nusabali

Harga Cabai Masih Dorong Inflasi di Denpasar

  • www.nusabali.com-harga-cabai-masih-dorong-inflasi-di-denpasar

Inflasi Kota Denpasar, Bali sebesar 0,42 persen pada bulan Februari 2017 lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi tingkat nasional pada bulan yang sama tercatat 0,23 persen.

DENPASAR, NusaBali

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, inflasi tersebut masih didorong oleh peningkatan harga cabai di pasaran yang belum menunjukkan adanya penurunan.

"Harga cabai masih menjadi penyumbang inflasi ini karena harga di Kota Denpasar masih tinggi padahal di daerah lainnya (di luar Bali) sudah mulai turun," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Adi Nugroho saat rilis BPS, Rabu (1/3).

Menurutnya, hal ini karena ekspektasi masyarakat atau konsumen masih  percaya bahwa harga cabai mahal. "Sehingga secara otomatis harga cabai masih dijual dengan harga yang tinggi, sementara daerah lain sudah mulai ada penurunan," imbuhnya.

Adi menambahkan, inflasi di Kota Denpasar selain dipengaruhi oleh keniakan harga cabai  rawit maupun merah, juga disumbang oleh ikan tongkol, tarif pulsa ponsel dan juga tarif listrik. Dipaparkan, inflasi Denpasar dipengaruhi oleh kenaikan harga yang ditujukan oleh naiknya  kelompok pengeluaran   bahan makanan sebesar 1,48 persen. Selanjutnya, kelompok perumahan, air beserta gas naik 0,25 persen,  kelompok pendidikan, rekreasi serta olahraga 0,17 persen. "Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok serta tembakau 0,15 persen,  kelompok transportasi  serta jasa keunagan 0,14 persen dan kesehatan 0,09 persen," paparnya.

Inflasi Februari 2017 di Denpasar, lanjut Adi, mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Dimana, inflasi di Januari 2017 yang mencapai 1,39 persen menjadi  0,42  persen pada Februari 2017 ini.   

“Berdasarkan pengalaman dari tahun ke tahun, inflasi di bulan Februari memang cenderung turun. Berdasarkan asumsi konsumsi masyarakat masih sama dengan yang sebelumnya, namun untuk konsumsi kebanyakan berasal dari hasil pertanian," katanya. "Biasanya di bulan Februari pertanian mulai panen sehingga stok masih memenuhi permintaan harga pun terkendali," imbuhnya.

Sementara inflasi di Kota Singaraja, pada Februari 2017 mengalami penurunan  menjadi  0,79 persen yang sebelumnya 1,79 persen. Salah satu pemicu inflasinya juga dipengaruhi oleh peningkatan harga cabai rawit dan cabai merah. "Selain itu juga   dipengaruhi tariff listrik, mobil, sepeda motor,  gula pasir, tariff  pulsa ponsel, wortel, rokok kretek, kopi bubuk, kentang, buncis  dan juga apel," tandasnya. *in 

Komentar