nusabali

Investor China Diajak Ikut Bangun Tol Gilimanuk-Mengwi

  • www.nusabali.com-investor-china-diajak-ikut-bangun-tol-gilimanuk-mengwi

JAKARTA, NusaBali
Ketua MPR Bambang Soesatyo mengajak para investor asal China untuk membantu pembangunan jalan tol  Gilimanuk-Mengwi.

"Kehadiran jalan tol Mengwi-Gilimanuk sangat strategis dan menjanjikan bagi investor, karena dapat mengakomodasi kendaraan dari barat ke timur, dan sebaliknya, di Bali," kata Bambang, Senin (28/3).

Hal itu juga dia sampaikan saat menerima Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Politisi yang akrab disapa Bamsoet ini menjelaskan jalan tol itu menjadi jalur alternatif dari Pelabuhan Gilimanuk ke arah Ibu Kota Provinsi Bali, Denpasar, sekaligus memangkas waktu tempuh dari Pelabuhan Gilimanuk ke Kawasan Metropolitan Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan, dari enam jam menjadi hanya sekitar dua jam.

Dia berharap Dubes China menggerakkan investor negeri Tirai Bambu berinvestasi dalam pembangunan jalan tol sepanjang 96,21 kilometer di Pulau Bali.

Jalan tol itu terdiri atas tiga seksi, yakni Seksi I Gilimanuk-Pekutatan sepanjang 54,7 km, Seksi II Pekutatan-Soka sepanjang 23,17 km, Seksi III Soka-Mengwi sepanjang 18,9 km. Tol tersebut mencakup tiga kabupaten di Provinsi Bali, yaitu Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, dan Kabupaten Badung.

Bambang juga mengapresiasi capaian nilai perdagangan Indonesia dan China sepanjang tahun 2021, yang telah mencapai 110 miliar dolar AS, naik 54,04 persen dari tahun 2020. Nilai tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah perdagangan Indonesia-China. "Saya berharap capaian tersebut dapat terus ditingkatkan," ujarnya.

Bamsoet erharap nilai perdagangan lebih berimbang di masa mendatang. Di 2021, Indonesia defisit perdagangan sebesar 2,44 miliar dolar AS, meskipun angka itu lebih baik dibandingkan defisit tahun 2020 yang mencapai 7,85 miliar dolar AS. Defisit neraca perdagangan Indonesia terhadap China antara lain dipengaruhi oleh masih ada hambatan dagang non-tarif bagi komoditas unggulan Indonesia, seperti sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.  *ant

Komentar