nusabali

Empat Orang Terseret Ombak, 3 Selamat, 1 Hilang

  • www.nusabali.com-empat-orang-terseret-ombak-3-selamat-1-hilang

Empat orang terseret ombak saat mandi di Pantai Yeh Gangga, Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, Minggu (26/2) sore.

Musibah di Pantai Yeh Gangga


TABANAN, NusaBali
Satu dari empat korban terseret ombak di sebelah di timur Pura Batu Bolong ini belum ditemukan, sementara tiga lainnya berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.

Dua dari tiga korban selamat merupakan ayah dan anak kandungnya, yakni I Putu Adi Artha Utama, 40, dan Agung Ari Kusuma, 10, warga asal Lombok, NTB yang tinggal di Banjar Tuakilang Belodan, Desa Denbantas, Kecamatan Tabanan. Sang ayah, Putu Adi Artha Utama kini menjalani perawatan di Sal Bougenvile BRSUD Tabanan, sementara putranya yakni Agung Ari Kusuma sudah dibolehkan pulang pasca dirawat.

Satu korban lagi yang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat adalah Agung Arya Wiguna, warga asal Banjar Tuakilang Belodan, Desa Denbatas yang berangkat bersama Adi Artha Utama ke Pantai Yeh Gangga. Korban Agung Arya Wiguna tidak sampai dibawa ke rumah sakit, karena kondisinya tak terlalu parah.

Sedangkan satu-satunya korban yang belum ditemukan hingga tadi malam adalah Anang Subandrio, 36, pria asal Probolinggo, Jawa Timur yang tinggal di Banjar Tuakilang Belodan, Desa Denbantas, Kecamatan Tabanan. Anang Subadrio adalah pekerja di Bengkel Artha Utama milik korban Putu Adi Artha Utama.

Informasi di lapangan, saat musibah terjadi, Minggu sore sekitar pukul 17.35 Wita, korban Putu Adi Artha Utama mandi di Pantai Yeh Gangga bersama tiga anak kandungnya, serta karyawan bengkel yakni Anang Subandrio. Selain mereka, juga ikut 4 warga lainnya asal Banjar Tuakilang Belodan, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan. Mereka berangkat bersama dan diperkirakan tiba di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara sekitar pukul 17.30 Wita.

Begitu tiba di Yeh Gangga, korban Agung Ari Kusuma, bocah Kelas IV SDN 1 Denbantas, pilih mandi di sebelah timur Pura Batu Bolong. Padahal, di lokasi ini tidak diperkenankan untuk mandi. baru sekitar 5 menit mandi, tiba-tiba bocah berusia 10 tahun ini terseret ombak.

Melihat putra majikannya terseret ombak, korban Anang Subandrio pun berusaha menyelamatkan bocah Agung Ari Kusuma. Sial, karena tidak bisa berenang, pekerja bengkel asal Probolinggo ini ikut terseret ombak. Anang Subandrio terseret dalam poisisi di bawah Agung Ari Kusuma yang ditolongnya.

Begitu tahu anak dan keperjanya terseret ombak, korban Adi Artha Utama pun berusaha memberikan pertolongan. Namun, pemilik Bengkel Artha Utama ini malah ikut terseret ombak. Sementara, anggota rombongan lainnya yang ikut berangkat sama-sama ke Pantai Yeh Gangga, berusaha memberikan pertolongan kepada korban Adi Artha Utama beserta anak dan pekerjanya. Akibatnya, satu dari mereka ikut terseretm, yakni Agung Arya Wiguna.

Nah, anggota rombongan yang tidak ikut terseret kemudian berteriak-teriak minta tolong, hingga didengar warga sekitar. Warga pun terjun memberikan pertolongan. Tiga dari empat korban terseret ombak berhasil diselamatkan dalam kondisi masih bernapas, hingga dua di antaranya dilarikan ke BRSUD Tabanan. Namun, korban Anang Subandrio belum ditemukan.

“Suami saya (korban Adi Artha Utama) sempat pingsan. Sementara anak saya (Agung Ari Kusuma) tidak sampai pingsan,” ungkap istri dari Adi Artha Utama, Gusti Ayu Ketut Sri Astini, saat ditemui NusaBali di BRSUD Tabanan, Minggu malam.

Sri Astini sendiri mengaku tidak ikut serta ke Pantai Yeh Gangga. Dia pun tidak melihat ketika suami dan ketiga anaknya berangkat ke Pantai Yeh Gangga. “Katanya ada 9 orang yang ikut ke pantai, yakni suami dan tiga anak saya, Mas Anang Subandrio, serta empat warga lainnya saya tidak tahu,” tutur Sri Astini.

Sri Astini sedih atas musibah ini, namum tetap bersyukur karena suami dan anaknya selamat dari maut. Dia berharap pekerjanya di bengkel, Anang Subandrio, segera ditemukan dalam kondisi selamat. “Mas Anang Subandrio itu orangnya baik. Dia menolong anak saya, namun dia belum ditemukan,” cerita Sri Astini.

Sedangkan kerabat korban Putu Adi Artha Utama, yakni IGW Dwi Santika, tadi malam sempat menjengkuk ke BRSUD Tabanan. Menurut Dwi Santika, korban Adi Artha Utama merupakan keluarga tunggalan sanggah. Dwi Santika mengaku tidak mendapat firasat apa pun terkait musibah yang hyaris merenggut nyawa Adi Artha Utama dan putranya, Agung Ari Kusuma.

Namun, kata Dwi Santika, sebelum musibah, ada dua anggota keluarganya yang sama-sama bermimpi diterjang air bah. Mimpi aneh itu dialami istri Dwi Santika sendiri, Ni Wayan Artini, dan ipar korban Adi Artha Utama. Hal ini juga dibenarkan ipar korban yang menemani di rumah sakit tadi malam. “Saya mimpi diterjang air bah, tapi berhasil selamat,” kata perempuan yang mengaku bernama Sayu ini.

Sementara itu, dokter jaga di BRSUD Tabanan, dr Hary, mengatakan korfban ayah dan anak kandungnya tadi malam dibawa warga ke rumah sakit dalam keadaan sadar. Namun, korban Adi Artha Utama sempat pingsan dan kemudian mengeluhkan sakit pada leher belakang. Demikian pula anaknya, Agung Ari Kusuma, mengluh sakit bagian kepala belakang. “Beruntung, setelah dirontgen, tidak ada patah pada leher korban. Semuanya aman,” terang dr Hary.

Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, tadi malam, Kapolsek Tabanan, Kompol Rahmawaty Ismail membenarkan pihaknya mendapat laporan ada empat korban terseret ombak di Pantai Yeh Gangga, tiga di antaranya dievakuasi dalam kondisi selamat. “Namun, satu korban terseret ombak sampai saat ini belum ditemukan,” terang Kompol Rahmawaty. * k21

Komentar