nusabali

Terobosan Kemenag, Revitalisasi KUA untuk Atasi Stunting

  • www.nusabali.com-terobosan-kemenag-revitalisasi-kua-untuk-atasi-stunting
  • www.nusabali.com-terobosan-kemenag-revitalisasi-kua-untuk-atasi-stunting

DENPASAR, NusaBali.com –  Untuk pencegahan dan penurunan angka stunting di Indonesia, pemerintah dan stakeholder harus bahu-membahu mengatasi persoalan gagal tumbuh yang diakibatkan karena kekurangan gizi kronis dalam waktu yang lama.

Kementerian Agama Provinsi Bali pun sudah melakukan revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA).dengan tujuan turut serta berperan dalam penanganan stunting di Pulau Dewata.

Pasalnya pencegahan stunting dapat dilakukan dari hulu, mulai dari persiapan calon pengantin (catin). “Persiapan bagi catin dapat dilakukan melalui bimbingan atau konseling pra nikah oleh tenaga penyuluh,” jelas Kepala Bidang Bimas Islam Kanwil Kemenag Provinsi Bali, Dr H Abu Siri SAg MPd I. .

Penegasan H Abu Siri ini diungkapkan saat menjadi narasumber dalam kegiatan ‘Temu Kerja Pengelola Program Genre' yang dilaksanakan oleh Perwakilan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Provinsi Bali di Hotel Harris Denpasar pada Kamis (3/2/2022).

Jika selama ini KUA lebih dikenal hanya untuk urusan agama Islam semata, maka melalui revitalisasi ini diharapkan seluruh agama dapat memanfaatkan KUA untuk melakukan bimbingan kepada umatnya. “Revitalisasi ini maksudnya adalah melakukan rebranding terhadap KUA,” terang H Abu Siri.

Terkait pencegahan stunting, KUA nantinya akan dimanfaatkan untuk melakukan konseling pranikah bagi calon pengantin sejak tiga bulan sebelum pernikahannya. Bimbingan/konseling akan dilakukan oleh penyuluh-penyuluh agama masing-masing yang ditempatkan di setiap KUA. “Harapannya seluruh masyarakat, khususnya catin dapat memanfaatkan peluang ini, sehingga anak-anak yang dilahirkan dalam keluarganya bebas stunting,” tambah H Abu Siri.

Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN, dr Ni Luh Gede Sukardiasih MFor MARS yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa dalam rangka percepatan penurunan stunting, BKKBN menggandeng berbagai lintas sektor dan mitra kerja untuk melakukan konvergensi dan intervensi pencegahan stunting, termasuk Kementerian Agama. 

Dr Luh De menyambut baik Langkah yang diambil oleh Kemenag untuk turut mempercepat penurunan stunting, khususnya di Provinsi Bali. “Kami ucapkan terima kasih atas inovasi yang telah dibuat oleh Kemenag, semoga ini dapat menjadi dorongan bagi kita dalam penanganan stunting,” ujarnya.

Lebih lanjut dr Luh De mengatakan bahwa saat ini BKKBN juga telah membuat terobosan melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK). Tim ini akan mendampingi keluarga-keluarga yang berisiko stunting, di antaranya calon pengantin, pasangan usia subur (PUS) hamil, PUS pasca melahirkan dan juga keluarga yang mempunyai balita.  “Khusus calon pengantin, harus kita dampingi dari remaja, untuk memastikan tidak terjadi anemia,” tambah dr Luh De.

Saat ini jumlah remaja di Provinsi Bali mendominasi piramida penduduk Indonesia. Menurut data BPS 2020, jumlah kaum zilenial mencapai 27,94% dan milenial mencapai 25,87% dari total jumlah penduduk. Sementara untuk Provinsi Bali sendiri, berdasarkan Pendataan Keluarga tahun 2021 (PK 21) jumlahnya mencapai 500.199 orang dari total jumlah jiwa  3.542.586.

Kegiatan Temu Kerja Pengelola Program Genre juga dihadiri oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Catatan Sipil (DPMD Dukcapil) Provinsi Bali, Dinas Sosial Provinsi Bali serta Dinas OPD-KB, Pengelola Genre dan penyuluh agama kabupaten / kota.

Komentar