nusabali

Sekaa Teruna Banjar Pegatepan Garap Ogoh-ogoh Trinetra Pralaya

  • www.nusabali.com-sekaa-teruna-banjar-pegatepan-garap-ogoh-ogoh-trinetra-pralaya

SEMARAPURA, NusaBali - Sekaa Teruna (ST) Putra Agung, Banjar Pegatepan, Desa Adat Gelgel, Kecamatan Klungkung, membuat Ogoh-ogoh berjudul Trinetra Pralaya. Ogoh-ogoh ini merupakan Ogoh - ogoh yang dibuat 2 tahun lalu, namun kembali direcovery.

Ogoh-ogoh Trinetra Pralaya berwujud makhluk Raksasa yakni prabu Pasamuka/Rahwana dari Raja Alengka. Dalam kisahnya, Pasamuka mempunyai saudara satu ibu, yakni Trigangga yang berwujud kera. Mereka berdua sama-sama dilahirkan oleh Dewi Sayempraba, hanya saja mereka berasal dari dua ayah yang berbeda. Mereka tinggal di Kadipaten Katawindu bersama ibunya. Ketika sudah dewasa keduanya menghadap ke istana Alengka tetapi pasamuka tidak mengakuinya sebagai anak kecuali bila dapat membunuh Rama dan Laksmana.

Trinetra dan Trigangga lalu menyusup ke pesanggrahan suwelagri, menggunaan aji penyirep dan meculik Rama dan Laksamana dibawa ke kutawindu. Hanoman mengejar tetapi dihalau oleh Trigangga sehingga terjadilah perang antara mereka berdua, saat Hanoman berperang dengan Trigangga, Bhatara Narada melerai mereka, kemudian menjelaskan bahwa sesungguhnya.

Trigangga adalah anak kandung Hanoman. Ayah dan anak ini lalu bahu membahu melawan Trinetra namun ketika Trinetra menggunakan topeng waja, Hanoman dan Trigangga kewalahan, karena dari mata topeng waja itu keluar sinar sakti yang dapat menghanguskan lawannya.

Atas nasihat Wibisana, Hanoman melawan Trinetra sambil membawa sebuah cermin besar. Dengan cermin itu, dia dapat membalikkan sinar sakti Trinetra, Trigangga juga berusaha memaksa Trinetra untuk menghadap ke cermin tersebut sehingga mahluk itu binasa karena kesaktiannya sendiri.

Ketua ST Putra Agung, Banjar Pegatepan, I Kadek Dodik Adi Suteja, mengatakan Ogoh-ogoh ini merupakan Ogoh-ogoh recovery dua tahun lalu. Namun, karena dua tahun disimpan diperlukan banyak perbaikan, karena ada bagian-bagian yang usang. Setidaknya untuk finishing menghabiskan dan sekitar Rp 10 juta. "Dua tahun lalu baru selesai 70 persen, sekarang tinggal diservis dan proses finishing," kata Dodik, didampingi Wakil Ketua ST Putra Agung, Made Mudiarta, Jumat (25/2).

Dodik menjelaskan, ogoh-ogoh Trinetra Pralaya tersebut digarap oleh 2 orang arsitekteruni bernama Ketut Regen, dan Kadek Edy Sastrawan, dan selama pengerjaan dibantu oleh para ST Putra Agung Banjar Pegatepan. "Kita memiliki sekitar 100 orang anggota," kata Dodik.

Awalnya, ide Ogoh-ogoh berjudul Trinetra Pralaya tersebut dibuat secara spontan saja, namun karena tahun ini dilombakan maka baru dibuatkan cerita sinopsisnya. Pihaknya pun mengaku sudah siap untuk memenuhi persyaratan oleh pemerintah terkait protokol kesehatan (prokes). "Nanti ada 25 orang yang akan mengarak ogoh-ogoh ini, dan mereka siap untuk diswab antigen, termasuk sudah divaksin 3 kali," kata Dodik.

Sebelumnya, prajuru Desa Adat Gelgel mengundang seluruh pasikian Yowana Desa Adat Gelgel yang terdiri dari 17 Pasikian Yowana dalam paruman yang digelar di Wantilan Desa Adat Gelgel Kamis (17/2). Paruman yang dipimpin langsung oleh Bendesa Adat Gelgel, Putu Gede Arimbawa ini, membahas rencana lomba ogoh ogoh yang akan dilaksanakan oleh seluruh Pasikian Yowana Desa Adat Gelgel pada Pengrupukan atau sehari menjelang Hari Raya Nyepi. 7wan

Komentar