nusabali

Olah Sampah Jadi Kerajinan Bernilai Ekonomis

Kadek Maret, Kreator asal Sambangan, Buleleng

  • www.nusabali.com-olah-sampah-jadi-kerajinan-bernilai-ekonomis

SINGARAJA, NusaBali
Sampah, terutama sampah plastik makin menjadi persoalan pelik bagi masyarakat dan pemerintah.

Namun di tangan orang terampil, berbagai produk kerajinan bisa dihasilkan dari bahan sampah plastik. Seperti dilakukan Kadek Maret Tanayasa,31, warga Banjar Dinas/Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Dia mampu menyulap sampah plastik menjadi beragam barang kerajinan bernilai ekonomis.

Maret mengolah sampah cacahan plastik menjadi meja, gantungan kunci, plakat, asbak, hingga pot tanaman. Semua itu dikerjakan di bengkel kerjanya yang sekaligus tempat tinggal, di Jalan Pinangsia, Banjar Dinas/Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada. Bahan baku sampah plastik didapat dari sejumlah bank sampah di Buleleng.

Maret mulai menggeluti usaha kerajinan olahan sampah sejak 2019. Berawal dari kejenuhannya sebagai pegawai kantoran dan ingin merintis usaha sendiri. Awalnya dia mempelajari keterampilan itu melalui tayangan video-video di cannel youtube. Walau beberapa kali gagal, dia tak menyerah. "Belajar bikin, awalnya coba-coba sempat gagal. Diperbaiki lagi," katanya, ditemui Jumat (25/2) siang.

Pria kelahiran 14 Maret 1989 ini membuka usaha dengan modal awal mencapai puluhan juta rupiah. Tak murni perhitungan bisnis, Maret memutuskan untuk menggeluti usaha kerajinan olahan sampah plastik lantaran merasa miris. Pasalnya, dia kerap melihat sampah plastik dibuang oleh masyarakat dan dianggap tidak memiliki nilai ekonomis.

"Sekadar kepikiran, masak sampah tidak bisa diolah menjadi barang. Saya ingin membuat usaha yang berbeda dari yang lain. Akhirnya coba usaha ini. Saya belajar dari video di youtube. Beberapa kali gagal, sampai berhasil sekarang," kata Maret.

Awal-awal merintis usahanya, Maret hanya membuat kerajinan asbak dan gantungan kunci. Saat itu dia tidak mematok harga pasti dan hanya dijual ke teman-temannya. Namun, kini sudah berani memasarkan hasil kerajinannyalewat akun media sosial.

Selain mengolah sampah plastik, Maret juga membuat kerajinan lain dengan menggunakan bahan viber dan jerami. Untuk bahan viber biasanya digunakan sebagai kerajinan pot dengan beberapa jenis bentuk. Sedangkan jeraminya digunakan sebagai bahan pembuatan plakat.

Bahan baku benda tak terpakai itu lebih dulu dicampurkan dengan cairan resin. Kemudian dibentuk menjadi benda yang diinginkan. Berkat ketekunan, produk kerajinannya kini berhasil dijual hingga ke Sulawesi hingga Sumatera. Seperti pot tanaman berbentuk burung garuda dan biksu yang dibanderol Rp 2,5 juta hingga Rp 10 juta.

Maret menambahkan, pada masa pandemi Covid-19 ini produk kerajinannya mengalami penurunan pesanan. Berbeda dengan sebelum pandemi Covid-19. "Masa pandemi ini, pesanan jarang sekali. Sebelum pandemi, per minggu ada yang pesan 2 sampai 3 paket. Sekarang paling pesanan meja-kursi hanya beberapa," katanya.*mz

Komentar