nusabali

Pandemi, Umat Mabanyu Pinaruh Hanya 25 Persen

  • www.nusabali.com-pandemi-umat-mabanyu-pinaruh-hanya-25-persen

DENPASAR, NusaBali
Sejak pandemi Covid-19, jumlah umat yang melakukan Banyu Pinaruh saat Hari Saraswati pada Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (26/3), menurun.

Apalagi dengan Covid-19 prosesi melukat saat Banyu Pinaruh di Pura Campuhan Windhu Segara, Pantai Padanggalak, Denpasar Timur, bahkan sempat dilarang untuk menghindari kerumunan.

Pelaksanaan pelukatan di pura ini dibuka mulai pukul 06.00 hingga 20.00 Wita. Dari pantauan puluhan pamedek terlihat sudah datang ke pura dengan membawa sesaji sebagai sarana melukat pada Redite Paing Sinta, Minggu (27/3) pagi.

“Saya kira tadi masih tutup di sini (di Pura Campuhan Windhu Segara, Padanggalak, Red), karena enam bulan lalu ditutup, ternyata sudah bisa. Syukurlah jadinya kami bisa melukat,” kata Wayan Asmara, salah seorang pamedek.

Saat melukat ini Asmara membawa sarana berupa pejati dan bungkak nyuh gading dan juga canang. “Semoga nanti tidak ada pembatasan lagi dan kembali normal,” imbuhnya.

Salah seorang pengayah di Pura Campuhan Windhu Segara Jero Mangku Ketut Kerta Mahardika, menuturkan untuk melakukan prosesi melukat di pura ini pamedek membawa pejati minimal satu buah, dan bungkak nyuh gading. Untuk proses melukat dimulai dari palinggih Brahma, Wisnu, Siwa dengan menggunakan bungkak nyuh gading. Di sana juga wajib menggunakan sarana pejati.

“Setelah itu dilanjutkan dengan melukat ke segara atau campuhan yang merupakan pertemuan antara sungai dengan lautan,” tutur Jero Mangku Mahardika.

Pamedek kemudian melanjutkan pelukatan di beji. Di beji ini terdapat 7 tempat untuk melukat. “Pelaksanaan melukat ini dilakukan dengan arah murwa daksina atau searah jarum jam dan terakhir di tengah,” imbuh Jero Mangku Mahardika.

Setelah proses tersebut selesai dilanjutkan dengan persembahyangan yang dipimpin oleh seorang pemangku. Persembahyangan dilaksanakan di beji, palinggih Pura Campuhan, dan ke palinggih Tri Purusa.

Dia menambahkan setiap hari ada saja yang melukat di Pura Campuhan Windhu Segara ini kecuali saat Nyepi. “Kalau mau lanjut bisa juga melakukan persembahyangan di barat pura ini namanya Pura Ratu Niang. Sarananya bisa pejati, atau bisa juga canang,” ujar Jero Mangku Mahardika.

Pamedek akan ramai pada saat odalan di pura ini yakni saat Siwa Ratri. Juga akan ramai saat Banyu Pinaruh, Purnama, Kajeng Kliwon maupun Tilem. Namun untuk jumlah pamedek yang melukat pada Minggu kemarin tak sebanyak Banyu Pinaruh sebelum pandemi.

“Biasanya pamedek sampai antre untuk bisa melukat. Namun saat ini hanya 25 persen dibanding Banyu Pinaruh sebelum pandemi. Mungkin banyak yang mengira ditutup seperti enam bulan lalu,” ungkap Jero Mangku Mahardika. *mis

Komentar