nusabali

Banyu Pinaruh, Pancoran Solas Taman Mumbul 'Banjir' Pengunjung

  • www.nusabali.com-banyu-pinaruh-pancoran-solas-taman-mumbul-banjir-pengunjung

MANGUPURA, NusaBali
Umat Hindu di Bali mengisi waktu saat Banyu Pinaruh atau sehari setelah Hari Saraswati dengan melukat atau pembersihan diri di pantai maupun sumber-sumber mata air.

Tak terkecuali di Penglukatan Pancoran Solas Taman Mumbul Sangeh, Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, juga diserbu oleh umat, Minggu (27/3). Ketua Pengelola Penglukatan Pancoran Solas, Taman Mumbul Sangeh, I Gusti Agung Made Adi Wijaya, mengatakan pada hari Banyu Pinaruh ini kedatangan umat untuk melangsungkan ritual bertambah. Tempat pengelukatan yang buka dari pukul 04.00-19.00 ini dihadiri ribuan umat, namun prosesi melukat dilaksanakan secara berkesinambungan dan juga tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).

“Selama masa Covid-19 ini, untuk waktu melukat di sini kami batasi dari pukul 04.00 Wita sampai 19.00 Wita. Kalau saat normal sebelum Covid-19, biasanya pada Hari Saraswati dan Banyu Pinaruh kami buka 24 jam penuh,” ujarnya.

Adi Wijaya melanjutkan, kedatangan masyarakat untuk melukat juga tidak terjadi kerumunan. Prosesi melukat diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, terutama klaster baru penyebaran Covid-19. “Sekarang yang datang tidak seketika membludak tetapi berkesinambungan dari pagi hingga sore hari,” kata dia sembari menyebut umat yang datang untuk sekarang ini 100 persen warga lokal Bali.

Adi Wijaya pun berharap pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Terlebih masyarakat juga sudah taat prokes melakukan vaksinasi. Sekadar diketahui, untuk Penglukatan Pancoran Solas ini sudah masuk Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Kabupaten Badung. Bahkan per 1 Januari 2022 sudah bekerja sama dengan Dinas Pariwisata (Dispar) Badung untuk pemungutan tiket atau memungut retribusi bagi yang masuk areal tempat tersebut. Tiketnya Rp 10.000 dewasa, Rp 5.000 untuk anak-anak lokal.

“Harapan kami sudah pasti ada kenaikan kunjungan wisatawan yang datang ke Bali khusus ke tempat pengelukatan ini. Ketika kunjungan meningkat tentu akan berdampak terhadap perkembangan ekonomi masyarakat,” harapnya.

Di sisi lain, Adi Wijaya menambahkan tempat pengelukatan ini rencananya akan ada pengembangan kawasan. Sejatinya, rencananya tersebut sudah ada sejak setahun lalu, yakni pengembangan di bagian selatan tempat pengelukatan, karena ada tanah milik desa dan juga lahan pribadi masyarakat. Rencana ada penataan seluas 1 hektar yang ada hubungannya dengan air. Baik itu kolam air deras, kuliner, SPA dan lainnya. Namun untuk mewujudkan itu masih terkendala pembebasan lahan masyarakat. *ind

Komentar