nusabali

Kesuburan dan Kesabaran

  • www.nusabali.com-kesuburan-dan-kesabaran

Kesuburan, khususnya kesuburan tanah, berkaitan dengan mutu tanah. Menurut ahli, kesuburan ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia, dan biologi tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman.

Prof Dewa Komang Tantra MSc PhD

Pemerhati Masalah Sosial dan Budaya

Tanah yang dapat menyediakan faktor-faktor tumbuh dalam kondisi yang optimum dinyatakan tanah yang subur. Analognya, kesuburan tanah gumi Bali adalah kemampuan habitat aktif semua komponen krama Bali menyediakan kondisi optimum agar tercipta kerukunan dan kesejahteraan.

Kesuburan merupakan kemampuan tanah untuk menghasilkan bahan tanaman yang akan dipanen. Kesuburan dapat disebut pula produktivitas.

Tanah gumi Bali memang amat subur. Ia dapat ditanami sepanjang tahun. Setiap kali menghasilkan hasil panen besar. Misalnya, hasil panen di bidang pariwisata selalu besar. Tetapi kadang pula, hasil pariwisata tidak tinggi. Hal ini dikarenakan kekurangan atau kelebihan intervensi. Pariwisata setara dengan kesuburan tanah potensial. Kesuburan potensial dapat dicapai dengan mengoptimalkan semua faktor tumbuh. Demikian kiranya kesuburan desa adat di Bali. Mereka bisa menghasilkan panen besar kedamaian, kerukunan, dan kesejahteraan apabila habitat desa adat berkontribusi secara aktif.

Salah satu kontribusi krama Bali pada kesuburan gumi Bali adalah kesabaran. Beberapa kata mutiara tentang kesabaran, misalnya, ‘Saya belajar banyak dari kesalahan. Kesalahan-kesalahan itu membuat saya semakin tabah’, ‘Satukanlah antara bibir dan perkataan hati. Berhenti untuk selalu membohongi diri sendiri’, ‘Saatnya menghentikan lalu lintas pikiran agar kegaduhan bisa diredam demi tidur yang nyaman’.

Kesabaran merupakan sikap menahan emosi dan keinginan. Kesabaran juga merupakan kemampuan mengendalikan diri. Dengan sikap demikian, emosi untuk mengeksploitasi tanah Bali bisa direm. Sehingga, kesuburan desa adat dapat dijamin secara optimal.  Menurut Mario Teguh, ‘yakinilah bahwa setiap hal terjadi untuk sebuah alasan, dan selalu untuk alasan yang baik’. Apapun alasannya, tanah Bali jangan dihabiskan. Tanah Bali jangan dialih-fungsi secara bebas. Tanah Bali adalah warisan leluhur yang perlu dipertahankan kesuciannya. Walau demikian, Bali harus maju dan berkembang.

Contoh kecil kesabaran itu seperti yang ditunjukkan sikap para pakar ekonomi kapitalis Barat. Mereka telah merasakan implikasi keburukan strategi spekulasi tersebut.

Menurut Profesor Lerner dalam buku ‘Economics of Control’ bahwa, ‘kejahatan spekulasi yang agresif paling baik dicegah dengan kontra spekulasi’. Mungkin karena itulah Profesor Taussiq berusaha memecahkan masalah ini dengan memperbaiki moral rakyat. Ia dengan lantang berkomentar, “Obat paling mujarab, bagi kerusakan dunia bisnis adalah norma moral yang baik untuk semua industri”. Berdasarkan atas pemikiran keduanya, maka norma moral yang baik perlu dibangun dan dikembangkan di Bali. Maka dari itu, spekulasi-spekulasi yang subur di Bali hendaknya dihentikan. Tidak juga ada jaminan bahwa alihfungsi lahan akan menjamin kesejahteraan krama Bali. Tidak ada juga kepastian tentang kebaikan atau keburukan komodifikasi aset sosio religius Bali.

Spekulasi adalah tindakan untuk memperoleh keuntungan dengan mengandalkan kondisi dan sikap untung-untungan. Spekulasi terjadi karena adanya ketidakjelasan mengenai apa yang akan terjadi dan berdampak negatif. Contohnya seperti judi. Pelaku berada pada posisi ketidakjelasan antara kalah dan menang. Ketika kalah dia yang merugi, dan ketika menang orang lain yang rugi. Spekulasi berbeda dengan risiko meski masing-masing mengandung ketidakjelasan. Dalam spekulasi pelaku mengandalkan nasib untung-untungan dengan risiko yang besar dan tidak jarang merugikan pihak lain. Sedangkan risiko adalah kemungkinan yang wajar akan terjadinya kondisi untung dan rugi. Tetapi, kesuburan tanah gumi Bali seharusnya tidak dikembangkan atas dasar spekulasi judi. Semoga. *

Komentar