nusabali

Pria Setengah Abad Tewas Gantung Diri

  • www.nusabali.com-pria-setengah-abad-tewas-gantung-diri

MANGUPURA, NusaBali
Krama Banjar Nungnung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Jumat (1/4) pukul 06.00 Wita geger.

Seorang krama banjar setempat bernama I Wayan Sukadana, 50, ditemukan tewas gantung diri pada gudang kayu atau Sircle Kayu milik korban.  Korban yang berusia setengah abad itu ditemukan tewas gantung diri pertama kali oleh temannya I Wayan Arnawan, 54. Korban ditemukan menggantung pada kayu lambang menggunakan tali plastik warna biru sepanjang 3,36 meter. Belum diketahui penyebab persis korban nekat gantung diri. Diduga korban memiliki masalah keuangan dan tidak harmonis dengan istrinya.

Peristiwa gantung diri itu kini masih dalam penyelidikan aparat Polsek Petang. Setelah menerima laporan tentang peristiwa tersebut aparat Polsek Petang langsung mendatangi lokasi TKP. Pada saat ditemukan posisi korban menghadap ke arah selatan. Pada saat itu korban mengenakan baju sweter warna biru, sandal warna putih, celana trening panjang warna biru bergaris putih, dan menggunakan masker warna putih. "Hasil pemeriksaan dari tim medis Puskesmas Petang II bahwa korban sudah dinyatakan meninggal dunia.

Korban dinyatakan meninggal dunia kurang lebih 3 jam sebelum ditemukan. Pada tubuh korban ditemukan luka bekas jeratan melingkar di leher serta kemaluan keluar sperma dan dubur keluar kotoran," ungkap Kasi Humas Polres Badung Iptu Ketut Sudana dalam keterangan persnya kemarin siang.

Dalam perkara ini, aparat Polsek Petang memeriksa dua orang saksi, yakni Wayan Arnawan dan Sang Nyoman Sutena, 60. Keterangan dari Wayan Arnawan ungkap Iptu Ketut Sudana, bahwa pada Kamis 31 Maret 2022 sore dirinya sempat ngobrol bersama korban. Sore itu korban bercerita terlilit utang.

Pada saat itu Wayan Sukadana (korban) meminta bantuan kepda Wayan Arnawan untuk bersama-sama ke teman saksi Wayan Arnawan di Banjar/Desa Mambal, Kecamatan  Abiansemal, Badung untuk meminjam uang Jumat pagi kemarin. Selepas obrolan itu keduanya pulang ke rumah masing-masing.

Jumat pagi kemarin, Wayan Arnawan menjemput korban di gudang kayu atau Sircle Kayu tempat korban tidur untuk dihantar ke Mambal. Pada saat Wayan Arnawan tiba di lokasi TKP melihat korban sudah tergantung di kayu lambang. "Melihat pemandangan itu Wayan Arnawan menghubungi Sang Nyoman Sutena. Peristiwa pun dilaporkan ke Polsek Petang. Belum bisa disimpulkan penyebab korban nekat gantung diri," tandasnya.

Kelian Adat Banjar Nungnung, Sang Nyoman Sutena mengaku dirinya baru mengetahui ada warganya yang ulahpati dengan cara gantung diri setelah beberapa masyarakat mencarinya ke rumah. “Setelah dicari warga, sekitar pukul 06.30 Wita saya ke tempat kejadian,” ungkapnya.

Menurut Sutena, pelaku gantung diri merupakan petani dan memiliki pekerjaan sambilan sebagai pemecah kayu dengan alat sirkle kayu. Kesehariannya pelaku gantung diri memiliki sikap yang biasa saja dan tidak terlalu menonjol di masyarakat. Namun terkait motif memilih gantung diri, tidak ada yang tahu, termasuk keluarganya.

“Kalau kesehariannya sih secara umum biasa-biasa saja. Di masyarakat juga tidak ada masalah. Punya usaha potong kayu juga lancar-lancar saja. Saya sudah sempat ngobrol dengan keluarganya, tidak ada yang tahu masalah yang apa dihadapinya hingga mengambil jalan seperti ini,” jelasnya sembari menyebut pelaku gantung diri meninggalkan satu istri dan dua anak.

Hingga saat ini jenazah masih disemayamkan di rumah duka. Rencananya akan dikremasi di Krematorium Bebalang, Bangli pada Redite Wage Landep, Minggu (3/4). Sutena menjelaskan, jenazah diputuskan untuk dikremasi lantaran pada hari yang sama ada dua ngaben di setra banjar setempat. Menurut dresta setempat, kata Sutena, tidak diperbolehkan sampai tiga jenazah yang diaben di setra tersebut.

“Kremasinya ini bukan karena masalah. Tetapi karena dresta adat, tidak diperbolehkan ngaben di satu setra tiga jenazah. Makanya untuk jenazah yang bersangkutan diputuskan untuk dikremasi di tempat lain,” tandas Sutena. *pol, ind, asa

Komentar