiancanang, Desa Ulakan. Krama dari Banjar Perangsari, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, ini menerobos dan melepas sawen (tanda larangan masuk terbuat dari daun aren yang dibentangkan di ujung jalan, Red).

Selama Nyepi berlangsung, semua jalan desa di setiap batas jalan dipasang sawen, agar tidak ada warga yang melintas.

Dua krama tamiu lainnya yang kena denda, keduanya dari luar Bali yang tinggal di Banjar Kodok, Desa Ulakan, tepatnya di utara Lapangan Umum Desa Ulakan. Sepasang suami istri krama tamiu itu, menurut Ketut Arsana, memarkir kendaraannya di pinggir jalan dan hendak bepergian. Padahal berlaku larangan bepergian selama Nyepi.

Dua krama tamiu lagi yang kena denda juga orang luar Bali, pergi ke ATM di Desa Ulakan.

“Sudah dikasih tahu tidak boleh ke luar rumah, masih Nyepi. Krama tamiu itu mengaku ada keperluan menarik uang (di ATM, Red). Kedua krama tamiu itu rela kena denda, masing-masing 5 kilogram beras,” ujar Ketut Arsana.

Ketut Arsana menambahkan, banyak sales yang masuk Desa Ulakan berniat memasarkan barang dagangannya, tetapi setelah diingatkan ada Nyepi, maka mereka pergi. Sales bersangkutan tidak dikenai denda, karena tidak termasuk melakukan pelanggaran.

Nyepi di Desa Adat Ulakan ini dilaksanakan setiap setahun sekali, kali ini usai menggelar upacara Usaba Dalem di Pura Dalem, Banjar Adat Mangku I, Desa Adat Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem saat Tilem Kadasa pada Sukra Paing Sinta, Jumat (1/4).

Ketut Arsana memaparkan, Nyepi dilaksanakan setelah tuntas menggelar persembahyangan di Pura Dalem, berlanjut nyineb Ida Bhatara dengan mengusung seluruh pratima dan pralingga Ida Bhatara dari Pura Dalem menuju Pura Pasimpenan.

Sepanjang perjalanan dari Pura Dalem menuju Pura Pasimpenan sekitar 3 kilometer, seluruh krama sepanjang jalan raya menyambut dengan menyalakan prakpak (daun nyiur kering dibakar) digunakan alat penerangan.

Berlanjut upacara nyineb di Pura Pasimpenan, diakhiri menggelar persembahyangan terakhir diantarkan Jro Mangku Ketut Jirna dan Jro Mangku Wayan Simpen. Kemudian prajuru Desa Adat Ulakan membunyikan kulkul (kentongan) yang letaknya di sudut perempatan jalan Desa Adat Ulakan, sebanyak tiga kali, sebagai isyarat memulai Nyepi pada pukul 21.00 Wita.

Selama Nyepi, sebanyak 28 orang pecalang dikoordinasikan Kelian I Wayan Reni berjaga-jaga hingga Sabtu (2/4) pukul 13.00 Wita. Selama Nyepi, seluruh akses jalan masuk, terutama gang menuju pemukiman, ditutup dengan cara memasang sawen, dengan membentangkan tali berisi janur aren. Saat Nyepi berakhir, kembali ditandai ada bunyi kentongan tiga kali.

“Selama Nyepi, tetap melaksanakan Catur Brata Panyepian. Bagi yang melanggar, untuk anak-anak kena denda 2,5 kilogram beras, untuk dewasa atau orang tua dendanya 5 kilogram beras, jika diuangkan Rp 10.000 per kilogram,” jelas Ketut Arsana.

Catur Brata Panyepian yang dimaksud, adalah empat jenis larangan, yakni, amati gni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak melakukan aktivitas), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).

Nyepi itu berlaku di wilayah Desa Adat Ulakan, mewilayahi 7 banjar adat,  Banjar Belong I, Banjar Belong II, Banjar Mangku I, Banjar Mangku II, Banjar Pangejeroan I, Banjar Pangejeroan II, dan Banjar Pasek.

Sehubungan Nyepi berlangsung pada hari Sabtu, aktivitas yang diliburkan adalah proses belajar mengajar di SMPN 1 Manggis, SDN 1 Ulakan, SDN 2 Ulakan, SDN 3 Ulakan, dan SDN 4 Ulakan. Sedangkan SMAN Manggis memang tidak ada kegiatan pembelajaran. Sedangkan aktivitas perkantoran libur pada Sabtu.

Seluruh aktivitas perekonomian ditutup, mulai dari warung, toko, dan mini market.  Selama Nyepi, kendaraan dari luar desa bisa lalulalang melintasi jalur Amlapura – Denpasar. Namun angkutan umum dilarang menurunkan dan menaikkan penumpang di wilayah Desa Adat Ulakan.

Begitu juga krama Desa Adat Ulakan dilarang menerima tamu, dan dilarang bertamu. Sebab, jika itu dilanggar bakal dikenai sanksi denda 5 kilogram beras per orang.   Ketut Arsana menyatakan, Desa Adat Ulakan menggelar Nyepi dua kali setahun, Nyepi umum dan Nyepi adat. *k16

Komentar