nusabali

Usung Tema ‘Ngurip Taksu Mahotama’, Muscab HIPMI Klungkung Pilih Ketum Baru

  • www.nusabali.com-usung-tema-ngurip-taksu-mahotama-muscab-hipmi-klungkung-pilih-ketum-baru

SEMARAPURA, NusaBali.com – Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kabupaten Klungkung bersiap menyambut agenda tiga tahunan Musyawarah Cabang (Muscab) sekaligus pemilihan ketua umum (ketum) periode 2022-2025.

Rangkaian tahapan Muscab telah dilakukan dengan pendaftaran kandidat ketua umum, hingga memunculkan nama I Made Tony Megantara dan I Putu Agus Aksara Diantika.  

“Sampai batas waktu pendaftaran ditutup, ada dua nama yang maju sebagai kandidat ketua umum,” jelas Pande Putu Wiyoga, Ketua Organizing Committee (OC) Muscab HIPMI Klungkung, Rabu (9/3/2022).

I Made Tony Megantara dan I Putu Agus Aksara Diantika akan   meneruskan estafet kepemimpinan Dewa Gede Arimbawa, karena masa jabatan Ketum HIPMI hanya diperbolehkan satu periode saja. 

Berdasarkan pengundian dan penetapan nomor urut kandidat calon pada Senin (7/3/2022), I Made Tony Megantara mendapatkan nomor urut 1, sedangkan I Putu Agus Aksara Diantika nomor urut 2.

Pengundian dan penetapan nomor urut kandidat  yang disaksikan langsung oleh Ketua Umum BPC HIPMI Klungkung Dewa Gede Arimbawa beserta SC & OC Muscab, menjadi rangkaian tahapan Muscab BPC HIPMI Klungkung pada 18 April mendatang.

Muscab HIPMI Klungkung yang akan dilaksanakan di Gedung Praja Mandala Kantor Bupati Klungkung mengusung tema ‘Ngurip Taksu Mahotama.’Secara harfiah, tema ini mengandung arti menghidupkan taksu yang sungguh mulia dan utama.  

“Taksu bukan hanya untuk mereka yang bergerak di bidang seni, seperti penari dan pelukis. Tetapi juga mereka yang bergerak di bidang kewirausahaan, sehingga usahanya bisa berhasil,” kata Pande Putu Wiyoga.

Hal ini, lanjut Pande Putu Wiyoga, terkait erat dengan usaha membangkitkan spirit entrepreneur dan ‘kehipmian’yang pada gilirannya membawa kemajuan bagi pembangunan Klungkung.

“Ngurip taksu di sini bukan diartikan sebagai taksu yang hilang. Karena keberadaan atau eksistensi taksu mahottama sebenarnya sudah ada dan selalu ada, namun terpendam di setiap pribadi orang Klungkung,” jelas Pande Putu Wiyoga.

Ia pun mengibaratkan seperti berlian yang tertutup debu, kualitasnya tetaplah berlian. Namun dengan menghapus debunya, niscaya  kilau cahaya pribadi orang Klungkung akan terpancar. “Yang diperlukan adalah usaha untuk mengobarkan lagi spirit, terutama bagi kaum muda entrepreneur,” tuntas Pande Putu Wiyoga.

Komentar