nusabali

Ukraina dan Rusia Tidak Kirimkan Delegasi ke IPU

Isu Keamanan dan Perdamaian Diagendakan Sesi Khusus

  • www.nusabali.com-ukraina-dan-rusia-tidak-kirimkan-delegasi-ke-ipu

MANGUPURA, NusaBali
Sejumlah isu global dibahas dalam kegiatan Inter Parliamentary Union (IPU) Assembly and Related Meetings ke 144 yang mulai diselenggarakan di Hotel Westin Resort, Nusa Dua, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Minggu (20/3).

Salah satu isu paling hangat soal konflik antara Rusia dan Ukraina. Meski dua negara itu tidak mengirimkan delegasi ke IPU,  ada salah satu sesi yang akan membahas khusus soal perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mengatakan dari catatan 115 Negara yang hadir dalam IPU yang digelar dari tanggal 20 - 24 Maret itu, Rusia dan Ukraina tidak mengirimkan delegasinya. Sehingga, dipastikan dua negara yang sedang berkonflik itu tidak terlibat langsung dalam IPU ke 144 di Bali. "Kita berharap mereka (Rusia dan Ukraina,red) hadir di IPU. Hingga saat ini delegasi kedua negara tidak hadir. Kemungkinan kedua negara sudah mengetahui akan bahas masalah keamanan dan perdamaian," ujar Supadma Rudana, Minggu (20/3).

Politisi senior Demokrat ini menjelaskan dalam IPU yang melibatkan 1.000 delegasi dari 115 negara, diantaranya 33 ketua parlemen dunia, berbagai isu akan dibahas lebih dalam. Hasil akhirnya nanti adalah munculnya Deklarasi Nusa Dua.

Dalam deklarasi itu berhubungan dengan resolusi demokrasi dan hak asasi manusia (HAM). Resolusi perdamaian dan keamanan internasional. Selain itu, ada pula resolusi tentang emergency item. Yaitu dibahas dan diputuskan apa yang menjadi emergency item. "Emergency item ini sudah disinggung oleh Presiden IPU dan Ketua DPR RI yaitu akan tentu membahas Ukraina dan Rusia yang menjadi isu terkini. Arahnya jelas, kita ingin perdamaian di Ukraina (Eropa Timur)," tegas politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, yang selama ini getol mengundang para anggota parlemen se-dunia hadir di Bali.

Anggota Komisi VI DPR RI ini sangat yakin tentang keamanan perdamaian antara Rusia dan Ukraina akan dibahas dalam sesi khusus. "Ini masalah kemanusiaan," ujar Supadma Rudana.

Supadma Rudana menegaskan bahwa IPU merupakan sidang terbesar di dunia setelah sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menginginkan perdamaian, keamanan, demokrasi dan hak asasi harus di jaga. Kemudian SDGs (sustainable development goals) yang berhubungan dengan tema IPU.

Supadma Rudana juga menyinggung soal sumbangsih dari Pulau Dewata dalam event IPU ini, yaitu Tri Hita Karana yaitu filosofi hubungan harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam/lingkungan, manusia dengan yang kuasa (Tuhan,red). Hal ini menjadi satu guideline, prinsip yang besar dan harus disuarakan. "Soal SDGs sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan, green ekonomi. Kemudian climate change (perubahan iklim) bisa diatasi. Hal ini yang dikawal, mudah-mudahan mendapat manfaat," ujar Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) ini.

"Dari Bali untuk Indonesia, dari Bali untuk dunia.  Event ini mengatasi pandemi, mengatasi masalah perdamaian, keamanan internasional dan demokrasi," pungkas Rudana. *dar

Komentar