nusabali

Pesankan Jangan 'Campah' Terhadap Air

Teater Angin Smansa

  • www.nusabali.com-pesankan-jangan-campah-terhadap-air

Untuk menyajikan garapan berbahasa Bali, diakui butuh latihan yang mendasar terkait dialog yang sepenuhnya menggunakan bahasa Bali.

DENPASAR, NusaBali

Sesolahan (Apresiasi Sastra) dari Teater Angin SMAN 1 Denpasar menjadi pamungkas rangkaian Bulan Bahasa Bali IV Tahun 2022. Teater menutup rangkaian dengan mempersembahkan garapan bejudul 'Karma Ening' di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Sabtu (26/2). Garapan ini mengingatkan pentingnya menghargai dan menjaga air sebagai sumber kehidupan.

Karma Ening adalah suatu cerita mengenai akibat dari perbuatan manusia kepada alam di sekitarnya. Cerita ini mengajarkan betapa pentingnya air dalam kehidupan kita dan bagaimana alam memiliki relasi yang kuat dengan perbuatan manusia. Di dalam kehidupan, air adalah salah satu elemen terpenting. Sebagai manusia, kita bergantung kepada air untuk bertahan hidup. Maka dari itu, menghargai dan menjaga air sebagai tanda terima kasih kepada sang penguasa sangatlah penting.

“Jika kita tidak memanfaatkan dan menjaga air dengan baik, maka akan muncullah suatu akibat. Jadi dalam garapan diceritakan bahwa ada yang tidak percaya dengan adanya Dewi Danu sebagai penjaga air. Akibatnya, mereka kena karma berupa gagal panen dan terserang penyakit akibat kekurangan air,” terang Ketua Umum Teater Angin, AA Ngurah Raja Inggas.

Untuk menyajikan garapan berbahasa Bali, diakui butuh latihan yang mendasar terkait dialog yang sepenuhnya menggunakan bahasa Bali. Itu karena para pemainnya memang tidak begitu berbahasa Bali. Alhasil waktu latihan cukup banyak digunakan untuk melatih para pemain untuk berdialog Bahasa Bali. Namun mereka mampu tampil semaksimal mungkin di atas panggung.

“Kita cukup lama menggarap naskah, dari awal Januari. Para pemain memang kurang bisa berbahasa Bali, karena terbiasa berbahasa Indonesia di rumah. Makanya dari awal kita ngajari untuk berbahasa Bali. Saat latihan juga pakai bahasa Bali supaya terbiasa. Lumayan prosesnya," tutur siswa kelas XI MIPA 3 ini seraya menyebut para pemain kebanyakan siswa baru kelas X.

Kendati demikian, Kurator Bulan Bahasa Bali IV Tahun 2022, Gede Nala Antara mengapresiasi penampilan garapan Teater Angin. Kemampuan mereka berdialog di atas sekaligus menjawab bahwa remaja masa kini tak melupakan bahasa Bali. Akan tetapi memang ada beberapa catatan terkait penampilan kemarin. Seperti kekuatan vokal dan pematangan dialog berbahasa Bali masih perlu ditingkatkan.

“Dialognya perlu dikuatkan. Begitu juga bahasa dan kekuatan vokal mereka untuk mengucapkan Bahasa Bali agar tidak terkesan menghafal. Ada inotansi setiap mengucapkan. Tapi secara umum, untuk tingkat remaja, penguasaan panggung mereka lumayan, dan sudah bisa menggambarkan tema Gitaning Toya Ning itu,” tandasnya.*ind

Komentar