nusabali

Punya Masalah Kesuburan, Calon Ayah dan Bunda Jangan Putus Asa!

  • www.nusabali.com-punya-masalah-kesuburan-calon-ayah-dan-bunda-jangan-putus-asa

DENPASAR, NusaBali.com – Buah hati atau keturunan adalah idaman bagi pasangan yang melangsungkan perkawinan. Sayangnya, tidak semua pasangan akan dengan mudah mendapatkan keturunan, sehingga harus mengupayakan berbagai cara.

Berbeda dengan di masa lalu, kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran memberi harapan bagi calon ayah dan bunda untuk mewujudkan impiannya. “Intinya jangan pasrah bongkokan,” pesan Komisaris PT Puri Bunda, dr Made Suyasa Jaya SpOG, saat membuka Talkshow Kupas Tuntas Fertilitas yang diselenggarakan Unit Layanan Reproduksi Wija Insan Nugraha (WIN) RSIA Puri Bunda Denpasar, Minggu (27/2/2022).

Talkshow yang diselenggarakan secara virtual ini diikuti antusias oleh 128 peserta yang didominasi calon ayah dan bunda. Bahkan saking antusiasnya, talkshow yang dirancang tiga jam, tanpa terasa melewati waktu yang ditetapkan. Berbagai pertanyaan diajukan oleh  peserta dan mendapat tanggapan luar biasa dari lima narasumber yang dihadirkan.

Topik fertilitas menjadi isu hangat, terutama bagi para calon ayah dan bunda yang mendambakan buah hati. Pasalnya survei sepanjang 1990-2017 menunjukkan angka kejadian infertilitas meningkat sebesar 62,2%. Hasil survei selama 27 tahun ini diungkap oleh Dr dr AAN Anantasika SpOG(K) dari Unit Layanan Reproduksi WIN Puri Bunda.

Dokter yang juga Ketua Tim Kolaboratif  WIN ini mengatakan kenaikan angka infertilitas itulah yang membuat kesulitan mencapai kehamilan, “Di situlah kita berjuang. WIN punya klinik yang selalu berusaha menjawab dan belajar mengembangkan poin-poin usaha mencapai kehamilan,” ujar Anantasika.

Sejak lima tahun berdiri, Anantasika menyebut sudah ada 17.000 calon ayah dan bunda yang memanfaatkan layanan WIN tersebut. “Sebagian sudah berhasil dan menjadi alumni WINners, sebagian lainnya masih melanjutkan perjuangannya bersama kami di sini,” ujar Anantasika.

Dokter yang oleh pasien-pasiennya dikenal ramah ini menyatakan bahwa prinsip WIN berjuang bersama ‘pejuang dua garis’ dengan memperhatikan penyebab, mempertimbangkan usia, serta penanganan mulai dari yang mudah, murah dan rasional. Semuanya melibatkan tim kolaboratif, mulai dari dokter, scientist, perawat, dan tenaga medis lain yang tergabung dalam unit ini, berkolaborasi untuk memberikan pelayanan yang komprehensif dan berfokus pada kondisi dan kepuasan setiap pasangan.

Namun Anantasika juga mengingatkan memperhatikan usia kehamilan.  Karena pada usia 35 tahun, sel telur mengalami penurunan sampai usia 37 tahun, yang disebut sebagai ‘lampu merah’.  

Karena berpacu dengan waktu, maka calon ayah dan bunda harus menentukan program kehamilan menggunakan cara konvensional biasa  ataukah cara lainnya. “Prinsipnya harus bertindak shortcut supaya tidak kehilangan harapan,” demikian pesan dokter Anantasika.

Paparan ini kemudian dilanjutkan oleh dr Wayan Sukadana SpOG(K) yang mengupas 'Infertilitas Wanita Masa Kini, Harus Bagaimana?'. Bagi calon ayah dan bunda diingatkan tetap rasional dalam menentukan sikap program hamil (promil). “Tidak ujug-ujug bayi tabung,” kata Sukadana.

Promil yang dilayani di RS Puri Bunda sendiri tersedia mulai dari cara alami, inseminasi hingga bayi tabung. Dijelaskan bahwa cara alami dilakukan jika tuba Rahim normal, sel telur cukup, sperma normal. Proses selanjutnya adalah stimulasi ovulasi, pantau ukuran folikel dan memperhatikan jadwal berhubungan suami-istri.

Sedangkan inseminasi dilakukan jika sperma cukup. Proses adalah dengan stimulasi ovulasi secara oral dan suntik, memantau ukuran folikel, dan selanjutnya memasukkan sperma ke rahim. “Sedangkan program bayi tabung apabila kedua tuba buntu dan ada masalah sperma,” terang Sukadana.

Namun diingatkan oleh Sukadana tentang tidak kesamaan antara satu orang dan orang lainnya. “Ada yang jalan singkat, ada jalan panjang sekali. Setiap orang berbeda-beda,” demikian Sukadana mengingatkan agar promil dilalui dengan kesabaran.

Adapun proses yang dilakukan adalah persiapan, stimulasi dan petik sel telur, pembuahan in vitro, hingga dilakukan embrio transfer. “Promil harus pasangan, karena melibatkan dua pihak (suami-istri). Apalagi ada budaya tidak terbuka,” kata Sukadana. 

Masalah promil yang bukan semata-mata dari pihak istri juga diingatkan oleh dr Yukhi Kurniawan Sp And yang membawakan materi 'Sperma Harus Prima!'. “Kaum pria makin banyak mengalami gangguan (kesuburan), bahkan angkanya mendekati wanita,” kata Yukhi yang seorang androlog ini.

Sedangkan narasumber terakhir adalah dr Jaqueline Sudiman GradDipRepSC PhD.  memberi pencerahan lewat 'Bayi Tabung Secanggih Apa Sekarang.' Dokter yang dikenal sebagai pakar embriologi ini juga menyinggung artis Luna Maya yang awal tahun ini mengungkap pengakuan sudah melakukan egg freezing atau pembekuan sel telur.

Kecenderungan yang terjadi belakangan ini diakibatkan wanita yang belum memiliki pasangan atau belum menikah, namun  menginginkan anak di kemudian hari. "Sekarang banyak wanita-wanita memang belum mendapatkan pasangan belum menikah tapi dia ingin memiliki keturunan di kemudian hari, jadi dia menyimpan dulu sel telurnya di mana masa-masa kualitas sel telurnya semakin baik," ujar Jaqueline.

Secara umum Jaqueline juga menyarankan agar jika langkah pengambilan dan pembekuan sel telur dilakukan, maka sebaiknya terjadi di usia 26 hingga 37 tahun. Selain itu diingatkan bahwa pembekuan sel telur juga memiliki jangka waktu terbatas.  Layanan freezing embrio tersebut ternyata juga sudah disediakan oleh WIN Fertility Center.

Sementara itu untuk pasangan yang mempercayakan menjalani program bayi tabung di WIN selama lima tahun terakhir, angka keberhasilan mencapai angka 43%, sehingga membuat WIN menjadi salah satu tempat dengan tingkat keberhasilan bayi tabung yang mampu bersaing di Indonesia. 

“Diharapkan dengan adanya WIN, RSIA Puri Bunda dapat menjadi RS Ibu dan Anak yang mampu melayani seluruh calon ayah dan bunda dalam end-to-end dan one-stop-service, dari proses pembentukan embrio, kelahiran, hingga tumbuh kembangnya,” tuntas Anantasika.

Komentar