nusabali

Guru yang Didaulat Jadi Ketua Sabhantara Pakaseh Kabupaten Tabanan

I Wayan Sukanada SPd, Tokoh Subak Kabupaten Tabanan

  • www.nusabali.com-guru-yang-didaulat-jadi-ketua-sabhantara-pakaseh-kabupaten-tabanan

TABANAN, NusaBali
I Wayan Sukanada SPd, 63, tak hanya dikenal sebagai seorang guru SD. Dia juga lincah dan dikenal luas di kalangan petani di Kabupaten Tabanan. Semasa aktif sebagai guru, Sukanada juga didaulat sebagai Ketua Sabhantara Pakaseh Kabupaten Tabanan.

Sebagai guru dan petani, mantan Kasek SDN 3 Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan ini bergaul dengan banyak kalangan, mulai petani hingga pejabat tinggi. Pada tahun 2018, Sukanada mendapat kesempatan mendampingi Presiden Joko Widodo saat meninjau pembangunan jalan usaha tani di Subak Jaka, Desa Kukuh.

Menurut Sukanada, sebagai orang Bali tidak boleh lupa dengan kearifan lokal Bali. Hidup di keluarga petani membuat ayah dua anak ini meneruskan tradisi leluhur. Sebelum berangkat mengajar ke sekolah dan sepulang sekolah, suami Ni Wayan Wetru (alm) ini turun ke sawah. Pergaulannya yang luas, andal bicara di depan umum, mengantarkannya sebagai Pakaseh Subak Jaka. Banyak bantuan pemerintah berhasil dibawa ke Desa Kukuh untuk memajukan Subak Jaka yang dipimpinnya. Sukanada ngayah sebagai Pakaseh Subak Jaka selama 12 tahun dari tahun 2003 hingga 2015. “Saya anak petani, maka saya meneruskan tradisi bertani,” ungkap Sukanada saat ditemui di rumahnya, Banjar Denuma, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, belum lama ini.

Aktif ngayah sebagai Pakaseh Subak Jaka menjadikannya anggota Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Tabanan. Sebagai anggota KTNA, Sukanada ikut menghadiri Pekan Nasional KTNA di Manado, Sulawesi Utara tahun 2004. Tahun itu juga, semasa pemerintahan Bupati Tabanan N Adi Wiryatama dan Wakil Bupati Tabanan IGG Putra Wirasana, terbentuk pula Sabhantara Pakaseh Kabupaten Tabanan. Sukanada dipercaya sebagai Ketua Sabhantara Pakaseh Kabupaten Tabanan. Pembentukan Sabhantara Pakaseh Tabanan mendapat dorongan dari Ida Cokorda Anglurah Tabanan, Kadis Pendapatan Kabupaten Tabanan (saat itu) I Wayan Miarsana. “Ragane (I Wayan Miarsana) yang punya gagasan membentuk Sabhantara Pakaseh,” kenang Sukanada.

Nama Sabhantara Pakaseh atas petunjuk Kepala Kantor Agama Kabupaten Tabanan saat itu, I Wayan Japa. “Tiyang yang pertama sebagai ketua. Saya sebagai Ketua Sabhantara Pakaseh Kabupaten Tabanan selama 5,5 tahun,” tutur ayah I Putu Aria Sadu Gunawan SS dan I Made Suda Mahardika ini. Sukanada tak menampik, didaulat sebagai Ketua Sabhantara Pakaseh karena aktivitasnya sebagai petani dan kepedulian terhadap subak. “Ada dua lembaga tradisional yang menyangga budaya Bali yakni subak dan desa adat,” jelas mantan Kasek SDN 3 Kukuh ini. Jika ingin tradisi dan budaya pertanian di Bali tetap menjadi salah satu kekuatan budaya Bali, maka subak harus tetap diberdayakan.

Sukanada berharap guru wisesa yakni pemerintah tetap peduli terhadap subak dengan para petaninya. Mendukung petani mendapatkan saprodi (sarana produksi) dengan harga terjangkau. Masalah klasik yang dihadapi petani adalah harga saprodi mahal dan harga gabah yang kerap anjlok saat musim panen. “Kondisi ini membuat petani menjerit,” tutur guru yang mengawali karir di SDN Tegal Karang, Bekasi, Jawa Barat ini. Masa depan petani yang kurang cerah memicu anak muda ogah bertani. Akrab dengan pertanian dan subak itulah menjadikan Sukanada sangat bersemangat jika diajak berbincang masalah-masalah persubakan. Mulai dari persoalan hama, irigasi, hingga fluktuasi harga gabah.

Rupanya, Sukanada tidak bisa lepas dari ayah-ayah di pertanian. Seusai sebagai Ketua Sabhantara Pakaseh Kabupaten Tabanan dan Pakaseh Subak Jaka, lagi-lagi para petani di Desa Kukuh melirik Sukanada sebagai pemimpin. Saat ngadegang atau pemilihan Pakaseh Subak Dukuh, krama cacakan carik kompak memilih Sukadana sebagai pakaseh. Dia dikukuhkan sebagai Pakaseh Subak Dukuh pada Anggara Kliwon Prangbakat, Selasa (8/2). “Saya siap ngayah di pertanian,” ungkap mantan Ketua Panitia Ngadegang Bendesa Adat Kukuh tahun 2019 ini. *k17

Komentar