nusabali

Dari Yadnya, Mayasa Kerti, dan Ngayah

Perjalanan Menuju Paguyuban Seniman Bali

  • www.nusabali.com-dari-yadnya-mayasa-kerti-dan-ngayah

GIANYAR, NusaBali
I Made Kerta Suwirya menahkodai organisasi Paguyuban Seniman Bali (PSB) telah dikukuhkan secara sekala-niskala di Pura Samuantiga, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Buda Umanis Dukut, Rabu (16/3) malam.

Secara niskala melalui upacara Majaya-jaya dipuput Ida Pedanda Gede Putra Kekeran dari Griya Blahbatuh, Gianyar. Secara sekala sesimbolis oleh Kepala Dinas Kebudayaan Gianyar I Gusti Agung Widyawati.

PSB berawal dari ide untuk ngaturang yadnya Pamlehpeh Jagat di Pura Penataran Dalem Ped, Nusa Penida, Klungkung 6 Oktober 2021. Made Kerta Suwirya bukan seorang seniman. Namun dedikasinya terhadap dunia seni telah dicurahkan sepenuhnya. Rumahnya di Banjar Bedil, Desa/Kecamatan Sukawati sekaligus dijadikan sekretariat bersama. Dalam menjalankan roda organisasi, Kerta Suwirya yang akrab disapa Dedung ini didukung oleh 9 Ketua PSB Kabupaten/Kota. Posisi ketua PSB Kabupaten Gianyar diisi oleh Ketut Wirtawan, PSB Kota Denpasar I Komang Indra Wirawan alias Gases, Buleleng Gede Pande Satria dan PSB Jembrana I Gede Satria Budhi Utama. Ketua PSB Karangasem I Kadek Suryanta Antara, Ketua PSB Klungkung I Wayan Susana, Ketua PSB Badung I Gede Rudita alias Sokir, Ketua PSB Kabupaten Bangli I Nyoman Jhonson dan Ketua PSB Tabanan  Nyoman Sujana.

Dedung mengatakan, pembentukan PSB berawal dari ide untuk ngaturang Yadnya pamlehpeh jagat di Penataran Pura Dalem Ped Nusa Penida pada tanggal 6/10/2021 lalu. Tepatnya pada Buda Kliwon Gumbreg, Tilem Kapat. Saat itu, para seniman silih berganti menyajikan seni tari dan tabuh. Upacara ini bertujuan untuk memohon keselamatan dari bencana dan gejolak sosial yang terjadi belakangan ini. Agar mendapatkan berkah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa terlebih dalam pandemi Covid-19. Upacara ini diyakini dapat memperbaiki terganggunya keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, serta hubungan manusia dengan alam.

Seiring berjalannya waktu, diskusi terkait yadnya ini didominasi kalangan seniman. Mereka mempersiapkan segalanya, mulai dari upakara hingga ragam seni yang ditampilkan. "Di sanalah kita tanpa sengaja akhirnya berproses. Kita fokus pada Yadnya itu, hingga bisa sukses sesuai rencana. Kemudian 42 harinya kita kembali menghaturkan Yadnya Tebasan Sidakarya, semua berproses alami karena mengikuti alur dari Yadnya pamlehpeh jagat itu," jelasnya.

Dalam perjalanannya banyak yang mendukung PSB ini harus tetap ada. Sehingga terjadilah pemilihan pengurus dan prosesi pengukuhan. "Lahirnya PSB bermula dari yadnya. Astungkara, seiring berjalan waktu, bisa kukuhkan di Pura Samuantiga," jelas suami dari Gusti Ayu Karmani ini.

Pemilihan Ketua DPD Provinsi Bali PSB berlangsung secara musyawarah mufakat. "Terpilih saat kami menggelar acara di Museum Arma, Desa Peliatan, Ubud," jelasnya.

Dalam memimpin organisasi, Dedung mengibaratkan PSB ini sebuah bus. Dia sendiri hanya sebagai sopir dibantu para kondektur. Misinya, membawa penumpang tiada lain adalah seniman untuk memajukan seni budaya Bali. "Tentu banyak karakter yang terdapat di dalamnya. Sang sopir dan kondektur selalu awas dalam melayani penumpang dengan berbagai barang bawaan dan kebutuhannya. Yang pada akhirnya semua akan diantarnya pada tujuan masing-masing," jelas ayah tiga anak ini.

Dedung berharap kehadiran Paguyuban sebagai poros tengah yang menghubungkan pemerintah dengan masyarakat seniman. Tujuannya agar sama-sama bisa mewujudkan rumah budaya yang indah, sejuk, nyaman dan tentunya dengan tiang penyangga yang kokoh tertancap dan mengakar untuk berlindung dan bernaung.

Ke depan, PSB akan lebih aktif melakukan ngayah berkesenian di Pura Sad Kahyangan atau Kahyangan Jagat. "Karena kami lahir dari yadnya, sementara ini kami fokus ngayah-ngayah di Pura Sad Kahyangan Jagat. Ini sebagai dasar Yasa kerti PSB Bali. Kedepan, mungkin akan ada terobosan-terobosan kecil bagaimana agar seni itu bisa meningkatkan taraf hidup para seniman," jelasnya. Agar PSB bisa bermanfaat bagi masyarakat pemerintah dan seniman itu sendiri. Sementara tantangan ke depan, PSB harus bisa berjalan tegap diantara gerusan globalisasi dan digitalisasi yang perkembangannya begitu cepat. "Ini mesti kita ikuti, jawab perkembangan teknologi kedepan bisa bersaing di era globalisasi. Bisa tetap eksis tanpa kurangi pakem yang ada. Agar seni tidak tergerus jaman dan kecepatan teknologi. Justru makin menguat. Bentengi dengan sistem konsep yang akan kita coba diskusikan dengan seniman se Bali. Astungkara atas tuntutan Tuhan apa yang jadi harapan PSB bisa hadir memberi nuansa baru kehidupan sebagai penyeimbang, bantu komunikasi masyarakat dengan pemerintah," imbuhnya.*nvi

Komentar