nusabali

Desa Sukawati Gelar Lomba Bulan Bahasa Bali

Yowana Pering Ditantang Ngawacen Aksara Bali

  • www.nusabali.com-desa-sukawati-gelar-lomba-bulan-bahasa-bali

GIANYAR, NusaBali
Desa Adat Sukawati, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati menyelenggarakan pacentokan (lomba) serangkaian peringatan Bulan Bahasa Bali IV, Minggu (20/2).

Kegiatan ini juga sebagai bentuk penyelarasan program Provinsi Bali di tingkat desa. Pacentokan diikuti peserta lintas generasi. Diantaranya Nyurat Aksara Bali kategori anak-anak, Ugrawakya (MC) Berbahasa Bali tingkat remaja dan Masatua Bali oleh ibu-ibu PKK. Bendesa Adat Sukawati I Made Sarwa mengatakan ketiga jenis lomba ini dipilih karena erat kaitannya dengan aktivitas pelestarian, penguatan, pemajuan dan pengembangan bahasa, aksara, dan sastra Bali dalam kehidupan sehari-hari. Krama Desa Adat Sukawati yang terdiri dari 14 Banjar adat antusias mengikuti Pacentokan. Setiap kategori menampilkan delegasi dari masing-masing Banjar.

Pacentokan dengan tema "Danu Kertih, Gitaning Toya Ning" ini adalah kolaborasi apik dari lembaga adat dan dinas di Desa Sukawati. "Krama antusias mempersiapkan diri dan tampil demi visi membangun Sukawati. Jadi tidak ada Banjar yang absen," ungkap di sela-sela kegiatan. Diharapkan melalui peringatan bulan Bahasa Bali ini, muatan lokal generasi muda di desa seni Sukawati semakin kuat. "Sukawati sebagai barometer seni harus dipertahankan," ujar Made Sarwa.

Perbekel Sukawati Dewa Gede Dwi Putra menjelaskan Desa Sukawati dalam melestarikan, menguatkan, memajukan, mengembangkan bahasa dan aksara Bali,  didampingi oleh Penyuluh Bahasa Bali dan Penyuluh Agama Hindu. Penyuluh Bahasa Bali mendampingi pada siswa SD, SMP, dan SMA di wilayah desa. Pacentokan ini sekaligus menjadi bahan evaluasi mereka. "Pacentokan ini, telah memperlihatkan antusias warga kami untuk lebih serius memahami bahasa, aksara dan sastra Bali. Terutama ibu-ibu PKK, di sela kesibukan mengurus rumah tangga mereka mau belajar masatua. Terpenting, belajar berani tampil di panggung," ujar Dewa Dwi Putra.

Dia melihat semangat para yowana untuk belajar menjadi master of ceremony (MC) berbahasa Bali.Salah satu peserta lomba Ugrawakya, Putu Raditya mengatakan tertarik mengikuti pacentokan untuk mengasah kemampuan. Remaja asal Banjar Bedil ini menyukai panggung sejak SD lewat satua Bali.

Sementara itu, para yowana atau generasi muda di 6 desa adat se-Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, ditantang Ngawacen Aksara Bali saat peringatan Bulan Bahasa Bali di Wantilan Desa Adat Patolan, Minggu (20/2) pagi. Panureksa atau juri menyiapkan bacaan aksara Bali yang harus diterjemahkan. Ketepatan ejaan menjadi salah satu kriteria penilaian.

Bendesa Adat Patolan yang juga Ketua Panitia I Nyoman Asmara Jaya SAg menjelaskan, Ngawacen Aksara Bali dilombakan karena adat budaya Bali terkait erat dengan aksara Bali. Misalnya kegiatan mawirama dan keberadaan pustaka-pustaka lontar. "Ke depan jangan sampai ada lontar yang tak bisa dibaca oleh generasi penerus)," ujarnya. Kata dia, pustaka-pustaka lontar mengandung petuah-petuah maupun ilmu pengetahuan dari para leluhur.

Selain itu, digelar lomba Nyurat Aksara Bali kategori anak-anak dan lomba masatua Bali kategori ibu PKK. Desa Adat se Desa Pering juga sedang menggalakkan Pasraman Anak-anak dan Sekaa Santi. "Di sela liburan sekolah, anak-anak diampu oleh Penyuluh Bahasa Bali. Ngewacen aksara Bali yang diutamakan," jelasnya.

Hadir selama kegiatan itu, Bendesa Sema I Made Wardana, Bendesa Pinda I Ketut Kata SAg, Bendesa Pering Ketut Lendra, Bendesa Tojan I Gusti Ngurah Gede Udayadnya, Bendesa Perangsada Mangku Karma Laksmana. Panureksa melibatkan Penyuluh Bahasa Bali. *nvi

Komentar