nusabali

Maknai Tumpek Uye, Yayasan Janahita Ubud Tanam Pohon

  • www.nusabali.com-maknai-tumpek-uye-yayasan-janahita-ubud-tanam-pohon

GIANYAR, NusaBali 

Yayasan Janahita Mandala Ubud (YJMU) memaknai peringatan Tumpek Uye, Saniscara Kliwon Uye, Sabtu (29/1).

Pemaknaan dengan aksi penanaman bibit pohon, penebaran benih ikan dan pelepasliaran burung. Aksi secara kolaborasi dengan PT Pelindo III Bali Nusra ini dipusatkan di Tukad Oos Campuhan, kawasan Pura Gunung Lebah Ubud, Sukra Wage Uye, Jumat (28/1) pagi.

Ketua YJMU Tjokorda Gde Agung Ichiro Sukawati Ba Hons, didampingi Sekretaris Umum Yayasan Dr Cokorda Gde Bayu Putra SE MSi, menjelaskan gerakan aksi ini sebagai upaya transformasi literasi. Kata dia, 

selama ini YJMU telah melakukan beragam aktivitas pemajuan dan penguatan kebudayaan, kini dilengkapi dengan gerakan aksi. "Kami telah banyak mengangkat sisi-sisi terdalam khasanah literasi Bali. Dari upaya pendalaman penggalian khasanah literasi, kini menjadi sebuah gerakan aksi," jelas putra Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati ini. 

Aksi ini untuk menjaga ekosistem alam semesta sehingga  generasi ke depan dapat menikmati kelestarian alam lingkungan Bali. Ditegaskan Tjokorda Ichiro, gerakan aksi pelestarian lingkungan tanah, air dan udara ini sejalan dengan momentum peringatan Tumpek Uye sebagai life style (gaya hidup). Ada 5.300 bibit pohon yang ditanam. Tidak saja menghijaukan kawasan Campuhan, bibit pohon juga ditanam di sepanjang bukit Campuhan dan dibagikan ke ribuan Krama di 7 desa adat dan 2 banjar adat se Ubud. 

Bantuan bibit pohon ukuran besar yang ditanam di Campuhan dan dibagi ke desa adat, benih ikan, dan acara seromonial didukung penuh oleh PT Pelindo III Bali Nusra. Bantuan bibit kecil yang dibagi ke desa adat dibantu oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Unda Anyar Bali. Jenis pohon yang ditanam seperti Mahoni, Cempaka Kuning, Majegau, Sawo Kecik, Jambu Biji dan rumput Vertiver. "Harapan kami gerakan kecil ini mampu memberi siraman semangat, tidak saja bagi masyarakat di Ubud tapi juga di Bali tentang upaya pelestarian lingkungan menuju kearifan ekologis," jelas Tjokorda Ichiro.

Campuhan sebagai bagian dari sejarah perjalanan peradaban Ubud dipilih karena merupakan daerah yang sangat disucikan. Sebuah daerah konservasi yang memberikan spirit dan aura bagi Ubud. Dalam kesempatan itu, benih ikan yang ditebar sekitar 3.000 benih di sungai Oos campuhan dan 1.000 benih di sungai mumbul ubud serta puluhan ekor burung Crucuk, Titiran dan Kecinglar. Selain itu bersama komunitas Trash Hero Chapter Ubud juga melaksanakan pembersihan pinggiran Sungai Oos. 

Untuk diketahui Rumput Vertiver yang memiliki nama ilmiah Vetiveira zizanioides L atau Andropogon murica ini memiliki bentuk berupa rumput dengan akar yang rimbun. Akar rimbunnya tersebutlah yang menjadi alasan mengapa tanaman ini menjadi salah satu tanaman andalan dalam mencegah erosi ataupun tanah longsor. Tanaman yang lebih dikenal dengan nama Akar Wangi ini bisa tumbuh setinggi 0,5 hingga 1,5 meter. Tak hanya menjulang ke atas, tanaman golongan rumput yang satu ini juga mampu tumbuh lurus ke dalam tanah. Selain itu, tanaman ini ternyata juga punya daya tahan yang bagus banget, terutama terhadap bahan logam berat dan salinitas. Bahkan, tanaman ini juga mampu hidup pada lingkungan yang memiliki tingkat keasamaan di antara 3 hingga 11,5. Oleh karena itu, tanaman ini juga sering kali dijadikan sebagai medium untuk memperbaiki kondisi fisik dan kimia tanah yang rusak. *nvi

Komentar