nusabali

PNB Siap Jalankan D2 Fast Track

Pembelajaran di SMK Diakui sebagai Kredit Perkuliahan

  • www.nusabali.com-pnb-siap-jalankan-d2-fast-track

MANGUPURA, NusaBali
Guna memantau kesiapan program D2 Fast Track, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto melakukan kunjungan di kampus Politeknik Negeri Bali (PNB) di Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Kamis (24/3).

Rencananya, Diploma Dua Jalur Cepat ini sudah diterapkan di seluruh Indonesia, termasuk PNB pada tahun ajaran 2022/2023 mendatang.

Menariknya, program ini memformulasikan pendidikan yang diterima di SMK sebagai kredit perkuliahan. “Selama tiga tahun di SMK, ditambah Program Diploma Dua Jalur Cepat dapat ditempuh dalam waktu 3 semester atau 1,5 tahun dengan total beban kredit minimum sebesar 72 SKS,” urai Wikan Sakarinto.

Calon mahasiswa nantinya dapat menyetarakan sertifikasi kompetensi atau keahlian yang dimiliki sejak duduk di bangku SMK sebagai kredit perkuliahan melalui mekanisme rekognisi pembelajaran lampau (RPL). Kemudian, perkuliahan dilanjutkan di pendidikan tinggi vokasi yang ditempuh selama satu semester dan program magang di dunia kerja atau industri selama dua semester.

“Kami melakukan RPL terhadap hasil belajar dan pengalaman lulusan SMK selama 3 tahun yang dapat diakui antara 12-20 SKS yang setara dengan proses pembelajaran satu semester. Jadi, capaian hasil belajar dan pengalaman SMK 3 tahun kita akui setara dengan 12-20 SKS, sehingga cukup tiga semester di politeknik,” jelas Wikan Sakarinto.

Sementara itu, Direktur PNB I Nyoman Abdi, menyatakan kesiapan kampus yang dipimpinnya menjalankan program D2 Fast Track. Dengan adanya program ini, kata Abdi, pelayanan PNB saat ini sudah semakin meluas. “Ada 8 prodi baru yang telah diusulkan dengan didukung oleh SMK, dunia usaha, dan dunia industri. Ini akan menjadi luaran yang sangat bagus untuk industri maupun masyarakat, sehingga benar-benar nantinya pendidikan di PNB dapat memenuhi kebutuhan industri,” kata Abdi.

Selain memantau kesiapan mejalankan D2 Fast Track, kunjungan Wikan Sakarinto ini juga terkait dengan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Project Based Learning (MBKM PBL) dan Program Hibah Matching Fund. Menurut Wikan Sakarinto, penguatan yang perlu dilakukan yakni terkait program MBKM serta 8+i Link and Match. Yakni, pertama, terkait kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills, hardskills, dan karakter sesuai kebutuhan dunia kerja.

Kemudian Kedua, pembelajaran diupayakan berbasis proyek riil dari dunia kerja project based learning (PBL). Artinya, kurikulumnya harus lebih banyak project based-nya. “Mahasiswa itu belajarnya langsung praktik dalam menghadapi tantangan nyata. Oleh karena itu, suasana pembelajaran tidak lagi kaku seperti dulu. Namun kelas-kelas itu harus sudah berubah menjadi seperti Co-working space atau Co-Working group,” kata Wikan Sakarinto. *mao

Komentar