nusabali

City Tour Singaraja Bidik Pelajar hingga Wisatawan Eropa

  • www.nusabali.com-city-tour-singaraja-bidik-pelajar-hingga-wisatawan-eropa

Terobosan paket city tour diharapkan dapat mengembalikan masa tinggal wisatawan di Buleleng yang rata-rata lebih dari dua hari.

SINGARAJA, NusaBali

Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno dan restorasi rumah Nyoman Rai Srimben menjadi dua lokasi yang dilirik untuk dimasukkan dalam paket city tour Singaraja.

Penetapan paket city tour itu pun sedang dimantapkan Dinas Pariwisata Buleleng, bersama sejumlah  tokoh, penglingsir puri dan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Buleleng, Kamis (24/3).

Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan, dari rancangan paket city tour ada dua pilihan. Paket I disiapkan perjalanan dari Museum Soenda Ketjil, Eks Pelabuhan Buleleng, Tempat Ibadah Tri Dharma Ling Gwan Kiong, spot selfie Pelabuhan, Klenteng Seng Hong Bio, hingga berakhir di Masjid Agung Jami’ Singaraja.

Kemudian paket II dirancang dari RTH Taman Bung Karno, Rumah Nyoman Rai Srimben, Tugu Singa Ambara Raja, Rumah Soenda Ketjil, Gedong Kirtya, Puri Kanginan, Setra Buleleng dan perajin perak Beratan.

Dua paket city tour ini rencananya akan dilaunching pada Selasa (29/3) sampai Kamis (31/3) mendatang, serangkaian HUT ke-418 Kota Singaraja. “Paket city tour ini akan mulai kami kenalkan ke masyarakat lokal dulu tanggal 29-31 Maret nanti,” kata Dody.

Sementara segmen pasar disebut menyasar pelajar dan mahasiswa. “Sedangkan wisatawan mancanegara yang dijadikan bidikan utama adalah wisatawan Eropa menjadi target utama,” jelas Dody yang juga mantan Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng ini.

Pejabat asal Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini mengaku optimis paket city tournya akan laku keras dan sebagai daya tarik khusus. Sebab dari analisis pangsa pasar wisatawan Buleleng lebih banyak dari eropa. Karakteristik wisatawan Eropa rata-rata tertarik dengan wisata sejarah. Terlebih sejarah yang ada kaitannya dengan masa lalu nenek moyang mereka.

“Paket City Tour yang kami tawarkan banyak peninggalan yang dikemas menjadi lebih menarik. Semua lokasi memiliki daya tarik sejarah Kota Singaraja mulai dari zaman kerajaan, kolonial, kemerdekaan dan sampai saat ini. Cerita terkait sedang disusun mengandung edukasi sejarah yang sangat luar biasa,” ungkap mantan Camat Buleleng ini.

Menurutnya, Buleleng yang sempat menjadi ibukota Soenda Ketjil yang mewilayahi Bali dan Nusa Tenggara menjadikan Buleleng memiliki nilai aset lebih. Terutama keberadaan banyaknya bangunan heritage, yang sedang diperjuangkan untuk penetapan cagar budaya.

Sementara itu Ketua BPPD Buleleng Dewa Ketut Suardipa berharap paket city tour yang akan dilaunching Dinas Pariwisata dapat berkelanjutan. Pengelolaannya pun diharapkan dapat digarap serius. Sehingga jika sudah dipatenkan, paket city tour ini dapat dijual pada high season kunjungan wisata bulan Juli-Agustus mendatang.

“Harapan kami dengan inovasi ini dapat mengembalikan lama tinggal wisatawan di Buleleng yang dulu bisa rata-rata lebih dari dua hari. Yang harus ada di Buleleng adalah aktivitas. Kalau bicara destinasi alam maupun buatan saya rasa daerah dan negara lain lebih indah dan profesional dalam pengelolaan. Tetapi kita punya kearifan lokal dan budaya ini yang harus dikemas lagi,” kata Suardipa.

Ketua Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Buleleng juga akan menggerakkan semua hotel di Buleleng untuk promosi paket city tour ini. *k23

Komentar